Sinopsis pentas tari 4 etnik dan angaru/ mangaru (dibaca sebelum pentas tari kreasi ini di mulai), terlaksana pada acara Blogilicious nusantara di Kab. Maros bertempat di baruga utama kantor bupati pada tanggal 1-2 september 2012.
"Provinsi sul-sel yang dihuni berbagai etnis dengan
budaya yang beraneka ragam, mengindikasikan kemudian kreasi Pertunjukan Musik
dan tari tradisional ini, hal yang merupakan gabungan dari 4 etnik yaitu
Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja, dengan kostum khas masing-masing dalam
berbagai bentuknya, secara umum sering dipertunjukkan untuk penyambutan tamu
kehormatan dapat juga semisal pertunjukan meramaikan pesta perkawinan
juga acara yang bersifat syukuran, tarian ini dibuka dengan irama
pakanjara atau gendang dengan ketukan bertalu-talu khas makassar, juga memadukannya dengan tari Maggellu dari Tator, Tari Mandar Mappendisasi dan tari Pattennung juga tari Pattuddu, Segalanya menjadi ramuan ke gerak berkonstruksi dan selaras dengan penguatan yang lengkapi dengan Angngaru / aru. Sedang angngaru yang
adalah tradisi sakral dengan budaya tutur (mengunkapkan paseng/pappasang) dalam mengangkat
janji/ sumpah setia kepada pemimpin, dan pelaku angaru atau pangngaru menyatakan
kebulatan sumpah setia tersebut dengan kesungguhan lewat gerak, yaitu
dengan menusukkan benda tajam "badik khas sulawesi-selatan ke tubuh sendiri pada bagian yang sifatnya rawan semisal
di leher juga di ulu hati.
mereka di komunitas seni tari kampus sanggar "syekh Yusuf" |
Pada periode yang sangat awal tradisi
mangngaru pada masa kerajaan ketika terjadi peperangan, sang pangngaru atau
yang melaksanakan angngaru ditunjuk tertentu sebagai pemegang bendera atau
panji peperangan, ketika dalam peristiwa pasukan terdesak oleh lawan, maka
pangngaru melakukan bate/ bekas kaki yang
diperjelas, lalu menancapkan bendera
diatas bate tersebut, sambil tanganya mencabut Badi, diiringi sumpah setia kepada pasukan dengan teriakan keras, menggelegar untuk didengar oleh lawan, kawan ataupun botinglangi (penghuni langit) dengan tekad dan
janji
bahwa, “dirinya tak akan
mundur dari bate /batas kaki yang telah menjadi penanda kecuali nyawa telah melayang.
Implementasi budaya luhur angaru ini,
merupakan bentukan karakter atas menjadikan orang-orang Bugis-Makassar masih berpegang pada lempu,
getteng , adatongeng, acca, demi
keterikatan dalam janji dan kesetiaan
yang keluar dari ucapan Pangngaru dalam bentuk sumpah
setia.
_____________
demikianlah pada hari tersebut dalam acara Blogilicious di Kab Maros, di selingi hiburan dari kompilasi musik akusti maros juga apresiasikan tari 4 etnik ini_wassalam