Kiat Menulis Inspirasi dan cinta : FLP, MIB, Salima, Himabas
Rabu, April 03, 2013
Seminar Membangun Tradisi Menulis di Butta Salewangan bersama Forum Lingkar Pena (FLP) Maros, kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Maros Dr Nasiruddin Rasyid. Mengapresiasi seminar " Dapat menumbuhkan motivasi pelajar untuk menulis, hal ini sejalan dengan program pendidikan Kabupaten Maros yang mendorong tumbuh kembangnya budaya baca dan tulis di kalangan pelajar".
Seminar menghadirkan 50 peserta, bukan hanya dari Maros tapi Makassar juga Pangkep oleh progres FLP Cab Maros. Harapan mengintegritaskan mereka pemahaman dasar tentang dunia kepenulisan, terutama tentang cara dan teknik menulis, memahami tentang apa, mengapa dan bagaiman baca-tulis dengan perspektif, "adalah hal atau proses yang sama terjadi sebelumnya bagi penulis handal (kini) serupa kaidah yang disampaikan para famous writers atau penulis terkenal berikut ini.
Seminar menghadirkan 50 peserta, bukan hanya dari Maros tapi Makassar juga Pangkep oleh progres FLP Cab Maros. Harapan mengintegritaskan mereka pemahaman dasar tentang dunia kepenulisan, terutama tentang cara dan teknik menulis, memahami tentang apa, mengapa dan bagaiman baca-tulis dengan perspektif, "adalah hal atau proses yang sama terjadi sebelumnya bagi penulis handal (kini) serupa kaidah yang disampaikan para famous writers atau penulis terkenal berikut ini.
*dimana anda duduk belajar disitu taqdir menetapimu.
By Habiburrahma Elshyrazi “penulis ayat-ayat cinta “
Pemateri dalam seminar Kaimuddin Mbck mengungkapkan , "juga menekankan pentingnya kejujuran untuk bahan penulisan juga peran kontemplasi pemikiran seseorang penulis atas fenomena yang terjadi di sekitar dengan cetusan teks /kalimat yang lebih unik. berikut (sunting celebes online )
“Menulis bukanlah untuk menempuh karir, melainkan untuk keperluan-keperluan sosial.”
__ Emha Ainun Nadjib
__ Emha Ainun Nadjib
Anjuran terhadap peserta: untuk sederhana catatkan segala peristiwa mungkin tentang warna/i Maros pula peristiwa kekinian " dan sedang bajir", menuliskan solusi demi tidak macet jalan, atau koreksi bising suara music dikuliner mengganggu pengunjung…dll,
Catatan tadi adalah tanda kepedulian juga bentuk pengenalan pada daerah yang senantiasa memberikan solutif/ atau ia TIDAK ASING dgn DAERAH?) juga dengan sampaikan peringatan jangan bgini dan bgitu…., adalah hal yang penting ketimbang tak menuliskan apapun…..
teks atau kalimat juga dapat berupa suara kegetiran hati sebagaimana Iwan fals atas para pembesar negeri ini yang diriliesnya jadi lagu “wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu hujan soal rakyat...", atau ungkapan lain saat sedang sedih ketika ibunya berbaring dirumah sakit “ibuku sayang…masih terus bertahan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah, seperti udara kasih yang engkau berikan tak mampu kumembalamu oh ibu...….", tuliskan dan segala demi keperluan social
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer).
Kaidah : hilang dalam masyarakat dan sejarah, bahwa "menulis adalah bekerja untuk keabadian",
perihal seperti ini telah dipahami pula era masyarakat lampau Bugis Makassar ketika senjata ampuh perang yang di sebut "meriam" membuatnya penasaran lalu mengarsipkan-nya dalam catatan lontara (tentang apa, mengapa dan bagaimana meriam ?, lalu sebab sangat detail dan di ter-terjemahkan dalam beberapa bahasa negara dan sebab populer tersangka bahwa meriam adalah buatan Bugis-Makassar ??__padahal dokumenter mencatat bahwa negara pencipta meriam yaitu Prancis_
demikian pula atas keberadaan salah satu relief pada candi Borobudur, "perahu bercadik", sekira bukan catatan maka pada awalnya dari sebuah kitab maka candi borobudur tentu tak se-kesan itu, jelasnya bahwa keberadaan kekuatan di candi borobudur , tidaklah kecuali karena relief gambar di dinding candi, relif di candi tersebut adalah asalmuasal dari teks kitab (ditulis/tertulis) lalu di reliefkan menjadi gambar secara simbolik,
dan teman2 perlu tahu bahwa ………(perahu itu) (jika pulang bentar dan tertarik akan hal ini buka , BACA ; MENGUJI PINISI DI VIHARA CANDI BOROBUDUR.
