Pages

07 September 2019

Ritual Sungai Maros

Bantaran sungai Maros, mengendap ritual pedalaman yang tumbuh sendiri, nyanyian aroma pesisir, bunyi ayam dan suara anak-anak mengaji di kolom rumah. Sore di tepi sungai Maros, anak-anak itu bermain sepulang mengaji, dan dari bantaran sungai mereka melihat jembatan tua yang dahulu  merupakan jalur interaksi orang-orang zaman bahuela saling berinteraksi.

Sore di bantaran sungai Maros,  tampak siluet mulai menepi mengantar keriangan anak-anak, seakan  waktu menitiskan mereka dalam kehidupan religi. Sungai nan  mengalir deras dan riaknya mengukir nilai kearifan yang di transfer dari pati hidup pendahulu mereka, sebagaimana kisah bantaran sungai Maros Kassi ini,  dahulu merupakan tempat berlabuh ulama dari Kerajaan Bone yang lalu kemudian membagun pesantren As Sa'adah hingga kini.

Sore melekat melenggang jauh ke lubuk riwayat.
seperti tak henti sekumpulan anak-anak pulang ngaji itu telanjang kaki berlari-lari di bantaran sungai, dan segimbal daun mangga dipanjat-nya sambil berayun, "hiyyauuuiiii...."teriak bocah-bocah itu lantang, tampak giginya yang tanggal, memanggil berloncatan pada pohon yang daunya terjulur menyentuh air itu. Anak-anak ngaji itu dan ikhtisar sungai, menghapus mendung yang mengantarai kehidupan mereka, ia telah cukup dengan segala yang diresapnya hari ini. 

Bermain setelah Ritual Ngaji 
Usai sorak sore, hanya pelepah patah dan biji mangga yang berserakan sebagai akhir pesta mereka. kegembiraan  tentang celoteh sungai, ya sebuah revitalisasi lokal atas perlawanan hingar-bingar kehidupan hedonisme.  Bocah-bocah yang mengeja kehidupan alami, meskipun mereka masih luput dari aktifitas kedalam sungai termasuk persetubuhan tiram yang terjadi terus-menerus, atau tetumbuhan ganggang air yang terus meruas, di pinggir sungai ini kau tak mungkin pulang.

Dendang nyanyian sungai, mengantar anak-anak pulang ngaji itu bergembira, tangannya terangkat mengibas-ngibas ke awan, upss...jangan manarik perhatian mereka, dipeluknya warna-warni siluet yang tinggal titik-titik itu, sebagai tanda waktu berpamitan pada bantaran sungai ini.

Malam di Bantaran sungai dan perjalanan mega-mega akhirnya adalah peta tempat rindu duduk istiarah, tak seorangpun boleh pergi tergesa-gesa," disini senyum ...rindu..., juga tempatmu melupakan diri sendiri".
 _________
Sang Baco_ : "Ritual Sungai Maros"
*Sedang mancing dan riuh anak-anak menjauhkan ikan dari kail.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar