Literasi Duka dalam Diksi Kemarau
Selasa, Mei 12, 2020Bacaan kemarau adalah kesedihan, sedih ?. Ulasan keremangan zaman yang menggerus nilai kehidupan, semoga tak meniru kisah pandangan keputus asaan terhadap gadget dan hubungannya dengan anak-anak, sebab setelah pengamatan ia menembak kening sendiri karena merasa sudah tak memiliki apa-apa dalam hidup, dan anak-anak yang terbunuh karena perang, selain bersedih dan menangis ?. Pada catatan tulisan ini menjadi suntingan bagi tulisan esai yang lain dalam sangbaco.web.id, dalam item cerita-cerita sedih. Terutama dalam tiga esai yang isinya saya sitir di awal. Seluruh catatan pendek ini dibuat dengan gaya memikat. Kadang bikin tertawa dengan humor-humor tajam, lebih banyak bikin dada bergetar dan mata basah. ok silahkan disimak, jika tak suka boleh melupakannya bahkan tak mengapa membuangnya.
Literasi Diksi Kemarau
Diksi kemarau adalah sinonim duka dari : peluh, kering, tanah retak, dan gadis-gadis kota yang setengah seksi karena cuaca panas.
Kemarau suatu hari adalah aksi saling mencemooh, yang menderetkan sumpah serapah terhadap musim yang kering termasuk kegagalan pemimpin Maros, selama 2 periode gagal meghadirkan air untuk masyarakat Bontoa, hidup sungguh tak bersahabat atau keprihatinan sedang tergerus oleh zaman ?
Kemarau menjelma tanggapan atas ketakberhasilan mengungkap keringnya masyarakat lekopancing maros terhadap air sedang sungai mereka diperuntukkan konsumsi kota makassar, banyak aksi saling cemooh antarpenulis pada berbagai masa.
Ketika agama adalah kesesatan, aku ingin menggali kuburan Nietshe dan menggetok kepalanya dengan tulang keringnya sendiri.
Cemoohan yang terdengar seperti humor. Humor yang keras dan gelap dalam buku pemimpin china Mao Zhedong, tapi kulihat Mick Tyson menorehkan tato di lengan kananya gampar si tokoh china. apa ia fans, aku harus bertanya padanya, seberapa menarikkah ia ?
Kemungkinan besar, kita memang tak mengenal duka kesedihan 600 org petugas TPS yang meninggal, kita hidup bersama kelak berbareng sejarah dipenuhi kekalahan, penderitaan, dan tragedi. Wajar bila kita senantiasa bermata gelap dan mudah jadi sasaran empuk kenistaan hidup, pilkada lagi dan kematian tak begitu....menyakitkan.
Duka kemarau yang merapikan warna pohon jadi coklat tua secara seragam, adalah gejolak kehidupan yang menajamkan sinar matahari yang begitu dekat dengan jarak kepala.
Diksi kemarau serupa dengan rekayasa pengeboman gedung wtc, yang menciptakan Osama sebagai momok teroris . " meskipun sebagian media menyebut nama ini hanya muatan untuk kepentingan Barat atas penguasaan kilang minyak timur", Muslim berduka..!.
Dalam duka diksi kemarau dunia sedang tidak bersahabat "orang-orang kalah bertambah jumlahnya dan jurang hendak diperlebar agar leluasa bagi siapa saja untuk bunuh diri, diksi kemarau adalah tanggapan, bahwa kita sedang tidak baik sebab kemarau.
Gadis-gadis dalam diksi kemarau_
Trotoar.... panasmu menyengat muka, tak mampu mengais dingin pada ac kendaraan yang lewat atau pada sela daun-daun pinggir jalan.
Celoteh duka kemarau dan gagasan selalu lumpuh tanpa air pernah jatuh ke bumi.
Rindu di antara garis-garis cuaca, pun tak membekaskan sehelai sejuk,
kecuali ranting-ranting kering yang entah kapan patahnya….
Aku tak pernah bisa mencintai musim ini secara biasa,
meski ia menunjukkan
kehidupan rumputan yang tumbuh liar.
: Tapi pentingkah sebenarnya diksi dalam duka kemarau atau zaman memang harus dipanaskan ?!.
__________
0 comments