Aku Pohon Setelah Tuhan MelemparMu dari Langit
Sabtu, September 29, 2012
Dari langit kenangan telah terbuka padaku rahasia tentang sepi, sejak Tuhan melemparmu dari langit, aku berguru cara memiliki tanpa pernah merasa kehilangan. Sebuah ketakutan dan kenangan mengantarkan kita untuk saling memahami lingkaran kabut. "terkesima pada kisah cinta yang berakhir duka atau bahagia", aku memilih menjadi pohon dan menjelaskan akar rindu itu lewat rimbun daun, yah..serimbun pohon menunggumu teduh di bawahnya. Aku di sini melerai panas menghaturkanmu sejuk juga jika kau memetik buahku yang ranum.
Serimbun Pohon dari Langit. adalah aku yang telah beda dan me-mulai sesuatunya dari menghapus bagian akhir cerita, setelah ini ada yang tumbuh dari tanah dan kau menamai "pohon kekasih".
"sore tadi ….sangat kesan" dan kau seolah abadi. Hidup memang hanya perkiraan-perkiraan, sebagaimana pilu kemarau yang berakhir hari ini, sore tadi adalah keindahan yang menumbuhkan pohon hijau dengan bunga-bunga kapas, pohon dalam hatimu sendiri dan mengajak dunia menjaganya, lihatlah keburu burung bernyanyi di rantingnya, syairnya tentang kisah jiwa yang awalnya tertidur puluhan ribu tahun dan baru sore tadi terbangun, langit memang sakral dan rumit, tapi kudengar ia menerima doa pecinta.
Sesuatu yang hari ini tertulis, isyarat baru saja langit melempar cahaya ke udara dan menghirupnya, sangat kisah dan penuh semi, sebuah masa lalu yang mengenalkan tanda baca, sinonim hingga ke-ribuan retorika, sebagaimana hari ini kau didekatku, e… sangat baru dan lebih manis. Seberapa dekatku hari ini sebanyak itu pula setiap memori kembali membentuk-ku sebagai pohon, pohon masa lalu itu yang kau kenali.
________________
Tuhan Melemparmu Untukku, ya...ia di dekatku, lebih seksi dengan rambut yang di ikat belakang membuat lehernya yang putih dan jenjang mengesan, "berdenyaran aroma farpum" kukira ini bau yang sejak lama kurindukan, aku tak ingin cepat malam lalu daun kemudian gemetar karena embun mulai luruh, dan merasa sendiri ..lalu gelap seperti biasa, uh...
Kejut yang kau bawa adalah cinta dalam aksara di memoarku, penuh celah juga lucu tapi kukira itu... milik kita, hanya yang berbeda sebab, malu itu sepertinya masih milik hari ini, atau ini adalah sebuah kemalu-maluan yang menggilakan, haha..ha... _Mengalir senandungku berjurai pancuran kasih di jejak waktu, tak henti hingga aku hanya tahu akhir segala cerita itu bahwa "sore yang terasa baru sebab tuhan melemparmu ke bumi untukku, ". Kau yang tak mengerti bahwa aku seolah kecil dan "sekarung gula-gula jatuh dari langit".
Sejak Tuhan melemparmu dari langit untukku, seakan hari membiarkankan-ku takjub, aku menjadi pohon aneh ketika kau DI DEKATKU, ku me-lebat sendiri.
Kusangka fatamorgana... kau sungguh baru dan lebih manis, seberapa dekatku hari ini sebanyak itu pula setiap memori kembali membentuk masa lalu itu, temu ini sesuatu yang kuharap menjaga “kita” tuk tak pernah merasa sendirian dan ditinggalkan.
Sepisah Nanti : tengoklah di luar jendelamu sebab malam sebentar cuaca berdenyut dan alam seperti tersirap. Ketika kau bangun pagi nyatalah di depan berandamu sesuatu dari tanah telah tumbuh dan kau menamai-nya "pohon kekasih".
_____________________________
kaimuddin mbck : kau didekatku dan kusangat lebay, segeliat akarku yang tumbuh kearahmu dalam aku pohon setelah tuhan melemparmu dari langit.
2 comments
telahir dari pohon yah...
BalasHapusya...mengakar di hatinya, hihi..hi..
BalasHapus