Apresiasi Puisi Sekejap saja, ulasan untaian kata dengan kiasan/ metafora yang membutuhkan sedikit kecakapan, untuk lebih memahami simaklah pembahasan teori dasar puisi, hingga ke pemahaman mengenai metafora singkat beserta arti dan penjelasannya di bawah ini.
"Hari ini, jangan percaya program acara di televisi, karena kebanyakan mereka sedang mencuci otak kalian dengan berita-berita tidak sesuai fakta, mereka hanya cari rating saja". Bacaan Ragu : Program tv ke-cuci otak_
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, cukup digemari oleh semua kalangan. Bahasa-nya yang indah, romantis, menjadi salah satu alasan puisi selalu menarik perhatian. Selain itu, tak jarang seseorang menggunakan media puisi untuk menyatakan kasih sayang kepada orang tua, kerinduan pada kekasih juga kata sapaan untuk sahabat.
Puisi memiliki berbagai macam jenis aliran, seperti puisi lama, puisi baru, mistik , religi, puisi kontemporer, dll hingga puisi kontemporer. Semua jenis puisi tersebut masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri.
Salah satu jenis puisi yang cukup popular tercipta yaitu puisi dengan mempertimbangkan nilai unik dengan penggunaan kata pilihan.
Gendre dalam puisi dapat dikategorikan : puisi balada, puisi roman , puisi elegi, puisi himne, puisi ode hingga puisi satire dan kontemporer/ ke-kinian. Lantas bagaimana apresiasi karakteristik puisi ?, bahasan kita kali ini menggunakan pendekatan makna kiasan/ metafora. Akhirnya, mari belajar sastra dan simak puisi berikut ini.
Puisi ~ Sekejap Saja
Bulan bertengger di bulu matamu..., jangan berkedip
Sejenak saja di tatapmu, itu sihir..., sejauh matamu memandang tumbuh lumut-lumut hijau
Sekejap di matamu, senyumku tenggelam abadi, sebelum, kau kedipkan .
Sejenak saja di tatapmu, itu sihir..., sejauh matamu memandang tumbuh lumut-lumut hijau
Sekejap di matamu, senyumku tenggelam abadi, sebelum, kau kedipkan .
__________
Kaimuddin mbck, Maros 2009
Apresiasi Puisi "Sekejap Saja".
Kata "tatapan itu indah", bermaksud menyatakan bahwa, Bulan bertengger di bulu matamu
", menandakan suasana malam yang indah, berpadu dengan keindahan tatapan mata tersebut,
Pemilihan Kata Unik / Khas : Makna Kias/ konotatif, Kata-kata yang penuh dengan penafsiran untuk mengetahui isi/maknanya. Contoh : Bulan bertengger di bulu matamu, jangan berkedip, Ketika itu tatapanmu sihir –sejauh memandang, tumbuh lumut-lumut hijau.
Makna kias di atas mudah dipahami karena diberi penjelasan pada baris berikutnya. Kata " Senyumku tenggelam abadi, sebelum : Kau kedipkan mata". (Dalam puisi lambang yaitu pengantian suatu hal dengan benda lain/hal lain. Jenis – jenis lambang dalam puisi meliputi lambang benda, lambang warna, lambang bunyi, lambang suasana.
Kalimat dari petikan puisi "senyumku tenggelam abadi sebelum kau kedipkan mata", menyiratkan kesan kebahagiaan yang mendalam terhadap keindahan mata yang ditatapnya, lebih dikaitkan lagi dengan bulan bertengger di bulu matanya. seolah mengatakan bahwa "mata indah itu adalah sesuatu yang mungkin tak akan pernah dilihatnya lagi, sebab ini hanya terjadi secara "sekedipan saja" atau sekejap saja.
Lambang / kiasan/ metafora, suasana merujuk pada peristiwa / keadaan yang tidak digambarkan seperti apa adanya tetapi diganti dengan yang lain. Contoh : indah bulan, di lengkapi atau di dekatkan dengan keindahan mata, dengan Kata bulan bertengger di bulu matamu, .melambangkan suasana hati penulis yang sangat menyukai keindahan mata itu, juga penulis coba mengajak metafora pengapresiasi untuk lebih berkembang dengan mengimpulskaN bulan hinggap seolah burung yang bertengger di matamu. karena ciptaan konsentrasi dan kekuatan bahasa yang disebut daya gaib seperti mantra-mantra.
Contoh:
Ketika itu tatapanmu sihir –sejauh memandang
tumbuh lumut-lumut hijau
Tawaran imajinasi pelengkap pengertian, kata-kata yang dapat memperjelas/memperkonkret apa yang dinyatakan penulis. diterima sebagai pengertian jelas setelah mengalami persambungan kata "sejauh tatapanmu tumbuh lumut-lumut hijau, aku tenggelam abadi..."
Tema = gagasan pokok / pokok permasalahan dari sang penyair. Sedikit banyak pembaca harus tahu latar belakang penulis agar tidak salah tafsir. dan dalam tapsiran / sebut saja garis besar yang ingin di sampaikan penulis bahwa " ia sedang tersihir dengan tatapan mata sekejap yang sangat indah, meskipun sangat singkat, seolah tatapan itu sihir ia (penulis ) takjub dan menyerahklan pilihannya pada teks " sedetik sebelum kau kedipkan mata, tatapan itu telah abadi.
_______
dalam pekat kemarau, tanah tanah kering, sumur yang landai, motor yang terperosok di jalan lubang, dan gadis desa memanggul air di kepalanya,
: kehidupan dan debu mengalir pelan di sepanjang batang waktu, begitu banyak jejak yang tersapu kemarau, bahkan terdengar jerit mangga yang daunnya tinggal satu, setelah sia-sia menyampaikan pesan. Tentu saja kau tak disini ketika gadis desa memanggul air dikepalanya, sedang tanah retak dipijak-nya, sekejap saja, tapi tatapanmu pecah dilarung kemarau.
_________
Ulasan Perlawanan
Mengabadikan Kesan kekeringan di daerah pesisir. ketika warga terpaksa menggunakan sumur umum yang berjarak sampai 500 meter untuk mengambil air. pun hal itu hanya untuk mencuci dan mandi. Sementara untuk kebutuhan masak dan minum, warga terpaksa harus membeli air Rp10.000 per tiga jerigen (Seperti terlihat di kab maros sul-sel : Desa Pajjukang, Tunikamaseang, Tuppabbiring, Minasaupa, dan Ampekale)
perihal lain adalah motor yang terperosok sebab, gadis desa yang memanggul air dikepalanya ..., sangat alami seperti pekat kemarau yang menetaskan keringat di keningnya
_______________________
Gaya Realisme Magis
Puisi | Sekali Saja Takjub
Sekali saja takjub itu, menulis puisi membebaskan kata-kata atau serupa mengambalikan kata pada awal mulanya. ...Dan kata pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya adalah mengembalikan kata kepada mantera. “
(Sutardji Calzaum Bachri. Bandung, 30 Maret 1973)
Secara lunak realisme-magis didefinisikan sebagai gaya estetika atau mode di mana elemen magis ini dicampur ke dalam suasana realistis untuk mengakses pemahaman yang lebih dalam kenyataan. Unsur-unsur magis tersebut dijelaskan eperti kejadian normalyang disajikan secara langsung dan unembellished yang memungkinkan “real” dan “fantastis”simak puisi berikut ini.
Puisi religi: Sekali Takjub
Laut itu,
tak berdusta ketika garam tubuhnya menetralkan
sampah dan bau bangkai.
Laut itu, senang melihat nelayan menatapnya
penuh makna, lalu....mengambil
sebagian hiasan di tubuhnya.
Laut itu,
Gembira melihat gadis belia memberi hadiah boneka
pada lumba-lumba yang bermain di wajahnya
Laut itu,
Tersenyum pada bulan yang membayang di dadanya-
dengan bermanja-manja,dan tertawa pada matahari
senja yang mewarnai rambutnya dengan jingga.
Hanya sekali laut itu,takjub
Ketika Musa membelah tubuhnya dan
menenggelamkan Firaun
hanya sekali.......
______
Maros.2008
~~~~~~~~~~~~
Apresiai Puisi_ "Rindu"
Dalam tarian laut ini, ombak hentak berkali-kali, deburnya memanggil-manggil,
engkaukah angin laut yang meruncingkan rindu, kekang kemudi yang bergerak gila ?
uh..semestinya kau ada
Pada jendela perahu akulah desak penuh gelisah…,
Adakah jemarimu masih mengepal rindu, atau rambutmu riap-riap sepi di ujung tanjung ,
aku lenguh dik,
malam menerawang sepiku dan hunjam gerimis di luar perahu
.semestinya tangan kita bergenggaman,
mata kita merangkai kasih
sepoi sepi syahdu lantun ombak
bayanganmu meruang raung, jauh kepulau seberang
serasa meneguk kesedihan pada perahu yang
kuberi nama, sama dengan namamu.
Desau angin pada perahu layar
ia menyebutmu namamu berkali-kali…..
sebelum runtuh pulau kecil ini
dik, dalam semayam sepi ini,
aku hilang kemudi.
____
Sangbaco
"Tenggelam rindu" di Pulau Kodingareng_
__________________________
Apresiasi Puisi "Berkali-kali Memanggilmu"
Ketaktisan meramu kata dalam relevansi laut pulau dan sepi akut yang tertahan, sosok yang segalanya dialamatkan pada luahan peristiwa malam Tentang kekesalan , sedikit amarah , sepi bahkan rindu.
Puisi "Berkali-kali Memanggilmu" coba diramu dalam apresiasi membaca hentakan-hentakan diksi yang renyah. Ia hadir dengan sejumput nuansa warna pulau berpadu dengan rasa semacam kedongkolan. Toh segala-galanya adalah jarak, ia menjadi serupa cambuk yang terus-menerus memicu sepi dalam catatan sebagai saksi_
_________
Barrang Caddi_Pangkep_ 27 Mei 2011
Kaimuddin mbck "Puisi Berkali-kali Memanggilmu",
Apresiasi Puisi "Bajingan" by, Dendang Sastra Modern
Tarian Sepi
Jangan ganggu sepinya, bahkan biarkan laki laki itu menangis, cuma itu miliknya, kosong dan resah. Ia melelah, tertekan dan bosan. Dalam sepi, tatapannya tengadah langit, keras matahari mencolek wajahnya. Hingga malam tiba, dan riuh jerit terdengar.
