Kisah Religi Mappeca Sura Kausalita Makanan di Perahu Nabi Nuh As
Senin, Desember 05, 2011Tradisi awal Muharram dalam Mappeca Sura' di Kab.Maros,SulSel
Implementasi : Membuat bubur hias dengan perayaan dilaksanakan di masjid-masjid. Sebab pelaksanaan dalam pandangan kearifan lokal, perihal di anggap bagian dari Pappaseng deceng / syiar penyampaian amanah kebaikan, dengan bubur hias merupakan simbol simbol religi dalam menghargai bulan Muharram ini, dengan membuat bubur hias dan saling berbagi makanan tersebut, kepada tetangga juga kerabat. sebagai pesan inti berbagi bersedekah, esensi ajaran utama dalam Islam dalam hubungan sesama manusia.
Dan bulan Muharram ini teranggap merupakan waktu-waktu yang sakral : sebagai langkah awal dibulan pertama dengan memohon doa untuk keberlangsungan segala kebaikan selama 1(satu) tahun, dampak ini sebabkan pasar ramai pengunjung belanja, keperluan pelaksanaan tradisi tersebut.
Pengantar Kisah religi Mappeca Sura'
*Sebab keterkaitan Sejarah Peringatan Muharram di Sul-sel.
Muharram merupakan bulan yang telah ditetapkan di Arab sejak pra kenabian, kemudian oleh Rasulullah saw, perhitungan tahun ini diadopsi dan dilanjutkan, meskipun demikian, saat itu belum dimulai akan perhitungan tersebut, sehingga tahun-tahun biasanya dinamai dengan peristiwa terpenting yang terjadi pada tahun itu, seperti tahun gajah, tahun kesedihan, dan lain-lain.
Tertanggapi perayaan Muharram ini ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah, perhitungan tahun itu dimulai dengan mendasarkan pada hijrahnya nabi saw dari Makkah ke Madinah.Indikasi peristiwa bulan muharram ini dari sebuah sumber mengatakan" bulan Muharram ini dinisbahkan sebagai peristiwa mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid.
simbolik perahu Nuh |
Adapun pendapat secara umum (menjumpai beberapa tokoh agama Siang tadi), menyimpulkan bahwa peristiwa memperingati 1 Muharram, adalah sebuah penisbatan meramu makanan agar tercukupi, dengan latar belakang mengenang sebuah pembuatan /memasak makanan demi ketercukupan bagi penumpang di perahu nabi Nuh.as, indikasi peristiwa demikianlah sehingga melahirkan simbolik menyiapkan peca sura/bubur, dimaknakan sebagai makanan yang mencukupkan, dengan membuat bubur yang dihiasi telur yg berwarna-i dilengkapi dengan udang ,kacang goreng dan tumpi-tumpi (kelapa yang telah digoreng disatukaan dengan ikan yang telah dimasak lalu dibentuk segitiga dalam keadaan telah di goreng).
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Muharram adalah nama bulan yang berasal dari tradisi Arab. Perhitungan ini dilanjutkan oleh nabi saw, tetapi tanpa disertai dengan berbagai muatan syirik. Sehingga perhitungan tahun ini menjadi khas perhitungan tahun Islam. Kesucian bulan Muharram tidak berkaitan dengan sakralnya bulan ini. "Kesucian bulan di dalam Islam hanya ditandai dengan larangan memulai perang pada bulan tersebut. tujuannya adalah untuk memberi kesempatan bagi jama’ah haji agar bisa kembali ke daerah asal masing-masing dengan rasa aman dan tanpa ada rasa takut diperangi".menurut Uztd. Amin lc.
0 comments