Di Era tahun 90-an, tersebutlah sebuah makhluk yang tampa badan , tetapi memanggul sesuatu di kepalanya, sebuah wadah untuk memasak yang terbuat dari tanah liat, wadah ini sering digunakan pada masyarakat
lampau hingga sekarang.
Hantu memanggul api
Langit gelap dan goa goa yang lembab nampak dari padang yang kering tandus, sebuah pedataran di pinggir sawah adalah tempat di pagi hari bagi petani menemukan sisa kepiting bakar, seolah hening tadi malam sekoloni Makhluk aneh usai menggelar pesta makan kepiting bakar.
Sekedar bertahan dari ketakutan meskipun suasana hampir sangat terang, sang petani menyela diri sendiri ,“ anre mui anreang linoe, turi sipada tuwo ri laleng sitinajaE nasaba puangE mamminasa ri tuwoku”, artinya segala sesuatu yang kau inginkan lakukanlah, sebab ke-hidup-an, tetapi aku hanya hidup dalam pengaturan Tuhanku”, teks ini mungkin sebuah doa atau harapan atau pappaseng/ amanat, entahlah..tapi aku tetap bertahan di Malewang malam ini. (Malewang : sebuah nama dusun di Kab.Maros-SulSel)
![]() |
pedataran dan semak belukar t4 hantu tampakoro |
Mengatakan kata “ikoro” pada terawang hantu malam itu, ketika malam hening di pedataran sunyi, maka suara gagak terdengar melengking dengan kepaknya yang terus mengelilingi pedataran tersebut….apakah kau menanti Tampakoro…?, gagak terus berputar semakin banyak, tapi dimana ikoro? Tak ada yang tahu.. Hanya ada selintasan bayangan yang menyilaukan dan sesuatu yang jatuh dari langit berupa bangkai (gagak berserakan… ?. Ikoro mungkin sedang jual mahal di era ini, atau kau hanya memanggilnya baru sekali, ketika malam gelap di pedataran panggillah Ikoro sebanyak dua kali saja…..untuk petualangan mistikmu yang fantastic.
lanjut bahasan ini di Lacak jejak ke Terawang Hantu di Sulawesi Selatan (4)
dalam :Asu Panting,
Poppo dan Ikoro
____
By :Kaimuddin.Mabbaco
Tidak ada komentar:
Posting Komentar