Analisis Puisi : Tekanan emosional kata-kata kiasan, yang mampus-mampusan, ruang hampa hatinya : "ia baru saja membunuh semangatnya", Itulah hati yang sunyi-senyap dari gempita yang hampa-kosong, sepi yang yang hilir mudik dan sibuk menghela tarian di keseluruh jiwanya, sangat erotik
Tarian Sepi gila, (apresiasi) : banal tanpa estetika penuh gratifikasi seperti pesta riuh "suka-suka penuh gemuruh". Namun, lagi-lagi, sebenarnya tak ada pesta, tak ada suka-cita. Ada yang berpamitan padanya, dan sebuah penjara baru saja di buatnya sendiri, di sisi jalan dan lampu malam meredup..Arus sungai begitu begitu bersahabat padanya, Uppss...tak apapaun terdengar juga terlihat "bisu dan penuh ledak" : jangan ganggu sepinya, ia tak pernah kembali...(ilustrasi: gadis peminta-minta yang tenggelam di sungai marusu sore tadi)
Jangan Ganggu "Sepiku"
ia, membaca sudut sunyi
pada lekuk jembatan tua yang renta dan daun mangga yang gugur.
masih disinikah engkau, menelan peristiwa pada sungai yang
surut, dan jelajah tanah kerontang. demikian jerit ?,
Sepiku adalah kemarau dari derita sumur kering di pesisir (Bontoa Maros)
Membaca sudut sunyi
bayangan larut melegam dirinya
sendiri, uh, tanah tanah retak kering,
jejak duka mengulum riwayat
kembali, sepi tak terkira : merajam.
membaca sudut sunyi adalah kisaran ombak yang membelah pulau,
disini, temu paling bisu, awas...jangan ganggu sepiku.
____________
Analisis puisi Hermeneutik, dalam puisi " Gangguan Sepi "
Sepi kadang membawa kita ke ruang paling dalam dimana kita saling berhadap-hadapan, bertatapan muka, dan dengan begitu mengalami interkonektivitas batin dengan semua wajah realitas sepi. Maka, memutus hubungan dengan apresiasi terdalam dari sepi adalah kesalahan. Di sini adalah separasi dan isolasi sepi yang melarangmu mengganggunya, yaitu keterpisahan dari sumber kehidupan dan semua wajah metafora sepi. Sepi yang tragis. Tak hanya bahwa ia kehilangan sumber sukacita terbesar, tetapi sekaligus memutuskan jejaring relasional kita dengan ilahi sebagai bagian dari tadabbur di sepertiga malam sepi. Masihkah kau ragukan sepi tanpa-nya seluruh tatanan kehidupan ini akan runtuh; tanpa sepi.__Maros.2008. Kaimuddin.Haq,
__________
Interpretasi Puisi Mistik
Waktu telah berjalan begitu cepat, menghitung sisa hari seperti ketukan detik jam yang melekat pada bom waktu, sebuah rahasia terkubur rapat-rapat mengelilingi kematian, baginya,"malam memanglah persekutuan sunyi dan rasa sakit". (*Link terkait > sketsa perempuan jalang (interview)
Kata dan suara adalah perempuan jalang, datang dan pergi sesuka hati
perempuan malam, adalah teks penuh rayu dengan bulan meringkuk ditubuhnya penuh nafsu.Luruh gemulainya memikat peraduan dengan kisah kasih yang terlarang. Ya suara perempuan malam dalam desah, kau ditrlikung-nya kelebur warna abu.
Jalang dalam kata dan suara
Menelisik kebayangan silam yang berdiri di tepi jendela, penuh kata
juga teriak memecah hening. adalah gemerincing suara masa silam, ia : perempuan jalang yang datang dan pergi sesuka hati ?.
Malam ini tidak seperti biasa. aku tidak pernah merenung sebelum - sebelum ini.
aku lihat perempuan jalang itu tersenyum pada bayangan silam, yang dalam kelam malam muncul bulan tiba-tiba turun kedekatnya tanpa salam, apakah ini sudah merupakan suara atau tulisan ?
Mimpi ... celah-celah lipatan silam jadi halusinisasi yang mengorbankan diri. dan setiap malam aku dambakan bayangan itu tetap datang, merasuk setiap urat darah kenangan. membiarkan semuanya bergerak dalam kepala sendiri dan tersenyum bila halusinasi itu memegang belati dan menggorok leherku tanpa malu-malu, atau akhirnya inilah suara dan tulisan itu ?
Siapakah yang akan datang berikutnya dalam duka, sungguh kau tak pernah sendiri,kau tetap bersama suara dan tulisan.
Hujan lebat baru saja reda, meninggalkan titis - titis air yang membulat,
sedetik sebelum renggang ia pecah membanjiri kota bahkan luapnya men-
daki bukit, uh....kukira ini lebih "suara dan tulisan",
: aku masih hidup.
_____
Antologi Puisi Cinta
Kumpulan puisi cinta, catatan yang sayang jika membuanganya, memoar sepinya adalah halaman panjang dan rindunya yang tak ketulungan, ya kita tandai dengan "tulis tulis saja", inspirasi kumpulan 7 puisi cinta berikut mulai tertulis sejak 1999,
Ketika dunia selalu saja luput dari genggaman, termasuk rindu yang tak pernah berpihak, dan kemenangan hari ini hanyalah karena aku menyisahkan teks yang setiap saat dapat mengingatkan masa lalu itu, dan ku-membacanya hingga mabuk.
Memoar bulu mata-mu
Aku ingat kembali
bulu matamu yang lentik dan
kembali ingin sekali meniupnya, ahh......
aku bayangkan saja telah menemuimu dan........
melakukannya ...
lagi.......