perihal seperti ini telah dipahami pula era masyarakat lampau Bugis Makassar ketika senjata ampuh perang yang di sebut "meriam" membuatnya penasaran lalu mengarsipkan-nya dalam catatan lontara (tentang apa, mengapa dan bagaimana meriam ?, lalu sebab sangat detail dan di ter-terjemahkan dalam beberapa bahasa negara dan sebab populer tersangka bahwa meriam adalah buatan Bugis-Makassar ??__padahal dokumenter mencatat bahwa negara pencipta meriam yaitu Prancis_
demikian pula atas keberadaan salah satu relief pada candi Borobudur, "perahu bercadik", sekira bukan catatan maka pada awalnya dari sebuah kitab maka candi borobudur tentu tak se-kesan itu, jelasnya bahwa keberadaan kekuatan di candi borobudur , tidaklah kecuali karena relief gambar di dinding candi, relif di candi tersebut adalah asalmuasal dari teks kitab (ditulis/tertulis) lalu di reliefkan menjadi gambar secara simbolik,
dan teman2 perlu tahu bahwa ………(perahu itu) (jika pulang bentar dan tertarik akan hal ini buka , BACA ; MENGUJI PINISI DI VIHARA CANDI BOROBUDUR.
![]() |
Flp menulis dan |
* Kemauan dan Tulis-tulis saja : hal yang kutandai benar tentang banyaknya sarjana s1 bahasa sastra, yg tak mampu menulis, Kukira masalah pokok awalnya adalah tidak adanya kemauan, ya… perihal tentang kemauan ini bukan hanya mengantar anda kelak menjadi penulis yang baik tapi juga bahwa kemauan ini adalah perantara segala hal , tentu saja kita semua akan menjatuhkan pilihan pada hal yang lebih baik yg kita senangi, sebab kemauan ini adalah jembatan mengantarai banyak hal, sebagaimana : Fa idza azzamtu fatawakkal alllah…, dan anda pun menerima bahwa ketawakkalan itu benar setelah sungguh2 dengan kemauan kita. < kukira ini jembatan….anda tersampaikan menjadi penulis, dan mencatatkan peristiwa yang bisa di baca oleh generasi muda kita kelak. (searing sastra kampus)
*Masuk dunia kepenulisan seolah resap kehabitat rimba belantara, penuh keliaran yang natural juga dan dengan terpaksa menemu bunga hutan, dan memenuhi mata dengan warna/i ulat bulu yang membesar bagai pelangi ___(“temu sastra kepulauan” Kaimuddin Mbck : sang baco) awalnyapun menulis artikel dan postingan di blog hingga membuat buku sifatnya tulis-tulis saja…dunia kepenulisan bagi ku seolah masuk habitat rimba belantara penuh keliaran), ya..hal yang awalnya kuanggap sebagai nilai hiburan rohani, tapi lama kemudian kukatakan segalanya entah itu jerit.... atau senyum..., haha..ha...., apapun kutuliskan termasuk pada peristiwa yang sangat naïf Bersama teman di warung “KENTUT” ketika itu…teman pacar saya kentut, sebab ia malu maka kukatakanlah “ya syukurlah bahwa penyakitmu telah keluar sebab sistim kekebalan tubuhmu berfungsi baik dengan menolak datangnya penyakit. Haha….kudtraktir setelah itu.__baik , DEMIKIAN CARA PANDANG PENULIS MENETRALISIR KEADAAN , OK mari mulai menulis dari hal yang paling sederhana Manfaat menulis di catatan harian
![]() |
Masy Seni Salima Berang Menulis |
Yang penting adalah menulis dulu > ide itu tertuangkan dalam tulisan. Perasaan dan pikiran kita tersalurkan dengan medium yang positif. Setelah ide itu tertuang, bisa kita sunting dan jadikan tulisan secara utuh) Ya..Tulis2 dengan jujur, Sebab hal yg tidak kita mengerti bisa saja catatan tersebut, kedepan menjadi sesutau yang berarti, siapa yang nyangka kalo kata2 biasa dari sebuah buku harian… “hidoep ato mati “di film sejarah < awalnya hanyalah catatan biasa chairil anwar, bahkan kemudian menjadi lukisan histiografi dunia setelah teks tsb di tambahkan gambar tangan oleh affandi…..ada di belanda museum. * secara jamak dominasi bahan tulisan dalam mencipta teks / kalimat bersumber