Tendensi emosional kultur mistik mantra adalah hipnotis, sesuatu menggerak diluar kesadaran, ada yang beri prediksi MAN yang berarti PIKIRAN dan TRA yang berarti PEMBEBASAN. Secara harfiah Mantra berarti kegiatan membebaskan pikiran dll. Lalu mengapa Puisi Mistik & Mantra | Bugis Makassar ?
Pengertian lain mantra sebagai bentuk sastra klasik dianggap permulaan atau awal puisi berupa gubahan bahasa yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib. Menjadi mantra sebab sinyalemen irama bahasa sangatlah dipentingkan dengan maksud untuk menciptakan suasana magis. dan teks mantra timbul dari hasil imajinasi atas dasar kepercayaan animisme dan belakangan sesi mantra kausalitas dengan doa saat Islam menjadi pahaman di Sulawesi Selatan, Adalah interaksi terkait dengan istilah "pakkasia, ampe deceng juga sennung-sennungeng" (terj Bahasa Bugis : perasaan terdalam, persangkaan baik dan syarat-syarat). Simak selengkapnya Kajian Puisi Mistik Mantra | Bugis Makassar, semoga memberi hiburan dan menambah wawasan.
Kajian Puisi Mistik & Mantra | Bugis Makassar
Mantra pula tercipta dengan sebelumnya melakukan semacam ritual, misal dalam tradisi "angaru" ( Bugis makassar terj : kata sumpah setia) , setelah ritual properti yang ia gunakan yaitu badik pusaka, maka keadaan itu dengan mampu mengenali besi yang di tusukkan padannya sehingga ia Imun atau kebal, maka mudah baginya untuk merasakan kekuatan mantra, biasanya atraktif dan teks menurunkan secara lisan mantra yang dipelajarinya kepada penerus masyarakat budaya atau juga pada orang-orang yang mempunyai kebutuhan sama sepertinya, sedemikian turun temurunnya meski akhirnya tak dapat dilacak siapa sumber awal sang peramu mantra.Sejenak menandai pemusik kacaping (seni tradisional Bugis Makassar) , cerita umum bahwa di sul-sel, bahwa mampu sugesti, pendengar, bahkan ia mampu datangkan orang yang di cintainya dengan musik kecapinya tersebut. atas perihal ini ?, silangkait bahan penggunaan yaitu tali suasa pada kecapi* / snar yang di gunakan pada kecapi tsb, sebagai atau sebab terasanya atau melahirkan irama sugesti, (*tali suasa: senar kecapi di campur emas)
Perpaduan bunyi dan dan kata .frasa atau kalimat yang digumamkan, dibisikkan, diucapkan, dinyanyikan dengan cara diulang-ulang, diyakini mempunyai kekuatan, tak sedikit orang terhipnotis sebab demikian terutama perempuan /gadis. Isi kata dan bunyi dapat pula terkait sebagai sarana komunikasi dengan sang Maha, dan bermanfaat untuk beragam tujuan perafalnya/ pelakonnya.
Pau pau mappanetta ati / kata yang meng-sugesti hati yang menjadi kekuatan tersebut, demikianlah mempunyai kesamaan makna dengan Mantra. Emosional budaya pada pilihan hal-hal yang baik dari satu riwayat mantra / baca-baca dan mencampurkannya dengan hal yang baik dari kekuatan tradisi (semacam paseng atau pasang) menampilkan hasil yang menarik.
Mereka memanfaatkan Mantra secara khusus. untuk ketenangan bagi pendengar juga dengan maksud tertentu semisal ingin membangun cinta dan kasih sayang. Bagi masy lampau, Mantra tidak dipandang sama dengan "mappadua' atau sirik pada Allah tetapi dipandang sebagai kekuatan teks yang bisa juga di manfaatkan untuk daya tarik juga pada kebaikan, misal menghibur dan menenangkan suasana
Dalam macam-macam bentuknya. Ada mantra suara, ada mantra gambar, ada mantra yang ditanamkan dalam benda, ada mantra dalam bentuk gerak dan ada pula mantra dalam rupa upacara. Bagi masy bugis makassar dominan mantra bersumber dari kitab suci,dan Lontara attoriolong refleksi ini sejak awal di anuti bissu (masy :pekerja di kerajaan, dgn identitas lelaki yang feminim, berjiwa wanita).
Sesi lain, teks yang digunakan kadang terintipati oleh alam renungan, pelakunya bergelut dengan kebersihan hati atau menjaga diri dari dosa, hal semisal atau semacam "resi" bagi masy Hindu.Jika ia adalah teks maka letak kekuatannya sangat paham beri pengaruh terhadap jiwa. Dalam Apresiasi Ia kenali betul guna rima puisi untuk menembus hati,
Mereka memanfaatkan Mantra secara khusus. untuk ketenangan bagi pendengar juga dengan maksud tertentu semisal ingin membangun cinta dan kasih sayang. Bagi masy lampau, Mantra tidak dipandang sama dengan "mappadua' atau sirik pada Allah tetapi dipandang sebagai kekuatan teks yang bisa juga di manfaatkan untuk daya tarik juga pada kebaikan, misal menghibur dan menenangkan suasana
Dalam macam-macam bentuknya. Ada mantra suara, ada mantra gambar, ada mantra yang ditanamkan dalam benda, ada mantra dalam bentuk gerak dan ada pula mantra dalam rupa upacara. Bagi masy bugis makassar dominan mantra bersumber dari kitab suci,dan Lontara attoriolong refleksi ini sejak awal di anuti bissu (masy :pekerja di kerajaan, dgn identitas lelaki yang feminim, berjiwa wanita).
Sesi lain, teks yang digunakan kadang terintipati oleh alam renungan, pelakunya bergelut dengan kebersihan hati atau menjaga diri dari dosa, hal semisal atau semacam "resi" bagi masy Hindu.Jika ia adalah teks maka letak kekuatannya sangat paham beri pengaruh terhadap jiwa. Dalam Apresiasi Ia kenali betul guna rima puisi untuk menembus hati,
"Mantra_
Mantra itu,
Bersama cuaca yang tak terukur
gegas ke-oase cinta dalam kesendirian
berjalan merdeka menciumi segala sesuatu
dalam tetas
ia melekat di keningmu atau keresap ronggamu
matamu kembali beliak, tarikan nya melindasmudi-kepalan : kau terjerembab.
Keterangan : masa lalu menorehkan mantra ini ketika seorang pemuda, hendak menyampaikan perasaan/ hajatnya pada wanita, dan hanya kepada angin tempat menitip amanah.
Lafal:
Naalleko Nabbi, Natambaiko Malaeka,& Barakka Lailaha Illallah barakka Anna Muhammadarrasulullah
Malam dengan segala bisu,
awass jika nyalakan lampu, sebab-
detak jam berhenti dan lolongan anjing adalah
himpitan membujur kaku dan mati,
Gelegar di plafon “ Tuhan tahu jika aku pemilik langit ini, engkau terus berjalan kecermin dalam garis perutku
tempat ajal dipotong.
tempat ruangruang terkunci,
tempat ruangruang terkunci,
tempat pintu terbuka ke lubang hitam mulutku..!!
langit plafon tak tersisa roh bergelayutan,
cerobong bau busuk keruh dan anyir darah: mengekal sunyi
henti nyalakan lampu,
hap..!...hap…! 2 jasad tumbang, pekik... jerit..., tersapu telinga,
henti nyalakan lampu“, aku... bayang... satusatunya”.
Puisi Mantra Kuno
Mantra berikut sumber Abdillah, S,Ag.
: Canning Rara / agar terlihat tampan, teksnya sebagai berikut
: Canning Rara / agar terlihat tampan, teksnya sebagai berikut
" laku ba'ra ba'ra sai, ba'ra'na daeng si jalling, kujalling kunitoa, kupasakka rinringang, ataka karaeng mammuji ngaseng, kontui bulang ilau-laukang inji, barakka La Ilaha Illallah barakka anna muhammadarrasulullah.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam keterbatasan ilmu ini, hanya sayang saja jika catatan ini kelupa dan atau tak mengapa anda melupakannya.
____
sangbaco.web.id
Kajian Puisi Mistik & Mantra | Bugis Makassar.