cahayanya meruas ke gunung, pohon serta ke-tiang-tiang kokoh
Warna senja yang yang tak mengenali dirinya jika itu indah, ia selalu biasa saja, pagi menerang lalu sore kemudian tenggelam
Ia matahari sore yang menggelitikmu tentang kerelaan... perjuangan, dan doa-doa
yang kau terbangkan ke langit
Senja yang hampir meremang....
suatu saat akan kau sedihkan kepergiannya, sebab..
malam sebentar lagi merampas segalanya.
_____
Sang baco Puisi religi "Senja"
*setelah maklumat sore tentang cahaya, perjuangan, keletihan dan duka nestapa, maka merataplah hingga menangis pada pada yang menguasai segala keadaan juga pada pemilik kegelapan, tumpahkanlah air matamu juga haturkan segala doamu, pada yang menguasai sore yang sakral ini, sebab Dialah Tuhan yang mengetahui dirimu melebihi pengetahuanmu tentang dirimu sendiri....
__________________
cahaya sore yang mengentalkan jejak masan lalu itu, disaat banyak peristiwa alam baru saja di eksekusi, kau kemana ketika anak-anakmu menangis sebab ia takut dengan bayangannya sendiri, mantrapun dirapal untuk sesuatu yang tak terlihat (setan), cahaya sore itu ada yang menyangkanya : bumi hendak dihancur leburkan
_________
cahaya sore yang mengentalkan jejak masan lalu itu, disaat banyak peristiwa alam baru saja di eksekusi, kau kemana ketika anak-anakmu menangis sebab ia takut dengan bayangannya sendiri, mantrapun dirapal untuk sesuatu yang tak terlihat (setan), cahaya sore itu ada yang menyangkanya : bumi hendak dihancur leburkan
_________
Puisi caHaya sOre itu
oleh : kaimuddin mbck
_____________________________________________catatan kaki : pappaseng atau pesan masyarakat Bugis menerawang "riwettu sellung mataessoe' na eloni nradde wennie', pettama manengi ana'-ana'mu risabekeng nrarai' setange "
Thanks for share, artikelnya menarik..
BalasHapus