Awal kisah, diam-diam pria ini saat men-duda setelah istri pertamanya meninggal karena melahirkan mulai tertarik dengan seorang perempuan. Ketertarikan itu membuat Sukartayasa menjalin hubungan pacaran dengan wanita tersebut.
Namun Sukartayasa dengan pacarnya itu harus menjalin hubungan jarak jauh atau LDR (long distance relationship). "Kerjanya di kota, jarang pulang dia," kata Sukartayasa.
Jelasnya ia, seorang duda di Buleleng, Bali, I Made Sukartayasa (39) yang menikahi 2 wanita sekaligus sempat menjalin hubungan pacaran secara sembunyi-sembunyi dengan kekasihnya, yakni Luh Kariasih (29) dan Komang Sri Parwati (25). Bagaimana cara Sukartayasa menaklukkan 2 wanita itu?
Sukartayasa mengaku tak tahan menjalani
hubungan LDR dengan pacar pertamanya itu. Di saat-
bersamaan dia lantas jatuh hati dengan seorang karyawannya di rumah dan dijadikannya pacar kedua.
"Saya kan sembunyi-sembunyi dulu (menjalin hubungan pacaran dengan pacar kedua)," ujarnya. 2 Tahun lamanya Sukartayasa menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi dengan pacar keduanya dan pada akhirnya hubungan itu ketahuan pacar pertama.
Meski hubungan cinta segitiga ini sempat diawali percekcokan, Sukartayasa mengaku nyaman dengan kedua pacarnya itu. Dia pun mengaku sulit jika harus memilih salah satunya.
"Saya kan bingung jadinya disuruh memilih sama kedua-duanya, 'siapa yang kamu pilih sekarang?'. Saya sama ini udah nyaman, sama ini udah, nyaman keduanya-duanya masak harus saya pilih," ucapnya.
Sukartayasa yang masih bingung memilih salah satu pacarnya memilih diam dan membiarkan waktu yang menjawab. 3 Hari kemudian, pacar pertama menguhubungi Sukartayasa dan meminta nomor telepon pacar kedua. Sukartayasa lalu memberinya dan membiarkan keduanya berkomunikasi via telepon.
"Saya kirain minta nomor telepon mau bertengkar dia, terus akhirnya tak kasih langsung. Habis itu selang setengah (jam) dia nelepon saya bilang 'saya tadi sudah bilang ke rumah saya sudah sepakat untuk memadu' mau gitu pernikahannya di hari yang sama," katanya.
Usai Sukartayasa dan kedua pacarnya itu bersepakat untuk menikah, dia langsung berkonsultasi ke kepala lingkungan desa adat setempat. Setelah diperbolehkan, dia bingung untuk menyampaikan pernikhannya itu ke kedua orang tuanya. Dan orang tuanya sempat stres dengan rencana Sukartayasa.
Tapi akhirnya Sukartayasa diizinkan untuk menikahi 2 pacarnya itu dengan syarat harus mengikuti adat Bali. Dia lalu menikahi atau mengikat 2 kekasihnya di waktu yang berbeda, dan pesta pernikahan digelar bersama pada Kamis 30 Juli lalu_ Penulis (nvl/aik).
Diam-diam Pacaran sebelum nikahi 2 wanita
Untuk remaja persoalan ini bahkan begitu mengatur keseharian mereka, bahkan sebab asmara karena kecewa sampai ada yang bunuh diri karenanya.
Usia SMP sebab perkembangan mulai mengenal istilan " pacaran" dan semacamnya. SMA kita tumbuh sejalur dengan perkembangan mental dan hasrat kita. Usia kuliah romantisme itu semakin ada dan terus setelahnya. Tak perlu kita pungkiri, rasa cinta atau bahkan rasa sakit karena cinta adalah satu hal pokok pembentuk kehidupan.
Namun terkadang banyak yang tak menyadari bahwa pacaran itu juga adalah pilihan, dan direpotkan karenanya. misal dalam urusan atau permintaan dari si pacar. Masalahnya disini adalah terkadang yang menjalin hubungan itu tidak mau direpotkan. Hanya untuk senang-senang, tak jarang sebuah hubungan pacaran dijalani.
Era globalisasi turut merancang gaya hidup seperti itu. Mempunyai pacar terkadang menjadi sebuah obsesi. Tak ada rasa yang harusnya ada. Bahanya adalah ketika rasa itu hanya ada pada satu arah saja, dimana hal itu yang sering memancing stress dalam diri. Anak muda yang labil emosinya menjadi tidak tahu bagaimana menjaga perasaan mereka. Gaya hidup berpacaran menjadi sebuah tekanan bagi sebagian orang.
Tak berhenti memikirkan sang pacar, dibuat kesal oleh pacar, emosi menjadi tak terkendali, dan juga yang sering disebut oleh kita sekarang ini, galau. Di luar banyak kepentingan lain yang perlu dikerjakan, kita sibuk memikirkan hal-hal mengenai perasaan itu. Ini juga bisa terjadi pada mereka yang bahkan belum berpacaran atau baru sebatas suka atau disebut gebetan.
Tapi apakah berpacaran hanya untuk senang-senang saja? Di luar hal-hal negatif yang sering dikatakan oleh orangtua tentang sebuah hubungan pacaran, berpacaran tak memiliki hal positif dalam perkembangan diri seseorang. Malah menambah dosa dalam pemahaman Islam. "Tidaklah 2 org bukan muhrim berkumpul kecuali di antaranya adalah setan". juga keterangan lain, "bahwa pacaran itu bertemu bukan muhrim juga perbuatan mendekati sina". Yang buruk ini, kata sederhannya "setan musuh utamamu, maka jangan biarkan dia menjerumuskanmu, juga bahwa saat pacaran imanmu menipis pelan-pelan. jika kau berdoa " aku berlindung pada Allah.....dst". kalimat doa itu hambar .
Apakah anda memikirkan bahwa pacar anda sekarang ini hanyalah bagian kecil dari kehidupan anda ataukah benar merupakan kado spesial dari Sang Pencipta untuk membuat hidup anda menjadi berwarna? Kalau anda berpikir yang pertama, maka anda secara tidak langsung membuang waktu pasangan anda secara percuma selama masa anda bersama. Dia yang memikirkan untuk keluar dari ruang hubungan anda, di sisi lain anda sudah tahu dimana pintu keluar itu berada.
Jangan pacaran sebelum mudah untuk melupakan. Tetapi terus menanti sesuatu yang anda tak tahu adalah membuang waktu. Kita juga harus tahu harus berhenti segera, dan "menikahlah, maka kau akan menjadi kaya" < sebuah judul buku.
Menuju pernikahan, bukan mengambil bendera putih dan langsung menyerah tanpa adanya perjuangan untuk memperbaiki, sebab niat yg baik berarti anda bersama dengan yg "Maha Berkehendak".
Tetapi lebih memilih sendiri juga sebuah pilihan. Banyak hal pula yang bisa dilakukan dengan seorang diri. Banyak yang mengatakan bahwa saat berpacaran kita kehilangan kebebasan. Menurut saya itu hanya pola pikir saja dan tergantung juga pada cara kita menjalin hubungan. Pacar itu bukanlah barang melainkan tetap seorang individu yang perlu ruang untuk diri sendiri.
Cara Nikahi 2 wanita Sekaligus
Tingkatan seorang laki-laki mempunyai istri lebih dari satu. di bahasakan "Poligami", disukai laki-laki dan cenderung tidak disukai oleh perempuan. Berbagi tips dan trik agar istri bersedia dipoligami dengan rela. Dalam mencari istri memang laki-laki bisa memilih, wanita yang memutuskan. Siapapun laki-laki tentu akan memilih wanita dengan standard tinggi dengan semboyan biar cantik sexy asal kaya yang penting ngerti agama. Tentu wanita-lah yang memutuskan atas pilihan laki-laki tersebut.
Wanita memang cenderung tidak suka dipoligami sehingga selalu berkata kepada suaminya dengan tujuan melarang suaminya mencari istri lagi. Istri satu saja gak habis-habis, kok mau cari yang lain? Suami yang memang suka berpoligami akan beralasan, memang istri bukan untuk dihabisin, istri memang untuk dikumpulin. Menghabisi istri adalah tindak pidana pembunuhan yang ancaman hukumannya maksimal hukuman mati.
Apa tidak pusing punya istri lebih dari satu? Begitu suatu waktu sang istri bertanya kepada sang suami. Suami selalu menjawab, punya istri satu pusing, punya dua pusing, tiga atau empat juga pusing. Jadi sama-sama pusing mending punya istri lebih dari satu.
Seorang suami yang ingin masuk surga tentu memilih poligami setelah membaca cerita ini. Tenyata sedikit sekali lelaki yang masuk surga, dan banyak laki-laki masuk neraka. Kenapa? Karena Tuhan suka pada hamba-Nya yang takut hanya pada-Nya, dibanding dengan hamba yang takut pada istrinya.
Bahkan tidak sedikit wanita yang bersedia diracun daripada dimadu. Sebaliknya karena suami saying pada istrinya, suami lebih senang memberi madu istri dibanding meracun istri. Karena meracun istri adalah tindak pidana pembunuhan berencana yang hukuman maksimalnya adalah hukuman mati.
Demikianlah kisah duda ini, pria Buleleng bali, yang Diam-diam Pacaran, lalu Nikahi 2 Wanita Sekaligus.~~ Sangbaco.web.id_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar