Tradisi Terkutuk | Penari Telanjang di Pemakaman

Selasa, Juni 28, 2011

"Maaf, cinta adalah kutukan", ungkapan dan jika-pun  ulasan tetap terasa ganjil, pasalnya sebuah tradisi yang unuk dan tak tepat bahwa ia bagian dari kearifan lokal nyeleneh, ( "mengapa aneh, ganjil ? "". ketika konsep nilai tradisi harus lahir dari cinta, bukan disini tempatnya, maaf tradisi ini kutukan dan  cinta harus dipaksa memihak.  Di luar kebiasaan pada umumnya mayat setelah doa, upacara, permintaan pada "hyang widi" mereka melakukan ritual ini, dengan "hadirkan penari telanjang" dan tak peduli strata miskin kaya, upaya tetap di siaga-kan, dipaksakan demi hal-ihwal baik. Maka  untuk keramaian upacara pemakaman dengan tuan rumah (berkabung) mereka menyewa penari telanjang untuk semarakkan hadiri pemakaman, bagi mereka, pemakaman sebenarnya simbol status, bahwa reputasi orang mati dan kehormatan dianggap berbanding lurus dengan jumlah orang yang menghadiri pemakamannya.  

Tradisi Terkutuk | Pesta Pemakaman 

"Maaf", maka keluarga menyewa penari telanjang untuk menarik orang banyak. Namum praktik ini, ternyata telah benar-benar mulai dibatasi bahkan dianggap tradisi kutukan, mungkin ada sisi kearifan sebagai nilai harus berubah. Pihak berwenang Cina telah mulai menindak praktek ini setelah gencarnya media memberitakan.Di wilayah donghai cina, ya, sebuah tradisi terkutuk atas nama cinta.
Tradisi Terkutuk | Pesta Pemakaman penari telanjang

Penari telanjang dalam tradisi terkutuk di pesta pemakaman
di label-kan karena cinta demi kemeriahan kunjung pemakaman

Maaf , CintA ini KutuKan

ketika kau membaca surat itu, aku telah pergi


Penulis China interuspsi perihal cinta ini kutukan, katanya "masing-masing kita adalah milik orang lain, seorang bapak misalnya ia milik anak2nya milik istrinya milik pekerjaannya bahkan milik teman2nya di warkop, ya seperti istilah tua itu " cinta tak harus saling miliki", adapun perpisahan, cemburu, rekayasa impian sesungguhnya adalah milik dari kehidupan ini yang berjalan secara demarkasi sekaligus pilihan, maaf tapi tak ada kutukan dalam cinta, yang ada hanya Tradisi terkutuk oleh penari telanjang di laksanakan di pemakaman.
~~~~~~~

Rilis | Cinta ini kutukan

lonteku terkutuk, ketika malam malam datang kecengkrama kota atau saat kita berlari susuri trotoar hingga pagi tiba, sungguh dingin katamu, “kita insan malam, terusir.. , serupa asap rokok yang kita hempas bersama”, wajah kita serupa dengan tahun ini, tepat kita tsunami mematikan lebih dari ribuan org, "mungkin mereka lebih selamat....", bilangku

“kita tak berebut lagi jatah makan ya..”, kataku, karena kita menjelma sama, saling hitam juga bajingan,
kita saling tawa ketika menyulam harapan berkali kali dan
menandai malam yang mendampar kita kemana saja, jejaki kita melapuk sayang...,

di kecup kenang kita tuntaskan temu ini, setelah esok
kita perih yang beterbangan
mencuri di kebun-kebun neraka
katamu "ini pertemuan terakhir, bang..."
____

**Kota Raja 1997.
*Maaf , CintA ini KutuKan

Tak jejak apapun jika pasir pantai tempat menempa, dan air pasang yang hapus jejak kau sangka kutukan. Tapi jika tak disini, pun maka kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Sebelum cinta adalah kutukan maka semua keadaan adalah baik dan kau memahaminya, serupa dengan kerelaan cinta, melihat kedalaman cinta maka  antara tawa  dan air mata keduanya bukanlah farian, keduanya sebuah sumber yang sama. Maaf cinta ini kutukan ketika "kau meletakkannya cinta sebagai penyangga, sedang cinta itu tumbuh serupa udara bebas juga musim yang seenaknya berganti", mengertilah bahwa cinta itu : berikan segalannya dan ambil apa adanya". kataku
__
sangbaco maros 28|6|11
Refleksi ulasan dan Tradisi Terkutuk | Pesta Pemakaman 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images