Esai Pelacur di Ptb Maros

Senin, April 22, 2013

Esai Pelacur di Ptb Maros merupakan catatan x,  ketika jam malam tak lagi berlaku efektif bagi remaja dan temu bebas diremang malam tentu ada apa-apanya, sesi lain meremang pula bahwa remaja saat ini lebih hang out di café sekitaran kolam ptb sampai larut, catatan malam dan pergaulan yang tidak lagi hanya sebatas teman biasa namun mulai mengarah._ Mari simak ulasan esai pelacur ptb Maros, namun sebelumnya rekan pembaca boleh melupakan catatan ini bahkan tak mengapa membuangnya,  ia tubuh lesu dengan sedikit darah mengucur....












Esai Pelacur di Ptb Maros 

Taon 12-13 Mengemas anak-anak "Lari Salai " pula dalam penegas nama tsb ditulis di beberapa tembok di PTB Maros,  semisal penunjukan gaya hidup sekelompok remaja "dugem", Dan lintasan mata ini menangkap dominasi remaja yang sekadar kumpul dengan teman, mencari kenalan, menikmati musik, melepas penat, hingga minum minuman beralkohol di taman depan arah jalan poros, juga karokean hingga pagi pada stand cafe dan musik depan BPD, tak ketinggalan waria pada jam tengah malam menunggu dijajanin mungkin juga digagahi.

Lari salai" istilah populer dengan harga pelacur maros petebe akhirnya terdengar hingga ke Jakarta, tentang tarif sebungkus indomi dan sebungkus rokok marlboro putih (ungkapan skeptis). Malam larut dan pinggiran PTB meremang pasangan muda-mudi, sesuatu yang tak harus ditutupi atau tabu, pada akhirnya terasa juga remang nyanyian kolam raksasa ini,   seolah pantai betulan dengan suara ombak bergemuruh_. 

Indahnya PTB Tanpa Pelacur_esAI
Menikmati malam di wisata kuliner memang memberikan kesan yang romantis menguatkan suasana kekinian , seolah helatan makna idiom masa lalu "Marusu Butta Salewangan " perlahan-lahan pergi dan tak pernah kembali_ Aku di-sudut pelataran panjang ini diantara gerobak meja buah dan menu baru saja digelar, sedang  senja baru saja membias dikolam raksasa ini  lalu redup ditelan bumi seolah mewakili gambaran hidup ini secara plural bahwa "sesuatu yang hidup ini "ada dan indah lalu tua terus legam dan mati pada akhirmya..",

Sebuah nuansa akrab yang seolah baru saja tersihir jika mengingat usia PTB yang masih dini ini atau belum selusinan taon. Pada pemilik kafe jalan trotoar ptb ku-bincangkan tentang banyaknya pemesan jus yang sering milih tempat yang sedang kududuk-i ini, sebuah sudut dan remang yang jika dalam film mandarin merupakan tempat yang sangat disukai untuk memantau, dalam pengertian konyol disebut "riben" artinya : "aku melihatmu sedang kau tak melihatku".haha...ha...

Malam dan pertemuan selalu menandai peristiwa hidup, hal yang ku-sebut berbagi "dialektika hidup", serupa temuku dengan pengamen di ptb kuliner "ia nge-iwan fals OI" dalam hiburannya padaku, maka warni percakapan adalah musik dan mengais reski seribu dua ribu,  meski kemudian aturan daerah membrangus mereka dengan undang2 tanpa pelarangan Ngamen.

Dialog Waria di PTB
Sedang sore dan senja hampir berakhir di ptb /wisata kuliner pantai tak berombak maros. Penuh kejut tampak 3 motor membawa goncengan lalu singgah sejenak dengan perasaan aman, uh malam tak mengindahkan aku untuk terlihat di tatapnya, rupanya salah seorang dari  goncengan tersebut adalah bencong atau waria seolah pemimpin, jarak antaraku dengan mereka demikian dekat namun samar. (terdengar  waria membicarakan perseteruan kelompokya dengan serekanan pelacur PTB ( terucap "petebe") yang dalam jumlah mereka kini sekisaran 30 orang , kata waria tadi "mereka mulai mendominasi area ini, terlebih lagi bahwa pelacur-pelacur itu di germoi oleh tante yang nekat bekerja bareng bersama anaknya, uh dasar pelacur kampung.., sedang BKD kita telah dipagari, dak bebasmi lekong....".

bencong versus pelacur ptb maros
Kata terakhir "pelacur kampung" rupanya bukan istilah, tapi sesungguhnya mereka pelacur-pelacur di PTB itu benar2 orang kampung, pun mereka bukan pelacur dengan kemauan tinggi  untuk maju, juga belum dengan kepercayaan diri plus tendensi kecakapan,  mereka sedang tersesat dalam polusi ramainya PTB, jika bukan karena komersial juga bukan lantaran  indomi sebungkus tambah rokok sebungkus, mungkin sebab   candu seks dengan latar kehidupan sebelumnya adalah broken home atau dalam istilah mereka "biarma bgini lari salai dan takkala hancurma...." dan  link pe-rekrutan oleh perusahaan kelamin pun tiba ke Maros.

Teringat wanita yang sebelumnya menerima hasil visum yang dikeluarkan RS ke-Polri, karena tertangkapnya banyak pelaku dan hanya seorang wanita dgn  hasil visum positif, perihal yang  mengurai masalah karena kedua ortu dari perempuan yang me-lacur tadi keberatan. kejadian lampau yang heboh dalam remangnya penerangan sekitar. remangnya taman di area tengah ptb pinggir jalan tempat pasangan mudi-muda dan pemabuk menyepi_ mengesan saat penggerebekan aktif Satpol-pp serombongan pemabuk itu  tak lagi di taman ptb sebab sore kemarian dah dibuat terang, mereka berpindah di area samping dekat samsat,  

Dialog Kupu-kupu Malam PTB
Bincang kotor bersama kupu2 malam, mereka kurang lebih hingga 30 orang dan diantara nya ada yang telah kerja di bar sebab bosan di maros, mungkin karena alasan melacur dan tetap kren gaul, dan peralihan kekota sebab nilai strata ekonomi,  mungkin juga ke-kota sebab lacuri orka, keberlanjutan ini persoalan ekonomi meligitimasi mereka yang disebut kerja, atau penunjukan kerja oleh senior lari salai dan sisi lain, sedikit dari mereka sebelum benar tersesat beralih  menerima tawaran action U kepentingan pemotreta_ ulas teman yang tak mau disebutkan identitasnya

Kukira aura genit PTB dan atensi penanganan SATPOLPP terus berdaya dan Depbudpar memberdayakan mereka kearah lebih baik dalam kepedulian dan pengembanagan kreatifitas pemuda/i Maros ini, mungkin dalam kegiatan positif malam di petebe atau semisal kegiatan kreatifitas yang baik atau apalah namanya.....?, dan bukan tentang kesibukan kelamin.

Di sepanjang segi empat pantai kolam raksasa atau pantai tak berombak ini, karokean cafe dan full band adalah tayangan malam, terlebih malam minggu. Kerabat,  keluarga, bahkan pasangan muda`i bersantai,  sedang bencong juga pelacur tak terkecuali_

You Might Also Like

6 comments

  1. Dak mengerka dengan tulisanta, aga anjo wae nukana?!

    BalasHapus
  2. hahahaha baru ku tau klo banyakna begituna pale PTB

    Datang-Datangki pale di blogku kk sekalian Like kdong :D

    http://d-oddy.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. Saya tidak mengerti dengan tulisan ini.

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images