Puisi | Sepi_
Sepi adalah lidah api yang menjilat-jilat
Terdesak pada sudut-sudut gelap tempat segala perih
di tenggelamkan
Wajah wajah bersetubuh, bugil, dingin, penuh ilusi ..imajinasi
Disini terkubur lalu terlahir kembali, sebagai kata dalam “sepi..”
Puisi Rindu-Nya
ia, merindukanmu
silet bermata lebar, menatap paha, leher, matamu…..
tapi..kemana pergimu ketika sesosok tubuh,
pucat meregang tanpa nyawa,
ia silet menembus jeruji besi, mencarimu……
Tapi Aku Lelaki ?_
Pangeran dengan pedang di tangan, menyelamatkan aku dari
sebuah kurungan, aku benar-benar menyadari ketika sebuah jari lembut me-
mapahku dengan kasih, sulit meminta berhenti sebelum benar-benar pagi
karena malam itu aku adalah wanita.
Narasi Elegi dari Film "Sekejap Saja Mati"
(suatu sore bersama kucing kesayangan)
Suara dari backstage: pilu dan jerit…
si pelacur menangis hingga demam, sebab ikan
pemberiannya hasil ngelacur,
tak disantap, mulut yang
sering mengusap jari telunjuknya berbusa
Puisi "Puntung Rokok" (Keringa kata)
Tumpukan puntung roko’ di asbak semalam,
adalah cerobang dari keringat kata yang menetes,
setelah sebelumnya ia berlayar dan tersesat sendirian ,
ketika fajar menggelar subuh,
... tumpukan puntung roko’ di asbak semalam, dalam bisu…,
”sejuta kata seperti hendak diteriakkannya “
Puisi Pesta Semut
Gerak angin menggetarkan daun…. kusangka peluru melesat,
seseorang yang sedang tidur teriak “akh…”,
sebuah lubang berdarah di jidatnya,
ia terbangun di siang itu lalu membasuh muka,
"kukira jerawatnya sedang meledak",
ia menatap cermin tak percaya
:baru saja semut pesta di wajahnya……..
By : Kaimuddin Mbck-Maros
______
Sastra Wisata
Puisi Kisah " Sekalian Beli Hatimu"
Gejolak hijau daun teh menuai disepanjang perkebunan, tentang rindu yang tercecer di kelok jalan penuh lubang, juga tentang janji yang tertinggal pada bunga edelweis, sebuah kans ....memelukmu ke dua kali tanpa satupun sandiwara (seperti temu awal itu), ya sangat alami bebukitan dan kotamu melukiskan cerita apa adanya...: aku ingin membeli lebih banyak bunga juga markisa juga tak lupa membeli hatimu, hihi....kau suka ya_ by Malino
kumpulan puisi cinta , memoar, "tulis tulis saja"
___________
Apresiasi Elegi dalam Kata-kata Sedih
*Kumpulan 7 (tujuh) Puisi Sedih
Puisi Sedih |1| Malam Rintih di Rahimmu
Gaung hening dan jerit suara perih, sedang jalan kembali hanya tepi langit, pun penuh ciprat tinta, ya..,jarak pandang sedemikian malam, tempat yang akrab datang, ajarkan kesan tiada dan hampa
Tidakkah rintih di rahim-mu ?, ketika siapapun tak di rupanya/ kertas-kertas lalu ditulis atau digambari dan mencari-cari jauhnya jiwa dalamnya perenungan.
Berulang malam mengelana, pada detik nan dingin, atau
pada hujan dengan rintik menusuk,
yah...malam pada akhirnya adalah :
kesepian…
jalan panjang…
asing..
tak pintu ….
tak kenal…dan
tak apapun
pada detik akhir waktu, Ia berdiri kaku penuh dingin,
sebuah elegi didendangkan-nya : apakah terdengar rintih di rahimmu ?
________
Puisi Sedih 2
Menyulam harapan berkali kali dan menandai malam yang mendampar kita kemana saja, katamu, “kita insan malam, terusir.. , serupa asap rokok yang kita hempas bersama”. kita hitam malam, bajingan yang mengukur jalan di trotoar, jejaki kita melapuk sayang, dan waktu tak memihak. Menikahlah dengan-nya. (catatan : cinta ini kutukan)
Puisi Sedih 3
Mengenal luka kemarin yang belum kita terjemahkan, aku....., menulusuri bening matamu, lengkung alismu, jika saja tersimpan ledak yang mungkin mencairkan beku. Biadablah rasa itu ketika ia tak tahu jalan pulang.
Puisi Sedih 4
Kuingat kembali bentangan namamu, hujan telah redah karenanya, meski sunyi belum bisa kuungkap sebagai cerita “kelahiran kembali”, yah... kita jauh yang tertusuk, kembali melarung rindu.
Puisi Sedih 5
oh..alangkah indahnya sepi, dalam tanah kerontang, tumbuh bukit-bukit baru seakan mendaki langit telaga jiwa, terus belajar tentang “sepi”, sebab sepi catatan sederhana, bahkan mengenalkan kata "bunuh diri".
Puisi Sedih 6
Saat kacanya buram karena lembab, dan kau-datang membersihkanya penuh rindu. uh... kau pergi lagi, kembali meninggalkan bingkai potret-mu dengan segala gelayut sepi (kau pergi lagi).
Puisi Sedih 7
Kertas-kertas lalu ditulis, digambari, dan mencari-cari jauhnya tanda, sebab kepemilikan dari jelma sungai yang mengalir sedang muara tak kau temukan, aku catatan berantakan yang kuatir, : tak ajakmu melayar.
