Kaidah Sastra & Kearifan Budaya
Minggu, Juni 26, 2011
Kaidah Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu koloni daerah, yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri, diwariskan secara turun temurun pada generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Pesan kearifan budaya dalam peran penting bagi masyarakat lampau, banyak di naskahkan dalam sastra lampau sebagai implementasi ajaran kehidupan, dan kini dianggap sebagai bagian kekayaan nasional.
Kearifan budaya adalah tradisi, rumah kita sesungguhnya, rumah yang tak muncul hanya karena kita menyembunyikannya dibalik berbagai rumah kaca, padahal tradisi adalah rumah susun dari kristal kearifan, menantang kita mengasahnya._Tantangan yang bermula tepat diterbitnya Buku "Kearifan Budaya Lokal",yang memenuh di perpustakaan tiap sekolah di kabupaten Maros. Beberapa pesan sederhana menguat :
Kearifan budaya adalah tradisi, rumah kita sesungguhnya, rumah yang tak muncul hanya karena kita menyembunyikannya dibalik berbagai rumah kaca, padahal tradisi adalah rumah susun dari kristal kearifan, menantang kita mengasahnya._Tantangan yang bermula tepat diterbitnya Buku "Kearifan Budaya Lokal",yang memenuh di perpustakaan tiap sekolah di kabupaten Maros. Beberapa pesan sederhana menguat :
*Kebudayaan nasional tidak dapat dipandang sebagai rumah kebudayaan tunggal yang mengingkari keanekaragaman, tetapi justru sebaiknya dipahami sebagai sebaran dari sekian banyak rumah budaya kecil yang kemudian membentuk sinerji sosial dan mempunyai pengaruh besar terhadap proses-proses penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Keanekaragaman juga termasuk di dalamnya bahasa dan aksara yang dipakai dalam naskah, termasuk juga bentuk, isi serta pengaruh asing yang masuk ke dalamnya
kaidah sastra &kearifan lokal |
*mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif, hal yang juga diperlukan dalam proses pembaharuan ke pembangunan bangsa. sunting dari cat.pinggir > www.Maros Budaya Pappaseng.blogspot.com
Menguat sastra terpanjang dan tertua di dunia, *Sirtjo Koolhof, peneliti Sureq Galigo "sastra lisan Bugis Makassar, mesampaikan bahwa terdapat Pemakaian bahasa literer yang khusus, metrum, penggunaan sejumlah rumus komposisi, sistem formulaik dan paralelisme. terdapat unsur-unsur yang ada dalam kecerdasan linguistik yang menunjukkan adanya sejenis kecerdasan linguistik yang memungkinkan terbentuknya sebuah komposisi sastra yang epik.
Sisi lain dari aspek seni di luar cabang seni sastra (pelukis, pematung, dan pemusik) pun secara kaidah sebenarnya, tetap menyampaikan info dengan kata, dengan sifatnya yang reduktif, setajamnya mereka menyampaikan bahwa keadaan, diwakili oleh kata-kata indah majas yaitu sastra, walau antara keadaan dan ulasan bahasa, dapat menyempitkan makna sebab kata merupakan rumusan yang tidak dinamis.
Demikian pula, budaya dalam atmosfernya di perkenalkan, di suarakan berdasar pengalaman dengan lebih langsung, istilah "ekspresi seni budaya", apa pun bentuk dan gayanya, adalah total dengan kearifan kata atau sebut saja sastra daerah tanpa menyisakan pengertian lain, sebab cakupan bahasa.
Buku "Kearifan Budaya Lokal" cet.thn 2012, salh satu sub bab, mengintervensi fenomena anak usia sekolah yang senang dengan budaya asing, juga pengidolaan pada tokoh dalam film misal : shin chank, dora emon, naruto superman dll. Ulasan buku dalam seminar, mengungkap kaidah : bahwa perihal demikian, tanpa sadar dimiskinkan oleh aneka tontonan dan tayangan yang mencerminkan budaya orang lain, semoga menjadikan kewaspadaan, serta kearifan budaya menjadi realisasi perlawanan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif dalam pembelajaran seni budaya lokal di sekolah_ Tulis Kaimuddin mbck
semoga item judul "kaidah Sastra & kearifan Budaya, memberi manfaat. Terimakasih telah berkunjung.di Sangbaco.web.id MAROS.
0 comments