Rasulullah SAW sering membicarakan putri tercintanya itu dengan mengatakan, " ia Fatimah, wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, pasti Allah akan mengatur kebaikan baginya dari setiap biji tepung, melenyapkan keburukan dan meningkatkan derajatnya, Ya Fatimah, wanita yang berkeringat ketika menggiling tepung (memasak makanan) untuk suami dan anak-anaknya niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah. Ya Fatimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisir dan mencuci pakaiannya melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang telanjang. Ya Fatimah, yang lebih utama dari segala keutamaan sebab keridhaan suami terhadapnya, hal yang membuatku pula mendoakannya, ia Fatimah, ketika mengandung maka malaikat memohonkan ampunan baginya dan Jika meninggal ketika melahirkan maka dia tidak membawa dosa sedikitpun ".
Dan dikesempatan lain Rasulullah SAW ber-wasiat, " ya ia Fatimah wanita yang tersenyum di hadapam suaminya maka Allah memandangnya pula dengan penuh kasih. Ya Fatimah wanita yang membentangkan alas tidur suaminya dengan rasa senang hati dan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru , ia Fatima wanita yang meminyakkan kepala suaminya dan menyikatkanya, meminyakkan jenggot serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman yang didatangkan dari sungai-sungai surga. ia Fatimah yang Allah mempermudah sakaratul maut baginya serta kuburnya menjadi bagian taman-taman surga. Allah membebaskannya dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustakim dengan mudah"
Pesan Fatimah kepada Ali a.s. ketika hampir wafat Manakala keadaannya bertambah serius, beliau memanggil Ali (a.s.) dan berkata: "Wahai anak bapak saudaraku! Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Aku berwasiat kepada anda supaya mengawini anak perempuan saudaraku, Zainab. Anak-anakku menganggapnya sepertiku. Biarkanlah aku beristirahat sejenak karena aku telah melihat malaikat menceritakan kematianku. Janganlah seorangpun daripada musuh-musuh Allah menyaksikan jenazahku, pengkafananku dan solat ke atasku."
Kewafatan Fatimah a.s. dan kegemparan Madinah dengan tangisan lelaki dan perempuan. hari yang penuh haru sebagaimana pada hari wafatnya Rasulullah (Saw.). Abu Bakr dan Umar datang memberi takziah kepada Ali (a.s.) dan berkata: Wahai Abu al-Hasan! Janganlah anda mendahului kami mengerjakan solat ke atas anak perempuan Rasulullah. Pada keesokan pagi, Abu Bakr dan Umar datang, dan orang ramai hendak mengerjakan sholat atas Fatimah (a.s.). Maka al-Miqdad berkata: Kami telah mengebumikan Fatimah semalam.[2]
______________________________
(*) “Kamu Kunikahkan dengan Ahli Baitku yang paling Kucintai.” (HR.Thabrani, Hakim, Nasa’i dan Ahmad)
[1] Al-Haithami, Majma‘ al-Zawa’id, ix, hlm. 111. Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-‘Ummal, vi, hlm. 154.
[2] Al-Bukhari, Sahih, vi, hlm. 177. Ibn ‘Abd al-Birr, al-Isti‘ab, ii, hlm. 751.
[3] Muhibb al-Din al-Tabari, al-Riyadh al-Nadhirah, ii, hlm. 190.
( runut sentral dalam" Pesan Fatimah kepada Ali a.s. ketika hampir wafat A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar