puisi Gerimis

Jumat, Agustus 17, 2012

Menandai gerimis yang membuat sesuatu telah berlangsung bergerak dan meluap, ketika itu kau gerimis yang berderap dari tempat paling tepi, paling sunyi. Kau gerismis itu, yang membasahi kemarau menumbuk bumi, kau gerimis itu yang memucatatkan wajah senja, kau gerimis itu yang tergesa-gesa dan mabuk, kau gerimis  yang menerobos malam tanpa tahu menunggu, ya..kau gerimis yang mengajari peristiwa, maka dengan ini kau gerimis yang  melengkapi lahirnya puisi.“

 
sekali mata itu mengejap

 sekali mata itu mengejap
maka itu adalah waktu terbaik merangkai kata

sekali mata itu mengejap maka tumbuh banyak cinta,
namun tak ada satu pun hati tempat membagi.

***********

Gerimis Menandai peristiwa
dan gerimis bukanlah Kekasih yang tidak setia di suatu waktu, meski ia lalu pergi setelah bermain,  mungkin juga meletihkanmu, seperti 
menangkap asap dan menegakkan benang basah, yang kutahu gerimis menandai peristiwa dan.... itu sudah cukup.

Wajahku seluruh gerimismu
dan memandangmu seolah ku-basuh wajahku, lembut sekali pijak-pijak keindahan-mu di rupaku, inikah sentuhan seteduh gerimis. Maka ketika kau memandangku, aku tahu, ada surga di sudut matamu :  Sejuk, Teduh.
sejenak saja gerimis itu, aku luluh tak terkira

kau gerimis menitik kalbu
(ketika tak ada yang semanis gerimis :
usai tingkap-tingkap gerimis, pun nafas kita beradu.

sangat pagi lirih deru suara kita menghempas, ya begitu bening nan-
menawarkan kata cinta pada sunyi yang ritmis. 
Tak ada bisikan semanis gerimis. Maka ketika kau berbisik, aku tahu, kau titik-titik air yang jatuh ke wajahku, menuliskan huruf huruf rindu.
Menitik ke lubuk kalbu.
  
Gerimis dan embun
Meski embun, tak lagi mimpi, tak lagi rahasia jika hari  terang,
tapi kau cemburu padanya,  Ketika
" gerimis pagi datang..... dan bersamanya ia meluncur ditekuk daun pandan tanpa ada yang merasa memimpin dan terpimpin"

karena  kau gerimis 
Menunggumu, sedang gerimis tak henti
untunglah dengan-nya kau lukis pula pelangi. menungguma bersama gerimis aku sungguh tak sempurna padahal, Tak ada lukisan seindah gerimis, maka ketika kau tersenyum padaku, aku tahu, siapa bidadari di celah pelangi itu, selamat datang gerimisku

Seluruhmu Telah Gerimis
Kemudi ini gila sayang…
ia terjemah rindu yang terkirim tak beralamat, 
ketika itulah aku  
kata yang bermula dari gerimis,
dan tumpah menyergap
 seluruhmu,lihatlah…. 
segalamu telah basah,
 “sebuah genangan gerimis ?”, 
kau tebak,
padahal aku telah 
lipatan doa 
menjadi ....kata, 
   menjadi ..... 
gerimis,  
    menjadi....
pantai tempat berlabuh. 
   _ 
Sabtu, 09 April 2011
   
 film menunggu hujan redah
Kumpulan puisi gerimis adalah metafora kata dalam lengkungan kemarau, . Kemudian belajar bahwa debu kemarau pun bisa menceritakan banyak hal. setelah gerimis me-tiada-kannya,  catatan gerimis yang membiarkan kita menyelami setiap lekuk kota juga perasaan dengan kata yang singkat atau pendek, masih dengan  gerimis yang mengijinkan kita duduk di tengah taman kota nan basah

kuyup, dan satu persatu kita menuliskan peristiwa juga pada tanah yang kita jejak dengan seluruh basah...seluruh gerimis di hati "kita". setelahnya  aku tak lagi peduli tentang  musim apa saat ini. Atau musim mana yang lebih aku cintai. Karena kamu adalah musim. Satu musim yang tidak memiliki siklus. Satu musim yang tak berganti.

“Sudah kutulis kamu dalam debu kemarau. Sebelum akhirnya gerimis menjadi penutup dari segala peristiwa"
_____________________
by sang baco. com_catatan Seluruhmu telah Gerimis

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images