dedikasi berantakan dari keindahan teks,
Sabtu, Juli 07, 2012Sekecup sederhana yang melepasmu pergi, menegaskan : bukan kesetiaaan
air mata yang menetes, tetapi embun yang menetas menjelma butiran
cahaya, dedikasi ini sebetulnya sedang mengenali keindahan yang setiap
saat sedang berlangsung dalam hati. Tapi sebeginipun tak menanti kau
berharap banyak dan tak menyuruh ini dan itu, sebab aku selalu... dan
hanya perlu melompat-lompat tanda tak tenang. Peristiwa demikian
memungkinkan kutempuh cara baru atau mungkin sebuah metode yang harus
berubah, aku mengubur jawaban atas "bagaimana mencintaimu secara ideal
?" (bukannya berduka dengan catatan tidak setia lalu melupakanmu,
ih...). aku menyayangmu dengan perasaan yang tumpang tindih.....
ya...sebuah ungkapan yang melunak jika kuterang menjadi seniman,"aku manusia bertanggung jawab terhadap kehidupan, realitas dan kenyataan, aku datang padamu menepati janji pada kemaraumu meskipun ini tak mendatangkan hujan secara tiba-tiba. kesederhanaan hari ini yang masih tersisa adalah keyakinan bahwa ,"dengan cinta sebagai bukan sebuah keterlanjura maka itu m-buat kita melakukan sesuatu dengan indah, - tersenyumlah tanpa trauma....
----------------------------------
Maros, Kaimuddin,Mbck "Sindrome Kemarau Zaman". dedikasi berantakan atas keindahan dari sebuah teks
0 comments