Puisi Ramadhan " atas luka"
Rabu, Juli 31, 2013Sejenak menyisih dari luka rutinitas dunia, ketika ramadhan adalah malam-malam khusyu salju dan bisikan halus menyelam dalam kemanusiaan, Ramadhan ditemu
 istighfar dengan lampu sedikit redup mengantar  bulan purnama 
turun ke dasar kolam, begitu hening, dan luruh..., atas "intensitas ramadhan dan
pengalaman batin, maka menyerahkan pilihan kepada keyakinan merupakan 
sesuatu yang tak henti meruang", ya Allah..sebuah ketenangan  tak terjelaskan.
Kematian dikirim kepada mereka, maka sebelumnya adalah pemberian Warna-warni penciptaan kehidupan dari keagungan sifat penyayang Allah tanpa batas, tanpa akhir, tanpa cernah kita. kepinggiran dendangkan munajat (Asmaul Husna) sedang langit........ terbuka.
Puisi "detak Luka yang memohon"
Malam di penghabisan jalan
Malam di penghabisan jalan
meraba nyut-nyut nista yang tertinggal 
aku di antara tekur safsaf jamaah berbanjar 
Langitlangit cemar berbencah, ku rebah penuh gurat luka
Menyelami diri sendiri di peta kurun jauh, pada maaf  yaumil-mahsyar
uh…, kujahit lukaluka batini di serambi Mu yang Maha….,
uh…, kujahit lukaluka batini di serambi Mu yang Maha….,
Tapi…, aku tetap lumpur lekat….tengadah ke langit
Tuhan…, aku pucat pasi….
______
kaimuddin mbck : dialog/ "bincang malam ramadhan 
1 comments
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus