Petang yang kabut dan petir turun di jalan.
roh kah, "badai petir ini"?,
seperti waktu telah ditaklukkannya, seolah ia baru saja terbebas dari pengasingan,
Petang yang diam sejenak
sebab sahutan petir mengantar malam,
ia berjalan di atas pohon-pohon, seperti nyanyian mistik yang ditabuh,
ia menyayatkan rintihan keras anak-anak
petir dan ..., sehelai daun terperanjat dan lepas,
"Tuhan, aku ngeri di petang 6.00",
" aku mengadukan hidupku yang tak seberapa, dan dengan gigil aku mendesak kasih sayangmu"
aku mengadukan petang yang kabut dan dan petir turun ke jalan
silau petir dan sehelai daun terperanjat dan lepas.
Tuhan aku ingin berkata, tapi tidak untuk yang penghabisan
---------------
Kassi Maros , Petang 6.00-8.00
*Waktu seperti hendak berakhir di petang itu, bumi yang diam, dan semua pintu tertutup penuh doa-doa di panjatkan.
*Petang dan sebuah pohon terbelah menimpa jalan provinsi, tak mengapa sebab tak sekendaraanpun. petang yang bagai serunai Israfil baru hendak ditiup.
*Petang yang Mistik dan nyawa sepenggalan.
roh kah, "badai petir ini"?,
seperti waktu telah ditaklukkannya, seolah ia baru saja terbebas dari pengasingan,
Petang yang diam sejenak
sebab sahutan petir mengantar malam,
ia berjalan di atas pohon-pohon, seperti nyanyian mistik yang ditabuh,
ia menyayatkan rintihan keras anak-anak
petir dan ..., sehelai daun terperanjat dan lepas,
"Tuhan, aku ngeri di petang 6.00",
" aku mengadukan hidupku yang tak seberapa, dan dengan gigil aku mendesak kasih sayangmu"
aku mengadukan petang yang kabut dan dan petir turun ke jalan
silau petir dan sehelai daun terperanjat dan lepas.
Tuhan aku ingin berkata, tapi tidak untuk yang penghabisan
---------------
Kassi Maros , Petang 6.00-8.00
*Waktu seperti hendak berakhir di petang itu, bumi yang diam, dan semua pintu tertutup penuh doa-doa di panjatkan.
*Petang dan sebuah pohon terbelah menimpa jalan provinsi, tak mengapa sebab tak sekendaraanpun. petang yang bagai serunai Israfil baru hendak ditiup.
*Petang yang Mistik dan nyawa sepenggalan.