Pembenaran 1~Tuliskanlah pengertian efek dari rasa es batu yang kita kunyah ?. Ber-lima (5) kita melakukan hal yang sama, maka rasa yang coba kita apresiasi dalam pengertian lisan atau tulisan tentu akan melahirkan definisi yang berbeda-beda dari tiap orang_
maka kesimpulan bahasa dari rasa tersebut tidak menjadi standar kebenaran, bahasa itu mitos ?, bukan perihalnya adalah dari mana asal bahasa pertama kali atau kapan orang menggunakan bahasa
O'oooo, tapi....lucunya ia bahasa menjadi proses yang mewakili banyak hal sebagai simbol juga sebagai tanda/” penandaan” /pemberian makna yang terus-menerus, tiada henti. Disinilah komunikasi selalu mengantarai banyak hal dari aktifitas kehidupan.
Lebih lagi jika penggunaan bahasa menjadi (ke) karya sastra, sebab dalam teks sastra (mewakili sebuah pahaman dalam salah satu aliran sastra) jangan melihat kenyataan sebagai kenyataan tersebut ?(jika bisa kukatakan demikian/ sedang mewakili banyak simpulan atas pandangan pelaku sastra) kenyataan yang kita lihat tidak diberi makna sebagai mana umumnya orang memberi makna, sebab sudut pandang yang berbeda.
Dalam sastra mesti tega membayangkan kata: daun, cinta, sakit misalnya, dalam eksplorasi yang penandaannya melampaui demarkasi sosial, lingkungan bahkan politik atau apapun, dalam kaidah dapat dikatakan: ia melebihi perjalanan makna yang riwayatnya ada di sekujur tubuh manusia.
Bahasa Mitos tapi keren : Peristiwa kadang mengalami premis ketika bahasa mengulasnya, apa memang iya, karena Bahasa bukanlah bahasa, sebelum kau mengenal habitatnya sebagai hutan liar, bahasa bisa saja cinta yang kita telan atau kawah yang kita muntahkan, karena rindunya-pun adalah lejit panah yang hampir menancap : Kepadamu atau kepadakuDalam sastra mesti tega membayangkan kata: daun, cinta, sakit misalnya, dalam eksplorasi yang penandaannya melampaui demarkasi sosial, lingkungan bahkan politik atau apapun, dalam kaidah dapat dikatakan: ia melebihi perjalanan makna yang riwayatnya ada di sekujur tubuh manusia.
Sungguh keren bahasa itu, ia menyelusup ke hati sanubari-mu, dan menaruhku di situ, dan sungguh unik bahasa itu kau mengucap kata kata itu berulang-ulang dan tak bosan "cinta".
____________
-maros 18 juli 2010.
Bahasa Dunia Acak
Bahasa adalah masa kini juga masalalu yang kerap tak mampu di identifikasi dengan baik, menurut Rolan Barthes- bahasa itu sebuah dunia acak (chaos) yang mampus-mampusan dan kita mencoba mengikatnya dalam sebuah keteraturan sementara. Karena memang yang terjadi dalam tingkat pengucapan hanya proses” penandaan” /pemberian makna yang terus-menerus, tiada henti....(berikut puisi sebagai penanda bahwa bahasa sastra melampaui jargon ke-diri-nya
bahasa mitos |
Puisi " seberapa luka"
______
pucuk daun yang
pucuk daun yang
memucat diterpa sengat siang,
diajaknya kita bersaksi,
celaka-nya "kita dengan terpaksa melihat terik siang men-
jilat jilati pucuk daun itu,
jilat jilati pucuk daun itu,
hingga
lunglai dan kerontang",
seberapa luka ?
________________
kaimuddin.Mbck.Yapim.Maros 2009.
kaimuddin.Mbck.Yapim.Maros 2009.
(Kehidupan adalah mitos Sebelum mengenal bahasa)
Peneliti dari Universitas Auckland,
Selandia Baru, Quentin Atkinson melakukan studi dengan menelusuri rekam
jejak bahasa dengan cara memecah 504 bahasa ke dalam komponen
terkecilnya yang disebut sebagai fonem. Fonem berasal dari bahasa Latin
phonema yang berarti 'suara yang diucapkan'. Penelitian menunjukan unik-nya,
semakin beragamnya fonem yang dimiliki oleh suatu bahasa menunjukan
bahwa bahasa itu menjadi sumber dari bahasa-bahasa lain yang lebih
sedikit memiliki fonem.
Negara dengan terbanyak jumlah
Fonem tempat Asal pengguna Bahasa pertama.
Fonem tempat Asal pengguna Bahasa pertama.
Penelitiannya sampai pada
kesimpulan bahwa : semakin jauh sekelompok manusia berkelana dari Afrika
dalam rekam jejak sejarahnya, semakin sedikit fonem yang digunakan dalam
bahasa mereka. Ini mengartikan bahwa, sebagaimana diprediksikan dalam
studi tersebut, bahasa-bahasa di Amerika Selatan dan Kepulauan Pasifik
memiliki fonem paling sedikit, sedangkan bahasa-bahasa di Afrika
memiliki fonem terbanyak.
Ternyata, pola ini juga memiliki
kesamaan dengan studi terhadap genetik manusia. Sebagaimana dipaparkan
sebagai peraturan umum, semakin jauh seseorang keluar dari Afrika, yang
dianggap secara luas sebagai asal muasal nenek moyang manusia, semakin
kecil perbedaan antara individu dalam populasi kelompok individu
tersebut bila dibandingkan dengan keragaman di daerah asalnya, Afrika.
Studi Atkinson ini sendiri
menggunakan metode statistik mutakhir yang sama untuk mengkonstruksikan
pohon genetik berdasarkan urutan DNA. Mengenai penggunaan metode
statistik ini dalam mencari sumber bahasa manusia, seorang ahli bahasa,
Brian D. Joseph dari Universitas Ohio mengatakan sebagai sumber wawasan
baru dalam studi di bidangnya.
"Saya rasa kita sudah seharusnya
memperhatikan hal ini dengan serius, meskipun masih ada orang yang akan
menolaknya," ujar Joseph.
Sebagai informasi tambahan,
studi yang dilakukan Atkinson ini unik karena berusaha menemukan akar
bahasa dari waktu yang sangat lampau. Perihal umur bahasa pun masih
menjadi soal perdebatan karena di lain sisi ditemukan fakta sementara
bahwa umur bahasa telah mencapai 50.000 tahun, namun di lain sisi
beberapa ahli bahasa lain juga masih skeptis dengan fakta sementara itu.
Mereka menemukan faktor lain yaitu 'perkembangan dari kata-kata yang
sangat cepat' sehingga kemungkinan umur bahasa sendiri tidak lebih dari
10.000 tahun lamanya.
Bahasa yang digunakan oleh manusia pertama kali muncul di selatan Afrika. Dari sanalah kemudian bahasa ini menyebar ke seluruh dunia. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan, " menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan keTuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan". Ungkap Science Magazine.
"Terhadap peristiwa yang nyenyakkan tidurnya : maka sampaikanlah dengan bahasa, tanpa perlu pertimbangan ini ungkapan mitos atau atau unik_
___
Sangbaco.web.id
Bahasa itu Mitos | Unik Juga Keren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar