Pages

20 September 2019

Sugesti dalam Bahasa Perasaan

Bahasa indonesia sesungguhnya kekurangan istilah dalam menerjemahkan atau mengurai maksud perasaan, dan hanya kecakapan kemampuan berbahasa seseorang salah satunya dapat memuat perasaan yang sedang dialami oleh seseorang, bahasa perasaan terjadi saat suasana hati seseorang terkait dengan luasnya perbendaharaan kata. Tapi bahasa perasaan lebih sulit di kalimatkan misalnya dalam peristiwa, ketika seorang merasa gelisah saat ketahuan menyontek saat ujian, dia cenderung mengeluarkan kalimat dengan terbata-bata.

Sugesti semacam perasaan memasuki alam bawah sadar , memilih dan memilah dalam mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat Anda sangat tenang dan membawa pikiran orang lain masuk lebih dalam hingga ke alam bawah sadar pula org lain tersebut. dalam acara show setengah sihir, Pada kondisi ini, terapis akan memberi kata-kata sugesti maupun pertanyaan sesuai kebutuhan, inilah rahasia bahasa perasaan

Suatu hari dalam telaah " peran bahasa". Gugatan awal sulitnya perasaan di bahasakan, katanya "Jika bukan bahasa, lalu apa yang harus digunakan sampaikan perihal atau keadaan ?, atau kita sepakat bahwa diam juga merupakan bahasa.

Kepribadian juga prilaku yang dicetak atau diproduksi memungkinkan bahasa terlibat dalam membentuknya, benarkah ini ?

: sebab bahasa  memiliki pengaruh pada pola perilaku manusia, misal terbentuknya kebiasaan melalui bahasa yang digunakan dan kemudian kebiasaan tersebut membentuk pesona mungkin lewat gaya komunikasi atau kecakapan lain hingga ke-sugesti.

Bahkan secara berlebihan  dikatakan oleh Foucoult, ”atas bahasa, siapa yang mampu memberi nama, dialah yang menguasai, dan jika di dunia hewan berlaku hukum makan dan dimakan, maka didunia manusia berlaku hukum membahasakan atau dibahasakan”?.

angin begitu gusar, ia mengibas
silky rokmu yang pendek, tapi bukan cuma angin,
tatapku melek

Simbolik bahasa perasaan "Angin gusar dan tatapku melek
" proses pemberian sugesti pada teks, hingga sugesti dijalankan maka kita mengenal dua proses. Proses pertama adalah afferent yaitu masuknya sugesti ke pikiran seseorang, dimengerti, dan diterima oleh keberlanjutan pikiran bawah sadarnya. Setelah diterima maka sugesti ini dijalankan dalam bentuk respon tertentu. Ini disebut dengan penguatan efferent.


Peristiwa juga rasa yang di bahasakan, hanyalah perwakilan dari
keadaan yang secara esensial bukan kebenaran sesungguhnya, hai ini
di sebut hanyalah  “pembenaran pembenaran“.

 Cam antara Sugesti kata dan jumlah kosa kata bahasa Indonesia
" ia bahasa  tak memungkinkannya menjadi kebenarana massal atau  kolektif, juga karena jumlah entri dalam idiom kata dalam bahasa Indonesia,  sangat sedikit sehingga terus menerus menyerap kata dasar demi pengembanganya atau dapat juga di katakan bahwa, idiom bahasa kita tidak mamadai lagi untuk mengakomodasi simbol-simbol mutakhir yang sifatnya kekinian, termasuk untuk 
melakukan persenyawaan dengan bahasa-bahasa visual",ya..sebuah kejut bukan ?

Perdebatan yang panjang akan bahasa,  yang mewakilkan metafora menuai kesimpulan
"tapi...selemah apapun peran bahasa mewakili setiap keadaan, tetap nyata bahwa segala sesuatu masih, lebih tepat di wakilkan oleh bahasa", bahkan dapat saja terjadi bahwa setiap keadaan dapat di sugestikan dengan kecakapan menggunakan bahasa.

Bahasa perasaan separuh sihir
Dalam sastra lampau mantra, kekuatan kalimat menjadi sihir, kutip Sastra Makassar terjemah berbunyi "Angin yang berhembus, hidup dan membawa pesan, sampaikan salamku pada si "A", sebab kejujuran hatiku adalah fitrah, ia pula terhenyak". Terjemahan dengan sederhana ini sebenarnya belum mewakili perlambangan yang di maksud oleh mantra, hanya contoh saja. Bahwa ciptaan sastra dari ungkapan hati terdalam sesungguhnya adalah sugesti, menggerakkan bahkan menghendaki_ Tulis kaimuddin Mbck.
________
Sangbaco.web.id_dalam _Dialog Sugesti Bahasa
: kampus Himpunan Mahasiswa Bahasa _29 Nov 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar