Menulis Tak Bikin Kemaluanmu Bengkak

Selasa, Juli 03, 2012

Menulis kejadian sama dengan mengabadikan peristiwa, ya.. tulis saja dan tak perlu malu, saya penulis blog ini cantumkan lebel : "tulis-tulis saja" juga lebel "malu-malu in bahasa", sebab terpikir bahwa peristiwa hari di setiap tulisan akan terbaca oleh generasi berikut, entah peristiwa baik juga buruk, yang dengannya reseptor atau pembaca mengambil pelajaran. Juga bahwa menulis, tak perlu bikin kamu merasa keren, terlebih bahwa tulis-tulismu itu harus menjadi syair penuh hikmah, gak ?._ Sekali lagi yang terpenting  bahwa peristiwa hari ini harus dituliskan, diendapkan dan tak perlu tahu siapa yang baca, atau ia akan membuangnya, tak megapa.(Materi Cipta karya tulis  di-STKIP to HIMABAS Maros)

Tulis Cinta Tambahkan Kata "Sayang" biar Bengkak
Menulis Cinta ?, juga tak perlu malu, tambahkan kata, "sayang" sebagai pelengkap. Sebab kata sayang, ringan tapi dengan bawaan yang berat. Energi kata "sayang", seolah membiarkan kita menyelami setiap lekuk kota juga perasaan dengan kata yang singkat atau pendek, masih dengan kata sayang, adalah metafora/ kiasan yang mengijinkan kita duduk di tengah taman kota. "Sayang.., aku sungguh jauh dari keadaan : seperti yang kau inginkan, jiwaku selalu melemah terlebih jika aku sedang kurang ngopi juga nge-rokok. "Sayang aku bersalah tapipun aku tak boleh lupa untuk menasehati kamu, jika marah padaku keluarkan amarahmu, kalo kamu sedih keluarkan tangis-mu di dadaku, tapi ingat…! kalo kamu malu jangan pernah keluarkan Kemaluan mu…, ingat itu ya... sayang..!

Menulis tak perlu merasa keren
Terlebih  bahwa tulis-tulismu itu  harus menjadi syair,  puisi..?_ yang terpenting  bahwa peristiwa hari ini harus dituliskan dan tak perlu tahu siapa yang baca, atau dimana ia membuangnya dan berilah kata "sayang" di setiap sedutnya. Memang tak mudah,  begitu saja menyerahkan pilihan kepada  kata juga bahasa terlebih tuju khasanah linguistik, ini jika tanpa kata "sayang", kata sayang klause yang hilangkan suash itu, karena format2 penulisan itu tumbuh dengan jargon-jargon yang membentuk kekutan kelompok juga ambisi diri. istilah ini kadang di sebut "polarisasi". Katakan "sayang..", sebuah teks mengalir dengan seolah berkuda-kuda juga membentuk keseragam bahkan beratribut. Kalimat terdapat kata sayang, dibuat untuk menegaskan bahwa pecinta itu "ada" penuh kasih bahkan simpan rasa yang sangat dalam.

Menulis Ujaran Makian atau memaki Punah
Aku benci teksku yang tidak bisa "memaki" padahal ke bobrokan terjadi di depan mata, dan itu insiden yang kamu harus baca, kelak. Tak perlu malu, menulis caci-maki, sebab interaksi bahasa maki atau ujaran itu beri efek kuat terhadap teguran kesalahan. Pokoknya dalam menulis, resapkan bentuk kata atau kalimat apa saja, dengan maksud ujaran yang membuat jera pelaku kejahatan, misal di media sosial, twiter juga media koran dan berita. Indonesia hari ini telah punah-kan kata maki sebab di anggap tidak sopan. Tapi sesungguhnya telah berkurang satu kosa kata dari kamus yang nyatanya kata baku dalam bahasa Indonesia, yang masih sangat kurang lantara terus meresap dari bahasa daerah dan terapan bahasa asing.

Peristiwa malu juga bengkak,
Entah, tapi ia tiba-tiba menepuk pundak seseorang di tengah keramaian, ternyata dia bukan teman lama__ peristiwa lain ia Kentut di hadapan calon mertua. atau sekali ia Tersandung dan jatuh ketika sedang bergegas. (Link terkaitKumpulan 7 puisi rindu kekasih)

Semua itu hanya beberapa contoh keadaan memalukan. Ketika hal-hal seperti itu terjadi, kita berpikir keras mencoba mencari cara untuk meloloskan diri dari situasi. Mungkin juga berharap kita adalah orang lain.__ biasanya yg bikin terasa mau mati sebab kita Orang yang cenderung menghakimi dan menilai diri sendiri jauh lebih keras daripada penilaian orang-orang di sekitar mereka.

Akhirnya aku menulis "sayang" sebagai peristiwa memalukan tadi dan itu tak bikin kemaluan bengkak, haha..ha..ha.._Malu yang terpapar di atas kertas, itukan hanya kertas, ia tak mungkin menjawab, jika ditanya , benarkah itu ?. Maka tulis saja dan hanya  kertas  yang mo nerima nih teks, juga bahwa menyimpan sesuatu itu bisa saja  berkarat, lalu malu..kemaluan itu kehilangan fungsi, misal jomblo terlalu lama....

Kata cinta penuh sayang terbang ke angkasa, ia tampak tak sendiri bahkan tanpa sedih. Seperti hidup ketikapun salah juga malu, maka tulis sajalah se-penuh sayang, lalu kirim dan tegaskan kata "maaf', atau "maafkanlah saya, sayang..."_, toh otak penyimpanan kata untuk sayang itu berlapis-lapis, bahkan kata "sayang..." lebih sering nangkring di halaman depan file memori kita.

Tanggapan sayang terhadap keadaan malu-malu-in lainnya: kalau tiba-tiba ruang sadar kita terbuka akan posisi bahasa, yang mesti ter-serta-kan "makna" dalam me-biak-nya sebagai tanggung jawab lahirnya teks, Maka tetaplah berani menulis kata sayang, dan santai saja, sebab kata "sayang" dalam teks dan pelisanan,  sungguh tak bikin malu-mu bahkan kemaluan-mu bengkak.

alamat malu-maluin
Menulis Tak perlu Malu
Dahulu mereka malu-maluin tapi proses menempa mereka, kini sedemikian cerdas tokoh-tokoh pujangga atau  penyair kita nge-buat sastra yang hari ini tetap asyik nyimak hasil tulis mereka. sebab prinsip mereka rame-rame menganulirnya sebagai pandangan, ulasan bahkan kekuatan teks, Mungkin karena mereka sadar   bahwa, " hasil bahasa itu merupakan usaha untuk menundukkan alam semesta...", berlebihan ya....?.

Sekali itu urutan malu kelak menjadi teks yang baru /  "unik" , mungkin saja kemaluan itu me-jelma tak hanya tentang  'kesadaran akal' namun juga 'kesadaran batin.__sekali saja teks itu "menjelma kupu-kupu lalu hinggap pada bunga,  bukan di hatimu, mungkin kau tak tersentuh, tapi keindahan itu menjadikan taman yang dengannya tatapan bersatu di situ".

"jangan kemaluan..lantaran salah!, hatimu sendiri suka konflik dengan diri sendiri, kau sering tak rujuk pada penggunaan bahasa yang sederhana 

"masalah utamanya cukup disederhanakan, tidak ada pihak yang berani terbuka mengakui perbuatannya. Padahal, jika pelaku salah mau bertobat, Allah pasti akan mengampuninya dan sejarah hidupnya akan menjadi inspirasi generasi yang akan datang". Mengapa harus malu, kerahasiaan tersekap dalam tembok terdalam di lapisan hati, bukankah kepada Allah semata kita seharusnya malu dan ngeluarin semua unek-unek?", dengar uztad di tivi.

Tanpa malu-malu, maka dirimu sendiri terbawa kedalam teks, sebuah sayap lembut membawamu terbang, dan setelah lelah, ia menenggelamkanmu hingga kedasar laut cintanya.


Semua bentuk komunikasi itu (intern sastra) adalah ruang untuk penafsiran dari pendengar / penerima pesan. Tentu saja orang bisa salah tangkap, sehingga tercipta kesalahpahaman. Namun hal itu terjadi, karena orang tidak mampu menyampaikan apa yang perlu disampaikan. Maka perhatikan pula : apa yang tak terkatakan, di samping juga mendengarkan apa yang terkatakan. sebab segala adalah komunikasi yang universal dengan tujuan makna, Tak selainnya..!
__Tulis : Kaimuddin mbck, dalam tanggung jawab terhadap teks, yang harus mengurai kembali peristiwa dengan , Kata-kata Cinta Penuh Sayang dan tak perlu malu.
____
Sangbaco.web.id 03|07|12

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images