___
", menandakan suasana malam yang indah, berpadu dengan keindahan tatapan mata tersebut,
Pemilihan Kata Unik / Khas : Makna Kias/ konotatif, Kata-kata yang penuh dengan penafsiran untuk mengetahui isi/maknanya. Contoh : Bulan bertengger di bulu matamu, jangan berkedip, Ketika itu tatapanmu sihir –sejauh memandang, tumbuh lumut-lumut hijau.
Makna kias di atas mudah dipahami karena diberi penjelasan pada baris berikutnya. Kata " Senyumku tenggelam abadi, sebelum : Kau kedipkan mata". (Dalam puisi lambang yaitu pengantian suatu hal dengan benda lain/hal lain. Jenis – jenis lambang dalam puisi meliputi lambang benda, lambang warna, lambang bunyi, lambang suasana.
Kalimat dari petikan puisi "senyumku tenggelam abadi sebelum kau kedipkan mata", menyiratkan kesan kebahagiaan yang mendalam terhadap keindahan mata yang ditatapnya, lebih dikaitkan lagi dengan bulan bertengger di bulu matanya. seolah mengatakan bahwa "mata indah itu adalah sesuatu yang mungkin tak akan pernah dilihatnya lagi, sebab ini hanya terjadi secara "sekedipan saja" atau sekejap saja.
Lambang / kiasan/ metafora, suasana merujuk pada peristiwa / keadaan yang tidak digambarkan seperti apa adanya tetapi diganti dengan yang lain. Contoh : indah bulan, di lengkapi atau di dekatkan dengan keindahan mata, dengan Kata bulan bertengger di bulu matamu, .melambangkan suasana hati penulis yang sangat menyukai keindahan mata itu, juga penulis coba mengajak metafora pengapresiasi untuk lebih berkembang dengan mengimpulskaN bulan hinggap seolah burung yang bertengger di matamu. karena ciptaan konsentrasi dan kekuatan bahasa yang disebut daya gaib seperti mantra-mantra.
Contoh:
Ketika itu tatapanmu sihir –sejauh memandang
tumbuh lumut-lumut hijau
Tawaran imajinasi pelengkap pengertian, kata-kata yang dapat memperjelas/memperkonkret apa yang dinyatakan penulis. diterima sebagai pengertian jelas setelah mengalami persambungan kata "sejauh tatapanmu tumbuh lumut-lumut hijau, aku tenggelam abadi..."
Tema = gagasan pokok / pokok permasalahan dari sang penyair. Sedikit banyak pembaca harus tahu latar belakang penulis agar tidak salah tafsir. dan dalam tapsiran / sebut saja garis besar yang ingin di sampaikan penulis bahwa " ia sedang tersihir dengan tatapan mata sekejap yang sangat indah, meskipun sangat singkat, seolah tatapan itu sihir ia (penulis ) takjub dan menyerahklan pilihannya pada teks " sedetik sebelum kau kedipkan mata, tatapan itu telah abadi.
Penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran dan penikmatan atas karya sastra yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi tersebut, tipikalnya dengan memahami ciri kebahasaan dan pemaknaan, juga ke-padatan/ Pemadatan Bahasa. Impulsnya bahwa bahasa dipadatkan agar berkekuatan, atau memiliki makna yang lebih luas, mempunyai kekuatan kata sebagai daya dukung metafora.
dalam pekat kemarau, tanah tanah kering, sumur yang landai, motor yang terperosok di jalan lubang, dan gadis desa memanggul air di kepalanya,
: kehidupan dan debu mengalir pelan di sepanjang batang waktu, begitu banyak jejak yang tersapu kemarau, bahkan terdengar jerit mangga yang daunnya tinggal satu, setelah sia-sia menyampaikan pesan. Tentu saja kau tak disini ketika gadis desa memanggul air dikepalanya, sedang tanah retak dipijak-nya, sekejap saja, tapi tatapanmu pecah dilarung kemarau.
_________
Ulasan Perlawanan
Mengabadikan Kesan kekeringan di daerah pesisir. ketika warga terpaksa menggunakan sumur umum yang berjarak sampai 500 meter untuk mengambil air. pun hal itu hanya untuk mencuci dan mandi. Sementara untuk kebutuhan masak dan minum, warga terpaksa harus membeli air Rp10.000 per tiga jerigen (Seperti terlihat di kab maros sul-sel : Desa Pajjukang, Tunikamaseang, Tuppabbiring, Minasaupa, dan Ampekale)
perihal lain adalah motor yang terperosok sebab, gadis desa yang memanggul air dikepalanya ..., sangat alami seperti pekat kemarau yang menetaskan keringat di keningnya
_______________________
Gaya Realisme Magis
Puisi | Sekali Saja Takjub
Sekali saja takjub itu, menulis puisi membebaskan kata-kata atau serupa mengambalikan kata pada awal mulanya. ...Dan kata pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya adalah mengembalikan kata kepada mantera. “
(Sutardji Calzaum Bachri. Bandung, 30 Maret 1973)
Secara lunak realisme-magis didefinisikan sebagai gaya estetika atau mode di mana elemen magis ini dicampur ke dalam suasana realistis untuk mengakses pemahaman yang lebih dalam kenyataan. Unsur-unsur magis tersebut dijelaskan eperti kejadian normalyang disajikan secara langsung dan unembellished yang memungkinkan “real” dan “fantastis”simak puisi berikut ini.
