Peristiwa tradisi budaya secara psikologis mendekatkan dengan alam sekitar dan Tuhan. |
Tegas berikutnya bahwa film sebagai media diinginkan atau tidak, diresahkan atau diindahkan, atau di tolak sekalipun, film tak dipungkiri keberadaannya ia tampak berada disekitar kita termasuk di tempat yang sangat pribadi, tawarannya kini adalah film dengan muatan Kearifan local, kukira itu adalah jualan yang laris, sebab
hooks cross history dapat dikatakan bahwa "tidaklah bangunan Negara Jepang pada awalnya kecuali hanya budaya…dan tanpa tentara perang (pasca pengeboman Hirosima dan Nagasaki, lalu kemudian kita mengenal negara Jepang dalam segala link perkembangan produksi memenuhi segala bumi sebagai eksportir. Sebab budaya begitu diterima oleh segala pahaman dan etnis /suku. Tentang ungkapan penegas tadi sebuah aktualisasi mengantarai produksi oleh kearifan local menandai silang kait tersebut, seperti berikut ini > Menguji tabe di Jakarta < ling terkait )
season 2 : penanya dari siswa sma 2 model maros |
parapi I’ nawa-nawa deE narapi'i nawa-nawa,
makna kontekstual paseng tersebut "pikirkan, cetuskan, ciptakanlah sesuatu yang sebelumnya
belum pernah di ciptakan.
Dan dalam teks Mantra yang menjadi bagian dari teks lagu " anging ammiriko mae, tulusukko ri barambanna…, Kekuatan teks lampau dengan kata "anging" adalah angin, yang tidak semata dipahami sebagai angin > ia angin dalam pandangan masy lampau dianggap hidup, dan mengenal keadaannya sebagai bagian penciptaan, bahkan dapat berintraksi dengan manusia juga dapat menyampaikan pesan seseorang jika tahu dan me-sengaja menitip sesuatu padanya.….< hal yang me-sakralkan paseng mantra tersebut.
Materi yang tak lain merekomendasi, mengajak peserta ke penguatan kearifan lokal sebagai bentuk pilihan atau prioritas dalam film dokumenter, juga sisi lain akan penyelamatan teks lampau yang mulai mengalami pergeseran nilai dapat terdokumenkan/terarsipkan secara sederhana lewat film semisal teks pappaseng berikut ini : maloppoko menre' na' nanu macca nanu patuju_Teks ini kemudian mengalami makna praktisi menjadi "maloppoko menrena nanu macca nanu runtu jamang (terjemah...?)
Memelihara film adalah bagian dari memelihara
sejarah. Bukankah bangsa yang
besar adalah bangsa yang mengerti dan
menghargai sejarah?
perhatikanlah bahwa ungkapan penegas pada kebaikan dianggap sedemikian penting, sehingga Kesakralan perintah atau larangan dalam kemasan lampau disimbolkan dalam satu idiaom yang di sebut Pemmali, kunjungi link berikut : pemali dalam perspektif
prasyarata umum Teks cerita yang dapat dijadikan sebuah film
1. Karakter utama, karakter tersebut harus membuat motivasi untuk titik tuju dan akhirnya ada tujuan (goal) yang ingin dicapai. Dalam film bisa saja seorang karakter utama bisa lebih dari satu, tetapi akan meyulitkan penulis membangun cerita jika karakter utama lebih dari satu. Karakter utama menjadi sangat penting dalam sebuah cerita dan harus jelas apa yang akan di capai oleh sang karakter utama tersebut.
2. Titik Tuju, seorang karakter utama harus ada cara titik tuju bagaimana mencapai tujuan, mungkin bisa dikatakan tentang strategi apa yang akan dilakukan oleh sang karakter utama untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Di bagian inilah termasuk membangun konflik-konflik, tantangan dan perlawanan yang harus dikembangkan.
3. Tujuan, yaitu capaian apa yang akan didapat dari sebuah cerita melalui karakter utama. Tujuannnya tidak selalu dalam bentuk kebahagian tetapi juga dalam bentuk kesedihan atau “kekalahan”. Yang penting jelas tujuan akhir dari cerita sebuah film.
peserta seminar film : UKM Toddo limayya, Karang Taruna, Sanggar2 sekolah, HIMABAS, KNPI, Guru hingga dosen | , , |
asah ketajaman , mencium selera pendidikan melalui kajian-kajian ilmiah menuju film pembelajaran merujuk pada fungsi film sebagai media pendidikan bagi masyarakat. juga dengan dengan mengembangkan muatan pada siswa sikap-sikap kritis dan asertif dalam memberikan penilaian terhadap film hal yang sama pentingnya dibanding mematungkan film sebagai benda satu2nya media yang tanpa stereotif, dalam menjadikan film sebagai media pembelajaran.
Penguatan film documenter dalam mempresentasikan kenyataan
(rekaman dari
aktualitas budaya), fakta tanpa adanya rekayasa. kehidupan nyata
seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara.
film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal. Film pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang mengkombinasikan dua macam indera pada saat yang sama.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa suatu film dikatakan baik bila memenuhi beberapa syarat,diantaranya adalah sangat menarik minat siswa dan autentik, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan anak, bahasanya baik dan tepat, mendorong keaktifan siswa sejalan dengan isi pelajaran dan memuaskan dari segi teknik, nenek moyang kita menuliskan segala peristiwa kebijakan lampau mereka sebagai pesan yang mengental pada generasi selanjutnya, Maros dalam kausalitas ketokohan lampau tersebut Karaetta Ri Cendrana, dalam beberapa pappaseng Bugis pada jurusan Sastra daerah UNHAS masih menjadi bagian pesan lampau yang di pelajari di university tersebut.
Kesinambungan kearifan dan ilmu bagi etnis Bugis Makassar sebab Kekuatan teks lampau atas keberadaan huruf tulis “lontara”, teringat bagaimana ketertarikan masy lampau bugis makassar akan meriam lalu menuliskannya dengan huruf lontara, hal yang terlalu detil ini sebagai info dan transfer ke banyak bahasa, disangkannya bahwa meriam adalah buatan bugis makassar padahal ini ber-made in Prancis_ (ngajak nge-filmkan) insiden Burma salah satu negara bekas jajahan Britania Raya dan merdeka kemudian sebab bantuan Bugis Makassar memberinya keteladanan ilmu perang gerilya dan beladiri (pencak silat), haha...ha...
Sebab sejarah itu penting , menurut “the history make man wise > sejarah membuat orang menjadi bijak, atau dalam bahasa jerman “ the history vitae magestra > sejarah adalah guru kehidupan- akhir kata mari ke Penguatan teks film kesitus dan tinjauan pustaka tema kearifan budaya local dan kelengkapan hasil Telaah kaidah teks film documenter sebagai isi dalam suatu kesatuan film
Dan saya ingin mengatakan bahwa candi Borobudur itu tidak kren banget (susunan /tumpukan batu2 saja, jika bukan karena teks yang membentuk symbol relief tersebut, relief2 itu adalah teks yang di simbolkan menjadi gambar
(mungkin berlebihan tapi…) Di situlah sebuah teks akan hidup, berkat nyawa yang ditiupkan oleh masy lampau , mereka berkata menelurkan teks dengan tujuan kebijakan, sebuah perbuatan yang lahir dari kontemplasi (….) dan terkait dengan fitrah semua orang : maksud saya bahwa : mari merepresentasikan kenyataan menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Untuk saling berbagi pengetahuan tentang sejarah dan mengajak anda bertamasya ke masa lalu_ dan sangat sering, Begitu kita keluar dari gedung bioskop, barulah kita menyadari ada adegan-adegan film atau scene yang nyata-nyata tidak masuk akal!.
Pandangan : Mungkin saya salah tapi bertarung tekhnik dan teknologi film (memuaskan konsemen/penonton) dengan manca negara kita benar2 bukan apapun…lebih mending memilih aspek kekuatan cerita atau melodrama. Mungkin semisal mengemas pau2 rikadong……cerita rakyat, atau film yang sifatnya ritual, music tradisid dalam settingan tertentu, mungkin disitu ada acara mallanca, mammaseri Atau ritual ma’royong ….?. mungkin juga anda calon sineas sekalian membuat scenario film tentang prosesi masuknya Islam < hal yg sangat menarik…..dll. (jika ada yg tertarik menggarap hal ini boleh, dialog2 sebentar atau nanti).
Muatan Film dokumenter pada workshop per-film 2
-Tradisi Perkawinan Bugis Makassar, Mappaenre Balanca, Appassili bunting (Cemme mappepaccing), Prosesi awal tradisi Appassili, Aggorontigi (Mappacci), Assimorong atau akad nikah hingga Mapparola,Tudang Botting, hingga Makkaddo’ caddi’ ke Pa’ bajikang, syair ma’royong , beberapa bahasa (Arkais > bissu). Tradisi Religi Maulid,Tradisi Muharram Mappeca Sura (latar belakang ? ),Appasili (Tradisi saat hamil 7 Bulanan), Tata Cara Upacara Khitanan Adat, Tradisi Religi Aqiqah, Tari Salonreng, Tarian Ma’Raga
Film documenter kearifan Budaya local adalah : pahaman kearifan lampau sebagai sebaran dari sekian banyak rumah budaya kecil yang kemudian membentuk sinerji sosial dan mempunyai pengaruh besar terhadap proses-proses penyelenggaraan pemerintahan dan negara. (pesimis juga lihat keadaan kita sekarang yg orang2nya telah pandai namun korup? berfikir tentang canangan UU godgovernent) Keanekaragaman juga termasuk di dalamnya bahasa dan aksara yang dipakai dalam naskah dan kehidupan jati diri, termasuk juga bentuk dan isi, sesungguhnya dapat menetralisir pengaruh asing yang masuk ke dalamnya, maka muatan kearifan budaya lokal dalam pembelajaran dianggap prioritas adanya.
Ket,Gambar film dokumenter Dengka Ase Lolo menandai tradisi Tradisi Mappadendang (musik Lesung), di Dusun Allu, Desa Minasa Baji, kecamatan Bantimurung_
Pilihan kaidah teks dari sebuah film “
berikut adalah teks menyampaikan pesan secara utuh, memberikan kesan kuat dan menyentuh emosi perasaan penonton sehingga film bisa menginspirasi banyak orang,”
“Orang seperti kita ini gak akan bisa hidup kalau gak punya mimpi boi.” -Mahar @Laskar Pelangi
“air mata itu tak pantas dilihat oleh anakmu, sebab hal ini adalah kelemahan, dan zahid adalah keridhaan Allah baginya “ : Oemar mukhtar “lion of the desert”.
“Apa kata dunia?” – film Nagabonar
hidup ini sederhana dan singkat dan kita adalah jajahan bagi diri sendiri, luas dunia sedikit menyempit dalam kebijaksanaan _ teks film dari sun bin akhli perang china, memenangkan perang berulang2 dan mati bunuh diri, takut jika taktik perangnya sebab, semakin banyak manusia yg mati- dan ia tidak menyukai perang.
Orang-orang bicara cinta atas nama tuhannya sambil menyiksa membunuh berdasarkan keyakinan mereka …“ Ryan Hidayat dalam film “Kuldesak 1990”
Dari teks lagu “kantata taqwa”, siang telah dating
“Hari ini tidak dimulai pada saat kita membuka mata tadi pagi, tapi jauh sebelum itu.” -Apin @Mengejar Matahari
“Hidupilah Muhammadiyah,tapi jangan cari hidup di Muhammadiyah.” -KH. Ahmad Dahlan @Sang Pencerah
“
seperti apa kondisi kalian seperti itu bakal pemimpin untukmu“kaifa matakunu yu allah alaikum > film perang antara kafilah arab
“i love you creas. you love me too, don’t you?”
film yang luar biasa. bahwa cinta bisa datang dalam bentuk apa saja, tapi tetap sama indahnya.
: Man on Fire
Harapan atas seminar film 2
Semoga tumbuh ide-ide kreatif dari para penulis skenario untuk meningkatkan naskah yang bermuatan nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa,"
akan memiliki pengaruh kepada kehidupan dan manusia pembacanya. Apalagi kalau kehadiran itu disertai iklim yang membuat masyarakat percaya bahwa karya teks tersebut bukan hanya hiburan tetapi juga pengetahuan . dialog ke-pilihan teks Sastra (dalam naskah film) adalah presentase dari kaidah ….dengan cara bertutur, seperti nenek-nenek menitipkan kearifan lokal kepada cucu-cucunya lewat dongeng.
Untuk mengatakan “perlunya /adanya telaah-telaah dari para kritisi yang menjembatani pembaca penonton dengan pengetahuan miliknya yang terselubung dalam bingkai tutur artistik itu..(ilmu kecakapan dalam dialog) hubungan dengan Komunikasi dengan penonton disampaikan pemandu acara Ilham halimsyah : sampaikan bahkan sentuhlah emosi perasaan pengapresiasi sehingga film itu bisa menginspirasi banyak orang
![]() |
ket gambar > Ilham Halimsyah (sebelah kanan ) sedang me-sakti ke interaksi |
Wassalam : Kaimuddin Mbck > seX ini, Bukan pada ketepatan susunan kata, info ini lebih hanya pada mendokumenkan saja materi ini, demi tak kececer_maafkan ya...
{ 0 comments... baca di bawah ini atau tambah komentar }
Posting Komentar