Kisah Cinta dari Kota Wisata Malino

Rabu, Mei 28, 2014

Malino "kota kembang", dengan pohon-pohon pinus yang rapat di sepanjang jalan, saling menjulurkan dahan dan  mengucapkan selamat datang padamu, Sore di Kota Wisata Malino dengan dingin gigil, kabut yang seolah peri dengan sayap kapas terbang ringan mengitari kelopak bunga, batang pinus dan di sekepang eidelweis beku sendirian, sebuah saksi atas habitat alam yang menebarkan wangi dingin, sesorang berdiri di sana dengan rambut yang separuh digerai ,  ah kota yang bunga

Ketika : senandung kecilnya berseteru dengan suara bising air curam telaga lembah biru,  hilir air terjun lembah biru terhempas meremuk batu, disini memeram perasaan penuh riak yang coba di hanyutkan, malam bentar  dan  bulan yang runcing di ujung lebat daun pinus, ya  tak segelisahpun akhirnya..!. 


permandian Takapala Malino, episode-nya selalu untuk ketemu jodoh,
mungkin sebab jalanya yang curam kearah permandian sekitaran 600 meter dengan anak tangga 1000-an,(memungkinkan bergandengan tangan) ya..belum lagi jika harus berjalan pulang dengan keadaan yang mendaki, oww...., untung ada ojek menuju keparkiran bus.

sekawanan kabut yang mengarak dirinya-sendiri memeluk bunga dengan malu-malu : sebuah kasih penuh ilustrasi (dari cerita anak muda ...sepenginapan) perenungan kabut yang begitu menggebu, memenuh bukit  melengkapi habitat alam dan aku semakin tak yakin akan keindahan alam ini. kesimpulan alam Malino dan jarak pandang jauh diantara bukit berkabut yang menyembunyikan kecantikan kebun teh dianggapnya sebagai cinta yang semestinya. tapi cerita kisah anak muda itu belum usai dan  alam telah memeluknya erat, sebab alam ia kehilangan cinta yang lain.

keterangan gambar : tampak depan dari wisata hutan pinus malino, terdapat 3 anjungan tempat beristirahat atau duduk menikmati sore yang berkabut, sejuk dan kealamian pemandangan alam ini sekaligus menjadi tempat latihan tentara, dan

Gadis kedai bunga yang banyak terdapat di kota wisata malino, menghampar sepanjang pinggir jalan utama, sehingga kota wisata malino ini di kenal sebagai kota bunga kembang, alamnya yang sejuk dan gigil di malam hari adalah ciri kesan yang tak terlupa. seseorang berkata "keindahan alam ini akan aku tikam dari arah mana ya.... ?_

Lembah kota wisata malino
keterangan gambar tampak dari atas  : pemandangan lembah dengan latar sungai berpasir dan berbatu, dan tempat ini menyuplai keperluan pasir beberapa daerah di sulawesi selatan, sungai kering ini adalah ketinggian dari terusan bendungan bili bili malino, sangat curam cadas tampak dari atas jalan utama. 
Senja di Kota Wisata Malino dengan secangkir kopi keras dan rokok mars brend lintingan "uh.. apakah aku pernah merasakan ini sebelumnya ?", sedang senyum pemilik kedai melebar dan melumerkan sobatku Sandi,  haha...ha, "segelas lagi kopinya ndi..", kata Pak Hafid, senior kami yang kelihatan lebih muda dari usianya, ia menjinjing 2 kantongan kresek penuh sayuran. pemandangan yang serupa dengan rombongan ibu-ibu guru dari sma pergis maros, yang tak mampu lagi membawabarang belanjaannya ke vila, untung saja pak sopir dari julusiri itu slalu standby, kata bu Nur (wakasek kesiswaan) "turungki dulu kepasar pak tentara sebab belanjaan kami banyak , iya yaa...", pak Takbir (sang ayah / kepsek) manyun ajha sebab iapun demikian.

bendungan bili' bili' malino kota wisata
Malam di Kota Wisata Malino dan unggun di tengah pohon pinus adalah henti dalam tetas waktu melupakan hari-hari, melupakan menyebut apapun, bahkan melupakan gigil, nyala unggun mengalir sebagai pesan yang entah sampai padamu atau tidak, dan ketukan seterusnya adalah warna-warni api menerobos cuaca gelap,  sesak di pundak malam tatkala abu api unggun adalah jejak yang hampir dibekukan dingin. Malino masih begini saja : menjadikan-mu selalu ada dan ketukan terakhir adalah kehangatan pagi yang entah sampai padamu atau tidak sebab disini bulir-bulir embun sangat terang lalu pecah satu-satu dan kita tersadar dalam temu panas dan dingin, putih dan hitam juga baik dan buruk. Malino dan bara api unggun yang perlahan redup dan setelahnya.... kau bagai terpesona ketika seseorang mati dengan mulut berbusa salju* : ia fenomenal dan kembali seorang diri kampungnya, tak seperti pasir halus yang di keruk di bendungan sungai melekat penuh di dinding kamar. tak pernah kembali...
wisata air terjun Takapala dengan ketinggian 700 meter ini terdapat di Lembah Biru kota wisata malino