Puisi religi: Sekali Takjub
Laut itu,
tak berdusta ketika garam tubuhnya menetralkan
sampah dan bau bangkai.
Laut itu, senang melihat nelayan menatapnya
penuh makna, lalu....mengambil
sebagian hiasan di tubuhnya.
Laut itu,
Gembira melihat gadis belia memberi hadiah boneka
pada lumba-lumba yang bermain di wajahnya
Laut itu,
Tersenyum pada bulan yang membayang di dadanya-
dengan bermanja-manja,dan tertawa pada matahari
senja yang mewarnai rambutnya dengan jingga.
Hanya sekali laut itu,takjub
Ketika Musa membelah tubuhnya dan
menenggelamkan Firaun
hanya sekali.......
______
Maros.2008
~~~~~~~~~~~~
Apresiai Puisi_ "Rindu"
Dalam tarian laut ini, ombak hentak berkali-kali, deburnya memanggil-manggil,
engkaukah angin laut yang meruncingkan rindu, kekang kemudi yang bergerak gila ?
uh..semestinya kau ada
Pada jendela perahu akulah desak penuh gelisah…,
Adakah jemarimu masih mengepal rindu, atau rambutmu riap-riap sepi di ujung tanjung ,
aku lenguh dik,
malam menerawang sepiku dan hunjam gerimis di luar perahu
.semestinya tangan kita bergenggaman,
mata kita merangkai kasih
sepoi sepi syahdu lantun ombak
bayanganmu meruang raung, jauh kepulau seberang
serasa meneguk kesedihan pada perahu yang
kuberi nama, sama dengan namamu.
Desau angin pada perahu layar
ia menyebutmu namamu berkali-kali…..
sebelum runtuh pulau kecil ini
dik, dalam semayam sepi ini,
aku hilang kemudi.
____
Sangbaco
"Tenggelam rindu" di Pulau Kodingareng_
__________________________
Apresiasi Puisi "Berkali-kali Memanggilmu"
Ketaktisan meramu kata dalam relevansi laut pulau dan sepi akut yang tertahan, sosok yang segalanya dialamatkan pada luahan peristiwa malam Tentang kekesalan , sedikit amarah , sepi bahkan rindu.
Puisi "Berkali-kali Memanggilmu" coba diramu dalam apresiasi membaca hentakan-hentakan diksi yang renyah. Ia hadir dengan sejumput nuansa warna pulau berpadu dengan rasa semacam kedongkolan. Toh segala-galanya adalah jarak, ia menjadi serupa cambuk yang terus-menerus memicu sepi dalam catatan sebagai saksi_
_________
Barrang Caddi_Pangkep_ 27 Mei 2011
Kaimuddin mbck "Puisi Berkali-kali Memanggilmu",
Apresiasi Puisi "Bajingan" by, Dendang Sastra Modern
Tarian Sepi
Jangan ganggu sepinya, bahkan biarkan laki laki itu menangis, cuma itu miliknya, kosong dan resah. Ia melelah, tertekan dan bosan. Dalam sepi, tatapannya tengadah langit, keras matahari mencolek wajahnya. Hingga malam tiba, dan riuh jerit terdengar.
Analisis Puisi : Tekanan emosional kata-kata kiasan, yang mampus-mampusan, ruang hampa hatinya : "ia baru saja membunuh semangatnya", Itulah hati yang sunyi-senyap dari gempita yang hampa-kosong, sepi yang yang hilir mudik dan sibuk menghela tarian di keseluruh jiwanya, sangat erotik
Tarian Sepi gila, (apresiasi) : banal tanpa estetika penuh gratifikasi seperti pesta riuh "suka-suka penuh gemuruh". Namun, lagi-lagi, sebenarnya tak ada pesta, tak ada suka-cita. Ada yang berpamitan padanya, dan sebuah penjara baru saja di buatnya sendiri, di sisi jalan dan lampu malam meredup..Arus sungai begitu begitu bersahabat padanya, Uppss...tak apapaun terdengar juga terlihat "bisu dan penuh ledak" : jangan ganggu sepinya, ia tak pernah kembali...(ilustrasi: gadis peminta-minta yang tenggelam di sungai marusu sore tadi)
Jangan Ganggu "Sepiku"
ia, membaca sudut sunyi
pada lekuk jembatan tua yang renta dan daun mangga yang gugur.
masih disinikah engkau, menelan peristiwa pada sungai yang
surut, dan jelajah tanah kerontang. demikian jerit ?,
Sepiku adalah kemarau dari derita sumur kering di pesisir (Bontoa Maros)
Membaca sudut sunyi
bayangan larut melegam dirinya
sendiri, uh, tanah tanah retak kering,
jejak duka mengulum riwayat
kembali, sepi tak terkira : merajam.
membaca sudut sunyi adalah kisaran ombak yang membelah pulau,
disini, temu paling bisu, awas...jangan ganggu sepiku.
____________
Analisis puisi Hermeneutik, dalam puisi " Gangguan Sepi "
Sepi kadang membawa kita ke ruang paling dalam dimana kita saling berhadap-hadapan, bertatapan muka, dan dengan begitu mengalami interkonektivitas batin dengan semua wajah realitas sepi. Maka, memutus hubungan dengan apresiasi terdalam dari sepi adalah kesalahan. Di sini adalah separasi dan isolasi sepi yang melarangmu mengganggunya, yaitu keterpisahan dari sumber kehidupan dan semua wajah metafora sepi. Sepi yang tragis. Tak hanya bahwa ia kehilangan sumber sukacita terbesar, tetapi sekaligus memutuskan jejaring relasional kita dengan ilahi sebagai bagian dari tadabbur di sepertiga malam sepi. Masihkah kau ragukan sepi tanpa-nya seluruh tatanan kehidupan ini akan runtuh; tanpa sepi.__Maros.2008. Kaimuddin.Haq,
__________
Interpretasi Puisi Mistik
Waktu telah berjalan begitu cepat, menghitung sisa hari seperti ketukan detik jam yang melekat pada bom waktu, sebuah rahasia terkubur rapat-rapat mengelilingi kematian, baginya,"malam memanglah persekutuan sunyi dan rasa sakit". (*Link terkait > sketsa perempuan jalang (interview)
Kata dan suara adalah perempuan jalang, datang dan pergi sesuka hati
perempuan malam, adalah teks penuh rayu dengan bulan meringkuk ditubuhnya penuh nafsu.Luruh gemulainya memikat peraduan dengan kisah kasih yang terlarang. Ya suara perempuan malam dalam desah, kau ditrlikung-nya kelebur warna abu.
Jalang dalam kata dan suara
Menelisik kebayangan silam yang berdiri di tepi jendela, penuh kata
juga teriak memecah hening. adalah gemerincing suara masa silam, ia : perempuan jalang yang datang dan pergi sesuka hati ?.
Malam ini tidak seperti biasa. aku tidak pernah merenung sebelum - sebelum ini.
aku lihat perempuan jalang itu tersenyum pada bayangan silam, yang dalam kelam malam muncul bulan tiba-tiba turun kedekatnya tanpa salam, apakah ini sudah merupakan suara atau tulisan ?
Mimpi ... celah-celah lipatan silam jadi halusinisasi yang mengorbankan diri. dan setiap malam aku dambakan bayangan itu tetap datang, merasuk setiap urat darah kenangan. membiarkan semuanya bergerak dalam kepala sendiri dan tersenyum bila halusinasi itu memegang belati dan menggorok leherku tanpa malu-malu, atau akhirnya inilah suara dan tulisan itu ?
Siapakah yang akan datang berikutnya dalam duka, sungguh kau tak pernah sendiri,kau tetap bersama suara dan tulisan.
Hujan lebat baru saja reda, meninggalkan titis - titis air yang membulat,
sedetik sebelum renggang ia pecah membanjiri kota bahkan luapnya men-
daki bukit, uh....kukira ini lebih "suara dan tulisan",
: aku masih hidup.
_____
Antologi Puisi Cinta
Kumpulan puisi cinta, catatan yang sayang jika membuanganya, memoar sepinya adalah halaman panjang dan rindunya yang tak ketulungan, ya kita tandai dengan "tulis tulis saja", inspirasi kumpulan 7 puisi cinta berikut mulai tertulis sejak 1999,
Ketika dunia selalu saja luput dari genggaman, termasuk rindu yang tak pernah berpihak, dan kemenangan hari ini hanyalah karena aku menyisahkan teks yang setiap saat dapat mengingatkan masa lalu itu, dan ku-membacanya hingga mabuk.
Memoar bulu mata-mu
Aku ingat kembali
bulu matamu yang lentik dan
kembali ingin sekali meniupnya, ahh......
aku bayangkan saja telah menemuimu dan........
melakukannya ...
lagi.......
Puisi | Sepi_
Sepi adalah lidah api yang menjilat-jilat
Terdesak pada sudut-sudut gelap tempat segala perih
di tenggelamkan
Wajah wajah bersetubuh, bugil, dingin, penuh ilusi ..imajinasi
Disini terkubur lalu terlahir kembali, sebagai kata dalam “sepi..”
Puisi Rindu-Nya
ia, merindukanmu
silet bermata lebar, menatap paha, leher, matamu…..
tapi..kemana pergimu ketika sesosok tubuh,
pucat meregang tanpa nyawa,
ia silet menembus jeruji besi, mencarimu……
Tapi Aku Lelaki ?_
Pangeran dengan pedang di tangan, menyelamatkan aku dari
sebuah kurungan, aku benar-benar menyadari ketika sebuah jari lembut me-
mapahku dengan kasih, sulit meminta berhenti sebelum benar-benar pagi
karena malam itu aku adalah wanita.
Narasi Elegi dari Film "Sekejap Saja Mati"
(suatu sore bersama kucing kesayangan)
Suara dari backstage: pilu dan jerit…
si pelacur menangis hingga demam, sebab ikan
pemberiannya hasil ngelacur,
tak disantap, mulut yang
sering mengusap jari telunjuknya berbusa
Puisi "Puntung Rokok" (Keringa kata)
Tumpukan puntung roko’ di asbak semalam,
adalah cerobang dari keringat kata yang menetes,
setelah sebelumnya ia berlayar dan tersesat sendirian ,
ketika fajar menggelar subuh,
... tumpukan puntung roko’ di asbak semalam, dalam bisu…,
”sejuta kata seperti hendak diteriakkannya “
Puisi Pesta Semut
Gerak angin menggetarkan daun…. kusangka peluru melesat,
seseorang yang sedang tidur teriak “akh…”,
sebuah lubang berdarah di jidatnya,
ia terbangun di siang itu lalu membasuh muka,
"kukira jerawatnya sedang meledak",
ia menatap cermin tak percaya
:baru saja semut pesta di wajahnya……..
