Budaya Pappaseng Maros, Crew= Malam puncak apresiasi seni dan budaya di Baruga Utama Bantimurung, sebuah link picu bakat dan kreatifitas bagi siswa intra sekolah SMA di Kab.Maros, nilai etnik coba mereka garap setelah 3 bulan sebelumnya melakukan latihan di sekolah masing-masing, dalam pentas siswa kali ini yang menjadi aspek tambahan dalam mengisi acara yaitu keberadaan salah satu cab seni di sebut dengan "monolog" ini atau pementasan drama tunggal, pentas monolog ini coba di aplikasikan siswa setelah mereka lulus sebagai terbaik hasil seleksi intern mereka masing-masing bagi sekolah yang terlibat sebagai peserta, pemilihan naskah pentas monolog, dari pihak berwenang dalam hal ini adalah guru bid, Study Seni Budaya, memberikan keluasan/kebebasan pada siswa tuk memilih naskah masing-masing, atau dapat pula dengan mengapresiasikan peristiwa sendiri yang teranggap penuh kesan / kejut dalam hidup mereka.
Ungkap Dian Eka Wati. (kls XII IPA 1) Seorang peserta dari SMA 6 Smabon " monolog itu gampang-gampang susah..dan ngikutin keinginan naskah kadang berat tuk di selesaikan, tapi assik lah...aku milih monolog dengan judul Oo..karya Radhar Panca Dhana".
Ungkap Dian Eka Wati. (kls XII IPA 1) Seorang peserta dari SMA 6 Smabon " monolog itu gampang-gampang susah..dan ngikutin keinginan naskah kadang berat tuk di selesaikan, tapi assik lah...aku milih monolog dengan judul Oo..karya Radhar Panca Dhana".
season lain peserta dari Sma Pergis Maros dalam pentas akustik mengdirkan Ethnic Electronic Maheer Zain dari titel Album "Insyaallah..", Kami sengaja mengadirkan dua aliran musik yang berbeda, ke-religi ditampilan awal dan digital music sistem dan akustik pop perform dari salah satu lagu "Ada Band" dengan titel yang kami masih rahasiak biar surprais...(:bhs pasar) ungkap Anwar Alamsyah.
Ibu Saltiah guru bid.studi Seni Budaya Lokal, pada SMA 9 Marusu, mengatakan " event puncak malam apresiasi seni dan budaya etnik tersebut (tujuan kami ) untuk mengenalkan budaya lokal marusu , pesrta kami menampilkan tari passalonreng dengan iringan gendang tradisional atas siswa-siswa kami yang telah terlatih, demikianlah mengenalkan budaya sendiri sebagai hal yang harus menjadi tuan rumah di daerah sendiri. ujarnya.
Kepala Sekolah SMA Neg 6 Bontoa Maros A.Aswan , menyetujui membuka malam puncak apresiasi seni dan budaya etnik itu. Ia berpesan kepada generasi muda agar mencintai budaya asli Indonesia. Ia berharap event ini mampu membangkitkan semangat untuk membudayakan seni Indonesia dan mencintai budaya bangsa.
Ivent tahunan peristiwa ini juga kadang di padati oleh alumni dari tiap sekolah tersebut, malam antusias penonton apresiasi ini (bagi alumni) juga di manfaatkan oleh mereka sebagai ajang "temu alumni". kata Rahmat Hidayat (alumni SMA Pergis tahun 2008), pada ketua panitia " bang ..pulang dari Bali aku nih, sebab mo ketemu teman juga pengen mentas...boleh donk...", (dengan logat Balinya yang kental)
mantap...bakat 07 muncul lagi....
BalasHapusok team > ngundang loh...kerasin teriakmu kalo bisaaaa....
BalasHapusTerus berkarya wahai sang budayawan Marusu.... kadang ada dunia yg ingin kita tinggalkan tetapi kadang dunia itu yang tak mau meninggalkan kita... semoga jalan ini dapat menjadi pengantar kakanda ke syurga... amin.... miss u kanda....
BalasHapus