lagu Toengi Bambo

Sabtu, Juli 02, 2011

Nyanyian ibu saat kau dalam ayunan, dan Tuhan mengijabah pesan syair lagu tersebut, sebanyak apapun nikmat hidupmu ia minta, demikian ibu adalah makhluk paling mulia di bumi.

Makna lampau kearifan lokal dalam proporsi mendudukkan ibu, ia sosok mulia dengan doa sakral, Pahaman ini erat kaitannya dengan sistim hukum Islam dalam kategori mendudukkan Ibu dalam stratifikasi tertinggi " Surga terletak di bawah telapak kaki ibu". jika ibu meminta seluruh hartamu maka fikh memutuskan : wajib di beri, tampa tersisa ..

Perihal Ibu dalam studi kasus melegendakan cerita tentang banyaknya bencana juga kutukan atas bangsa-bangsa terdahulu dari langit di sebabkan berdosa kepada ibu,

berikut adalah implementasi syair pappaseng yang diangkat menjadi puisi, metafora bahasaku biasa saja, berhitung bahwa ini hari "ibu"


Bisikan ''Toengi Bambo''


begitu deras mengalir di sarafku, 
sebuah pesan aMmakku menengadah ke langit, 
entah ia pilu atau sedang terjaga,  masih ia selalu merebut air mataku.

Ommale pammopporanga kodong....,  
sejauh ini aku belum menyenyakkan tidurmu


*Toengi bambo (Bahasa Makassar ,terj :ayunan mendayu nyenyakkan tidur, pula dapat diartikan ayunan kasih sayang__
*ammakku /Ommale (Bahasa Makassar , Terj Ibuku)__
pammopporanga kodong(Bahasa Makassar ,terj maafkan aku

Lagu toengi bambo bagi Makassar-Bugis dianggap tradisi budaya leluhur, tapi kini perlahan mulai memudar dan tak diterapkan lagi oleh generasi berikutnya. Salah satunya tradisi menidurkan anak. 

Tradisi ini berbeda-beda penyebutan. Masyarakat suku Makassar misalnya, menyebut dengan nama Royong. Namun bagi suku Bugis, tradisi ini disebut Yabelale. Ritual yang dahulunya sering dipraktikkan oleh nenek moyang tersebut nyaris tak pernah lagi terlihat di tengah masyarakat suku Makassar maupun Bugis era kekinian ini. "Nyaris sudah tak ada. Kalau tradisi menidurkan anak dengan ayunan sarung itu masih ada, cuma tak ada lagi nyanyian khas yang biasa dilakukan nenek moyang sebelumnya yang disebut Royong atau Yabalale," kata Puang Lia (56) warga Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel kepada


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images