By : Kaimuddin Mbck-Maros
______
Sastra Wisata
Puisi Kisah " Sekalian Beli Hatimu"
Gejolak hijau daun teh menuai disepanjang perkebunan, tentang rindu yang tercecer di kelok jalan penuh lubang, juga tentang janji yang tertinggal pada bunga edelweis, sebuah kans ....memelukmu ke dua kali tanpa satupun sandiwara (seperti temu awal itu), ya sangat alami bebukitan dan kotamu melukiskan cerita apa adanya...: aku ingin membeli lebih banyak bunga juga markisa juga tak lupa membeli hatimu, hihi....kau suka ya_ by Malino
kumpulan puisi cinta , memoar, "tulis tulis saja"
___________
Apresiasi Elegi dalam Kata-kata Sedih
*Kumpulan 7 (tujuh) Puisi Sedih
Puisi Sedih |1| Malam Rintih di Rahimmu
Gaung hening dan jerit suara perih, sedang jalan kembali hanya tepi langit, pun penuh ciprat tinta, ya..,jarak pandang sedemikian malam, tempat yang akrab datang, ajarkan kesan tiada dan hampa
Tidakkah rintih di rahim-mu ?, ketika siapapun tak di rupanya/ kertas-kertas lalu ditulis atau digambari dan mencari-cari jauhnya jiwa dalamnya perenungan.
Berulang malam mengelana, pada detik nan dingin, atau
pada hujan dengan rintik menusuk,
yah...malam pada akhirnya adalah :
kesepian…
jalan panjang…
asing..
tak pintu ….
tak kenal…dan
tak apapun
pada detik akhir waktu, Ia berdiri kaku penuh dingin,
sebuah elegi didendangkan-nya : apakah terdengar rintih di rahimmu ?
________
Puisi Sedih 2
Menyulam harapan berkali kali dan menandai malam yang mendampar kita kemana saja, katamu, “kita insan malam, terusir.. , serupa asap rokok yang kita hempas bersama”. kita hitam malam, bajingan yang mengukur jalan di trotoar, jejaki kita melapuk sayang, dan waktu tak memihak. Menikahlah dengan-nya. (catatan : cinta ini kutukan)
Puisi Sedih 3
Mengenal luka kemarin yang belum kita terjemahkan, aku....., menulusuri bening matamu, lengkung alismu, jika saja tersimpan ledak yang mungkin mencairkan beku. Biadablah rasa itu ketika ia tak tahu jalan pulang.
Puisi Sedih 4
Kuingat kembali bentangan namamu, hujan telah redah karenanya, meski sunyi belum bisa kuungkap sebagai cerita “kelahiran kembali”, yah... kita jauh yang tertusuk, kembali melarung rindu.
Puisi Sedih 5
oh..alangkah indahnya sepi, dalam tanah kerontang, tumbuh bukit-bukit baru seakan mendaki langit telaga jiwa, terus belajar tentang “sepi”, sebab sepi catatan sederhana, bahkan mengenalkan kata "bunuh diri".
Puisi Sedih 6
Saat kacanya buram karena lembab, dan kau-datang membersihkanya penuh rindu. uh... kau pergi lagi, kembali meninggalkan bingkai potret-mu dengan segala gelayut sepi (kau pergi lagi).
Puisi Sedih 7
Kertas-kertas lalu ditulis, digambari, dan mencari-cari jauhnya tanda, sebab kepemilikan dari jelma sungai yang mengalir sedang muara tak kau temukan, aku catatan berantakan yang kuatir, : tak ajakmu melayar.
___
*Apresiasi untuk adik-adik mahasiswa/i , mungkin juga siswa sma, atau teman2 yang hendak mewakili keserupaan perasaannya dengan penulis puisi sekejap saja ).
Demikianlah Kumpulan Apresiasi puisi sekejap saja, dalam terapan disiplin ilmu sastra, apresiasi Puisi telaah ilmu sastra menegakkan pengertian secara tepat, termasuk menikmati sepimu dan menghibur rindumu, dengan segala pendekatan makna kiasan. Karya tulis ini telah dipublikasikan sangbco.web.id.. Semoga apresiasi puisi sekejap saja dapat menghibur dan menginspirasi untuk memahami bacaan hinga mampu menulis kembali puisi cinta, galau, puisi menyentuh hati atau puisi cerita kehidupan_ catatan ini jika ada tidak berkenang maafkanlah, "aku caplok saja tulisan lama, tanpa edit biar : alami" _Wassalam
~~~~~~~~~~~~~
Sangbaco Maros_03|05|12
Antologi Teori Apresiasi Analisi Puisi "Sekejap Saja"
NAMA : RESKY
BalasHapusNIS : 09075
KELAS: XII.IPA 2
SEKEJAP SAJA
Getar asmara didalam dada
Rindu sekian lama tak jumpa
Cinta seakan kian membara
Kasih apakah kau merasakannya
Malam ini,sengaja ku petik gitar
senandung lagu cinta,kita dulu
Kuharap kau merasakan jua
yang kuderita...
Tuhan...dia adalah sosok pria
yang mengajarkanku memaknai arti kehidupan
meski sekejap saja engkau mengisi hari hariku
namun segala hal tentang dirimu takkan pernah kulupakan
dan tetap kekal dalam hidupku
satu hal yang harus kau tau kaulah yang terindah...