Menandai gerimis yang membuat sesuatu telah berlangsung bergerak
dan meluap, ketika itu kau gerimis yang berderap dari tempat paling
tepi, paling sunyi. Kau gerismis itu, yang membasahi kemarau menumbuk bumi, kau gerimis itu yang
memucatatkan wajah senja, kau gerimis itu yang tergesa-gesa dan mabuk, kau gerimis yang menerobos malam tanpa tahu menunggu, ya..kau gerimis yang mengajari peristiwa, maka dengan ini kau gerimis yang melengkapi lahirnya puisi.“
sekali mata itu mengejap
sekali mata itu mengejap
maka itu adalah waktu terbaik merangkai kata
sekali mata itu mengejap maka tumbuh banyak cinta,
namun tak ada satu pun hati tempat membagi.
***********
Gerimis Menandai peristiwa
dan gerimis bukanlah Kekasih yang tidak setia di suatu waktu, meski ia lalu pergi setelah bermain, mungkin juga meletihkanmu, seperti
menangkap asap dan menegakkan benang basah, yang kutahu gerimis menandai peristiwa dan.... itu sudah cukup.
Wajahku seluruh gerimismu
sekali mata itu mengejap
maka itu adalah waktu terbaik merangkai kata
sekali mata itu mengejap maka tumbuh banyak cinta,
namun tak ada satu pun hati tempat membagi.
***********
Gerimis Menandai peristiwa
dan gerimis bukanlah Kekasih yang tidak setia di suatu waktu, meski ia lalu pergi setelah bermain, mungkin juga meletihkanmu, seperti
menangkap asap dan menegakkan benang basah, yang kutahu gerimis menandai peristiwa dan.... itu sudah cukup.
dan memandangmu seolah ku-basuh wajahku, lembut sekali pijak-pijak keindahan-mu di rupaku, inikah sentuhan seteduh gerimis.
Maka ketika kau memandangku, aku tahu, ada surga di sudut matamu : Sejuk, Teduh.
sejenak saja gerimis itu, aku luluh tak terkira
sejenak saja gerimis itu, aku luluh tak terkira
kau gerimis menitik kalbu
(ketika tak ada yang semanis gerimis :
usai tingkap-tingkap gerimis, pun nafas kita beradu.
usai tingkap-tingkap gerimis, pun nafas kita beradu.
sangat pagi lirih deru suara kita menghempas, ya begitu bening nan-
menawarkan kata cinta pada sunyi yang ritmis.
Tak ada bisikan semanis gerimis. Maka ketika
kau berbisik, aku tahu, kau titik-titik air yang jatuh ke wajahku, menuliskan huruf huruf
rindu.
Menitik ke lubuk kalbu.
Gerimis dan embun
Meski embun, tak lagi mimpi, tak lagi rahasia jika hari terang,
tapi kau cemburu padanya, Ketika
" gerimis pagi datang..... dan bersamanya ia meluncur ditekuk daun pandan tanpa ada yang merasa memimpin dan terpimpin"
" gerimis pagi datang..... dan bersamanya ia meluncur ditekuk daun pandan tanpa ada yang merasa memimpin dan terpimpin"
karena kau gerimis
Menunggumu, sedang gerimis tak henti
untunglah dengan-nya kau lukis pula pelangi. menungguma bersama gerimis aku sungguh tak sempurna padahal, Tak ada lukisan seindah gerimis, maka
ketika kau tersenyum padaku, aku tahu, siapa bidadari di celah pelangi itu, selamat datang gerimisku
Seluruhmu Telah Gerimis
Kemudi ini gila sayang…
ia terjemah rindu yang terkirim tak beralamat,
ketika itulah aku
kata yang bermula dari gerimis,
dan tumpah menyergap
seluruhmu,lihatlah….
segalamu telah basah,
kata yang bermula dari gerimis,
dan tumpah menyergap
seluruhmu,lihatlah….
segalamu telah basah,
“sebuah genangan gerimis ?”,
kau tebak,
kau tebak,
padahal aku telah
lipatan doa
menjadi ....kata,
lipatan doa
menjadi ....kata,
menjadi....
pantai tempat berlabuh.
pantai tempat berlabuh.
_
Sabtu, 09 April 2011
![]() |
film menunggu hujan redah |
Kumpulan puisi gerimis adalah metafora kata dalam lengkungan kemarau, . Kemudian belajar bahwa debu kemarau pun bisa
menceritakan banyak hal. setelah gerimis me-tiada-kannya, catatan gerimis yang membiarkan kita menyelami setiap lekuk kota juga perasaan dengan kata yang singkat atau pendek, masih dengan
gerimis yang mengijinkan kita duduk di tengah taman kota nan basah
kuyup, dan satu persatu kita menuliskan peristiwa juga pada tanah yang kita jejak dengan seluruh basah...seluruh gerimis di hati "kita". setelahnya aku tak lagi peduli tentang musim apa saat ini. Atau musim mana yang lebih aku cintai. Karena kamu adalah musim. Satu musim yang tidak memiliki siklus. Satu musim yang tak berganti.
“Sudah kutulis kamu dalam debu kemarau. Sebelum akhirnya gerimis menjadi penutup dari segala peristiwa"kuyup, dan satu persatu kita menuliskan peristiwa juga pada tanah yang kita jejak dengan seluruh basah...seluruh gerimis di hati "kita". setelahnya aku tak lagi peduli tentang musim apa saat ini. Atau musim mana yang lebih aku cintai. Karena kamu adalah musim. Satu musim yang tidak memiliki siklus. Satu musim yang tak berganti.
_____________________
by sang baco. com_catatan Seluruhmu telah Gerimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar