Aksi ini diikuti ratusan mahasiswa dan digelar di dua badan jalan di depan kampus. Selain berorasi mahasiswa juga membagikan selebaran kepada para pengguna jalan yang melintas dari arah timur ke barat dan dari barat dari timur. Selebaran berisi sejumlah alasan terkait tuntutan Presiden Joko Widodo turun tahta.Mahasiswa membakar ban bekas. Kepulan asap hitam memayungi lokasi demonstrasi. Kendaraan melaju tersendat.
Hari ini dalam aksi yang digelar mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Jalan Urip Sumoharjo, Senin (23/9)
Mira, salah seorang orator dari Aliansi Mahasiswa UMI Tolak Rezim anti-Demokrasi yang turun jalan hari ini mengatakan terlalu banyak kebijakan Jokowi yang tidak pro rakyat. Di antaranya sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang tergesa-gesa ditetapkan.
"Maka hari ini kami nyatakan Jokowi harus turun," seru Mira.
Diantara RUU itu yang ditolak mahasiswa adalah RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Perkelapasawitan, dan RKUHP. Massa juga mengkritik kebijakan DPR dan pemerintah mengesahkan Revisi UU KPK.
Menurut mahasiswa banyak dari RUU itu yang justru lebih berpihak pengusaha ketimbang rakyat.
"Tolak pengesahan RUU KPK, tolak kenaikan iuran BPJS, tolak revisi UU Ketenagakerjaan, tolak revisi UU Pertanahan, tolak RUU perkelapasawitan, tolak RKUHP," kata Mira.
Ajis, salah seorang orator dalam orasinya menyatakan mahasiswa UMI turun untuk mengkritisi segala bentuk kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Kita turun untuk menumbangkan rezim antidemokrasi," seru Ajis.
Demonstrasi mahasiswa juga terjadi di Yogyakarta. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bergabung dengan pekerja, pelajar, dan aktivis masyarakat sipil berkumpul di Pertigaan Gejayan, menggelar unjuk rasa menolak sejumlah rencana pengesahan UU yang dianggap mengancam demokrasi di Indonesia.
Aksi di Yogyakarta rencananya dimulai pukul 13.00 WIB. Namun sejak pukul 11.00 WIB massa sudah berkumpul di tiga titik untuk melakukan long march menuju Pertigaan Gejayan.
Selain itu demonstrasi digelar mahasiswa di Riau, tepatnya di Tanjung Pinang. Demo ini diwarnai kericuhan.
(svh/wis)
"Maka hari ini kami nyatakan Jokowi harus turun," seru Mira.
Diantara RUU itu yang ditolak mahasiswa adalah RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Perkelapasawitan, dan RKUHP. Massa juga mengkritik kebijakan DPR dan pemerintah mengesahkan Revisi UU KPK.
Menurut mahasiswa banyak dari RUU itu yang justru lebih berpihak pengusaha ketimbang rakyat.
"Tolak pengesahan RUU KPK, tolak kenaikan iuran BPJS, tolak revisi UU Ketenagakerjaan, tolak revisi UU Pertanahan, tolak RUU perkelapasawitan, tolak RKUHP," kata Mira.
Ajis, salah seorang orator dalam orasinya menyatakan mahasiswa UMI turun untuk mengkritisi segala bentuk kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Kita turun untuk menumbangkan rezim antidemokrasi," seru Ajis.
Demonstrasi mahasiswa juga terjadi di Yogyakarta. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bergabung dengan pekerja, pelajar, dan aktivis masyarakat sipil berkumpul di Pertigaan Gejayan, menggelar unjuk rasa menolak sejumlah rencana pengesahan UU yang dianggap mengancam demokrasi di Indonesia.
Aksi di Yogyakarta rencananya dimulai pukul 13.00 WIB. Namun sejak pukul 11.00 WIB massa sudah berkumpul di tiga titik untuk melakukan long march menuju Pertigaan Gejayan.
Selain itu demonstrasi digelar mahasiswa di Riau, tepatnya di Tanjung Pinang. Demo ini diwarnai kericuhan.
(svh/wis)