Bertandang ke-Taman Laut Bunaken sesungguhnya termasuk kunjungan yang menipiskan isi kantong, namun sebab inklutnya pemda dan panitia relawan tik pusat / kominfo memungkinkan kunjungan kesana, maka dari hotel Lion jalan Pierre Tendean, kawasan komplek Boulevard oto di picu ke pelabuhan menuju lokasi.
Wisata Laut Bunaken yang masih tampak jauh, sedang karang nan landai dasar laut mulai terasa, buih putih di pecah perahu dan demikian pula ombak menari yang mengantar ke lokasi wisata bunaken, selebar mata memandang, ya sebuah hamparan daratan yang lebih kurang tepat di katakan pulau, sedang perahu setebaran dengan ramainya para penyelam mengencani kerang laut bunaken.
Di bunaken dan semilir angin menggerakkan setangan pohon-pohon bakau dengan ujung daun yang mengibas laut ketika angin datang, uh demikian eksotis, alami, dan masih sangat perawan membuat turis mancanegara menyukai tempat wisata ini, dan masyarakat sini mengenal istilah bahwa " Hidup itu ibarat jejak langkah yang kau buat di pinggir pantai.", tapi yang aku tahu bahwa, Tuhan menganugerahkan Pantai ini merubah / mendekorasi dirinya sendiri menjadi teduh dan sangat indah.
Musik Hiburan Masyarakat Sanger Bunaken
Dentuman bass seolah dengan pengeras suara ber0elektrik, sekaligus membawa tempo lagu, mengenalkan serupa gitar sebesar lemari dengan cara memainkan yaitu dengan dipukul memakai kayu hitam tapi ringan, gitar raksasa tersebut mereka sebut dengan "Treem Bass", yang terpadu dengan alat musik lain semisal : gitar dengan jumlah yang banyak, juga okulele, rebana, kerincingan, tam-tam hingga botol kosong.,Bebatuan hitam juga banyak terdapat di pantai ini, gugusan bebatuan tersebut ditata dengan apik dijadikan tiang resto batas/ tembok pantai dan orname2 di kedai jajanan minuman dan rumah warung, ya tampak seperti dekorasi alam yang sangat indah. di ujung area pantai ini memiliki sebauh resort beach / penginapan berkelas tapi juga dengan filafila yang banyak jumlahnya dengan menggunakan eksentrik bahan alami semisal bambu dan gulungan /rajutan bambu yang di buat sebagai dinding juga atap daun rumbia/ tal, dan menjadikan kaki gunung sebagai tempat landasan tiang rumah sungguh unik
pengunjung dapat bersantai sambil menikmati hidangan khas dan lezat dan tersedia di setiap anjungan dan nasi kuning yang di bungkus daun, pula tak terkecuali dapat menikmati minuman beralkhol semacam cap tikus, O' ow, sambil mendengarkan deburan ombak yang menerpa bebatuan tanpa henti. dan musik streem bass yang mengajak para pengunjung berjoget ria_aku susut di landainya laut, berulang kali panggilanmu terdengar asin, suaramu.beriak bagai ombak laut, berkecipak...dst, "lusa aku pulang say....", telah kucatatkan pengalaman berbeda itu, dan .... (citacita itu me-relai ) alam bunaken bukan sejauh jarak...
Bunaken im like this, keren mas bro ulasannya
BalasHapusKeren OM :)
BalasHapus