Kota Wisata Salju Malino dengan Oleh-oleh Khas
Tampak terjejer dan bergantungan pilihan buat oleh-oleh khas malino, alpukat, tenteng kacang, dodol ketan..Tenteng (Kacang plus Gula merah) apel, tenteng jahe, tenteng wijen, sirup markisa, dodol markisa,   hal yang terkait dengan adanya perkebunan markisa. Rasa markisa Malino sungguh khas, paduan antara manis dan masam yang pas. Menjadi oleh-oleh ciri khas kota Malino. Juga tak terkecuali aneka warna-warna bunga dan anggrek yang di jual di pasaran. 
___________________ 
ia masih ingin meliukkan tangannya. "disini tak seperti dua tahun lalu“, katanya _tapi catatan ini harus selesai  sampai kota ini tak ingin diingatnya lagi, hingga ia kembali lagi dengan perasaan yang baru, uh malino melangit pinusmu seperti gadis yang tinggi semampai itu_

TULIS Rindu DI MALINO




Menulis spot sekitaran pinus Malino : belajar jadi joki di malino, hutan pinus di malino dan pasar tradisional dengan segala jualan produksi lokal mulai dari markisa, teh malino hingga bunga anggrek_





Rindu pagi di Malino : tentang sunyi yang baru saja terbangun sebab kabut tebal. Dari fila nun jauh di sana bukit yang berkabut, sesosok peri dengan sayap kaca terbang ringan mengitari kelopak demi kelopak eidelweis yang dingin. Tubuhnya menebarkan wangi terharum hingga dadapun seakan berhidung. Dan, ah, betapa cantiknya ia. Ketika senandung kecilnya mengecup pori-pori telaga, hingga sang air kegelian dan tersipu, ya sebuah riak-riak gelisah. Peri itu lebih anggun lagi saat kumbang-kumbang dicubitnya genit, lalu diaraknya pada pelukan bunga yang telah menanti dengan malu-malu mau. Bunga menerima dengan kasih. Lantas semua kumandangkan tawa*, ceria tiba-tiba bertalu-talu, perenungan begitu menggebu, konsekuensi berjingkrak-jingkarakan, konsep-konsep melenggak riang, dan  konklusi dari konflik yang ia hadapi pecah lega...lerar, aku disini di Malino dengan senyum pagi yang tulis-tulis saja.

Kisah Sepi "aku Sore berkabut"

: Menuggu Sore di Warkop, usai konflik pikiran berlanjut-lah  konflik sunyi itu, (ke 3 hari di Malino aku menjelma sebagai predator! Seluruh kepercayaan diri akan termangsa bahkan tak bersisa sedikitpun buat manusia menegakkan kepala. Karena sunyi itu, ialah kombinasi dari keanggunan dan keganasan jiwa. Katakan "ya..!", tentu pada saat terasing.Sore nan terasa rimbu,tempat segala sunyi bersemayam. Tak ada keramaian disuguhkan di sini. Yang ada hanyalah celoteh jangkrik, desau angin, tebaran debu diantara dedaunan yang dengan pongah menunjukkan kekekalannya. Aku, Tuan Puteri, duduk berhadap-hadapan di dekat serumpun bambu. Menikmati sore turun perlahan dan mengawasi pergantian tugas siang dengan malam. (Sepulang nanti demi keadilan  kita perlu bertemu di warung kopi....aku yang membayar 2 kopi sedang kau membelikanku 2 bungkus rokok, adilkan. 
Kisah Film Sastra di malino : Literasi sastra gejolak alam di malino, "angin mengusik daun pisang, di goyang2kan seluruh daunnya, bunyi truk yang melintasi jembatan " menghentak" sejenak keadaan itu, angin marah... dipaksanya truk cepat berlalu, kata jembatan, "kalian semua sibuk dan  menggoyangku begitu keras, aku ini salah apa hah..!!?". Yang terjadi bahwa "ku-tahan mendengar lama bicaramu, ih ..(apa yang telah kau tanam), indahmu tak rasional, kau menyeduh air dari sungai Balang Malino, pasalnya, curah hujan yang cukup tinggi berapa hari terkahir membuat debit air sungai Balang Malino yang bermuara di Sungai Jeneberang.
____
Sangbaco 25|05|14
Judul : Kisah Cinta dari Kota Wisata Malino_
tertulis sebab : tulis-tulis saja, peta dan sayang jika tumpuk di kertas.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images