Dialog Bahasa Pembuka.(kalimat pembuka dari dialog dalam Pride and Prejudice, Jane Austin menulis:"Mr Bennet," kata istrinya kepadanya suatu hari, "Anda mendengar bahwa Netherfield Park membiarkan akhirnya?"__>Baris ini bekerja sama dengan baik di 1813, tapi kami tidak bicara seperti itu lagi. Hindari kata-kata seperti "Sayang," dan "istrinya." Hindari jangan sampai, behooves, omong kosong, omong kosong, dan sejenisnya. Gunakan bahasa saat ini. Bahkan ketika karakter akan berbicara dengan cara yang kuno, hati-hati. Kata kuno sesekali ciri, tapi pembaca penyebab terlalu banyak berpikir tentang kata-kata, bukan cerita.
Hindari menulis dialog yang overuses nama, Contoh, "Dalam
kampanye AS presiden 2008, kandidat wakil presiden Sarah Palin membuat
berita dalam wawancaranya dengan Charlie Gibson untuk overusing namanya.
Selama wawancara, Palin menyebut Gibson "Charlie" begitu sering sehingga ia menjadi sasaran parodi. Terlalu
sering menggunakan nama berbau kecurangan, dan terlalu sering
menggunakan menjadi sangat jelas dan tidak wajar dalam dialog fiktif. Jadi
sementara itu baik untuk menulis, "Terima kasih, Charlie. Saya
menghargai itu," Anda akan lakukan sendiri tidak berkenan untuk menulis,
"Terima kasih, Charlie Saya menghargai bahwa Omong-omong,. Charlie,.
Sekarang aku punya di sini , apa pendapat Anda tentang Doktrin Bush. "
Menulis dialog yang menghindari ekspositori mengatakanPenulis berpengalaman menggunakan dialog ekspositori untuk merangkum informasi untuk kepentingan pembaca. Informasi ini menyamar sebagai dialog antara karakter yang sudah tahu fakta-fakta.
Menulis dialog yang menghindari ekspositori mengatakanPenulis berpengalaman menggunakan dialog ekspositori untuk merangkum informasi untuk kepentingan pembaca. Informasi ini menyamar sebagai dialog antara karakter yang sudah tahu fakta-fakta.
Argumentasi Ketepatan Bahasa
Selemah apapun peran bahasa mewakili setiap keadaan, tapi segala sesuatu
masih, lebih tepat di wakilkan oleh bahasa, seluruh pengguna bahasa pun
menerima ini > “kebenaran“. Sisi
lain sekaitan banyaknya rasa dalam peristiwa dan ternaskan oleh bahasa,
maka yang terjadi melalui “pembenaran pembenaran“ juga dengan sistim
peng-idioman bahasa "arbitrer" dalam memberi simbol sebagai kata dalam
peristiwa teks baru.= maka ia tak memungkinkannya menjadi kebenarana
massal atau kolektif, juga karena jumlah entri dalam idiom kata kita,
sangat sedikit sehingga terus menerus menyerap kata dasar demi
pengembanganya, atau dapat juga di katakan bahwa, idiom bahasa kita
tidak mamadai lagi untuk mengakomodasi simbol-simbol mutakhir yang
sifatnya kekinian, untuk melakukan persenyawaan dengan bahasa-bahasa
visual. >mengulang bahasan < Selemah apapun peran bahasa mewakili
setiap keadaan, tapi segala sesuatu masih, lebih tepat di wakilkan oleh
bahasa
Dialog Metafora Bahasa
ke-kreatifan kita (para pelaku bahasa) semestinya me-prioritaskan
lebih tepat pemenuhan arti dari segala keadaan yang coba kita wakilkan
dari sebuah keadaan, (kesampaian maksud dengan perwakilan bahasa secara
cepat dalam komunikasi), lebih lagi sebab perubahan kedepan tentang
sesuatu yang telah tertulis sebagai sejarah misalnya, (atau teks telah
tercetus dan menjadi bagian dari media).
Sering di besar-besarkan tentang bahasa bahwa, bahasa memiliki arti yang
lebih luas daripada sekedar kata-kata, dalam beberapa kasus, tarian
menyampaikan bahasa, bahkan diam juga bisa menjadi sebentuk bahasa
tertentu. tapi ruang ini adalah sebuah penafsiran baru lagi sebagai
pesan yang memungkinkan salah ditafsirkan, " sesuatu telah tersembul di
permukaan air terhantam arus, justru di bawahnya terdapat sesuatu yang
lebih besar, : sesuatu yang menguatkan keterlihatan itu dan tersimpan
dibawah tanpa kelihatan sebab pedataran air. bahasa sebab funggsinya
semakin membuat ruang penafsiran yang memerlukan banyak metafora bahasa tafsiran.resepsi sastra
Sesuatu yang termaklumkan menjadi teks bahasa, yang ditempatkan dalam
konteks yang lebih luas yang tentunya melibatkan teks-teks lainnya. Ini
adalah salah satu kriteria untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, atau
membebaskan dirimu dari perasaan bersalah : tafsir. tafsir-segala-pesan., sesuatu yang harus bisa kumengerti hari ini, mesti dengan terpaksa, semoga....Mengalikasikan bahasa kusebut saja "sentuh ranah rasa sedangkan "rasa",
itu adalah wilayah irrasional yang jauh dari logika dan rasa yang hanya
dapat dideskripsikan (diinterpretasi) secara verbal-kualitatif, (tapi
mesti rumit gitu ya..),pun setelah kau lakukan itu efek bahasa tersebut
tidak selamanya kekal, karena suatu hari nanti akan ada tafsiran
(resepsi) berbeda dan penafsiran itu tadi dilakukan oleh
audiens(pembaca) sesuai kemampuan dirinya atau gampangnya dalam bahasa singapore festival disebut " language: working together on a deal..!!"
*kaimuddin MbCk.dari catatan paling bahasa sIngapore writers festival, _yang kusebut sebagai " language functions: create a space that describes the interpretation of each event."_Liputan By Majalah Pendidikan 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar