Sejenak menyisih dari luka rutinitas dunia, ketika ramadhan adalah malam-malam khusyu salju dan bisikan halus menyelam dalam kemanusiaan, Ramadhan ditemu
istighfar dengan lampu sedikit redup mengantar bulan purnama
turun ke dasar kolam, begitu hening, dan luruh..., atas "intensitas ramadhan dan
pengalaman batin, maka menyerahkan pilihan kepada keyakinan merupakan
sesuatu yang tak henti meruang", ya Allah..sebuah ketenangan tak terjelaskan.
Kematian dikirim kepada mereka, maka sebelumnya adalah pemberian Warna-warni penciptaan kehidupan dari keagungan sifat penyayang Allah tanpa batas, tanpa akhir, tanpa cernah kita. kepinggiran dendangkan munajat (Asmaul Husna) sedang langit........ terbuka.
Kematian dikirim kepada mereka, maka sebelumnya adalah pemberian Warna-warni penciptaan kehidupan dari keagungan sifat penyayang Allah tanpa batas, tanpa akhir, tanpa cernah kita. kepinggiran dendangkan munajat (Asmaul Husna) sedang langit........ terbuka.
Puisi "detak Luka yang memohon"
Malam di penghabisan jalan
Malam di penghabisan jalan
meraba nyut-nyut nista yang tertinggal
aku di antara tekur safsaf jamaah berbanjar
Langitlangit cemar berbencah, ku rebah penuh gurat luka
Menyelami diri sendiri di peta kurun jauh, pada maaf yaumil-mahsyar
uh…, kujahit lukaluka batini di serambi Mu yang Maha….,
uh…, kujahit lukaluka batini di serambi Mu yang Maha….,
Tapi…, aku tetap lumpur lekat….tengadah ke langit
Tuhan…, aku pucat pasi….
______
kaimuddin mbck : dialog/ "bincang malam ramadhan