dari : peristiwa biasa. Peristiwa biasa biasa sudah kita bahas tadi, (juga keadaan naïf tadi ya… “ketika malam tak menjanjikan apaapa, aku menuliskan saja namamu pada kaca yg berembun itu 2. Takjub (dalam teks) pada alam, keadaan banjir : (sringkali kita takjub pada sesuatu…) melihat curam lembah, musim yg selalu berganti, hujan : cerita film < buatlah resesi film tersebut..tulis…bahkan seluruh alam idea ini adalah bahan untuk menulis. JUGA KETIKA TAKJUB pada benda semisal MIMBAR/ tempat orasi , maklumlah aktipiss…. : baik….saya akan menceritakan latar belakan mengapa mimbar menjadi teks >
![]() |
Himabas berkutat di penulisan |
Secara ke-umuman penulis mula, bahan tulisan yang sangat banyak adalah hal yang berkaitan dengan tendensi hati atau perasaan / menuliskan keadaan2 perasaan kita bisa menguatkan yang dengannya mengenal hati nurani
*menulis keadaan hati itu serupa kita sedang meditasi. (atau semakin mengenal diri kita sendiri, peristiwa emosi perasaan, kesabaran , kecerobahan, peristiwa mengapa bersemangat?, atau mungkin sedang ceroboh, sakit atau patahati, …..juga peristiwa ketika sedang menyukai sesuatu….., atau sedang jatuh cinta mungkin …?, Sekali itu seniorku sedang bersabar atas gempuran kecantikan seseorang (saya memakai bahasa yang sedikit fullgar ya , maka ia mengatakan “ ada rindu yang dalam tapi aku belum arti apapun” Tetapi jika itu aku yang sedang bersabar terhadapmu maka kukatakan “aku hanyalah sungai, berlayarlah …hiruplah aroma pagi sungaiku juga nikmatkanlah bayang 2 senja yg mungkin mendekat keperahumu, aku hanyalah sungai …setibamu berlabuhlah di dermaga manapun yang kau sukai, dan biarkan saja perahumu..,
![]() |
Sekolah Menulis Macz Indie Books, Apresiasi alam |
*mencipta teks dengan pilihan kata.: Sebab kekuatan teks karena pilihan kata yang juga terkait dengan peristiwa berkesan. serupa Ketika Teks diharapkan menjadi kekuatan, maka jangan mengulang kata yang sama (cakapan orba di film: makna bertingkat) pada jarak kalimat yang terlalu dekat, juga bahwa cukup banyaknya sinonim dalam idiom bahasa Indonesia membuat kita dapat memilih kosa kota yang tepat. sekali itu penulis sedang meremang pada peristiwa dilihatnya Menjadi > “…bersandar pada tari warna pelangi, kau di depanku bertudung warna senja, tapi kau tetaplah ros : kembang sekaligus duri, uh meriak mukaku dalam kolam jiwa “ Apresiasi dari teks : (rebah, duduk , berdiri, jongkok, bersandar) pada > (pegunungan, lembah, kursi, mobil, tari) warna (kemilau, pelangi jingga ) kau didepanku (bertudung ,bertopi, berpayung) warna (merah, hijau putih, senja, pink,hitam, dll) tapi kau tetaplah (ragi, bimbang, was-was) ros, (;) kembang…sekaligus duri…, uh meriak muka dalam kolam jiwa.
Menulislah dengan menggunakan kata atau kalimat yang relevan saja. Tidak ada kata-kata yang tersaji tanpa arti. Satu kata akan menambah makna tulisan Anda. Ini bukan sekedar menambah jumlah halaman.
![]() |
jurnalis kab maros |
Mengakhiri materi kaimuddin mbck membacakan tulisan style/ genre balada /naratif dalam isme sastra puisi, lebih mirip org yang bercerita saja, katanya …, ya masih sebuah gejala umum bahwa yang bungsu biasanya paling disayang ..dekat pada ibu, namun keadaan ini sangat menyedihkan hati ibu sebab ia tak pernah pulang_ kakanya pun memesan pada adiknya dengan catatan …!
sejauh jejak tapak kita, sedalam itu pula luka kerinduan kita toreh di mata ibu”
Kenangan terakhir pada ibu saat kulihat gerimis di matanya mata itu.........lekat memandangku, sejenak...,tubuhnya kedekatku berbaring, jelas garisgaris lelah di wajahnya. tanganku bergerak, mengusap bekas luka di punggungnya. aku menyuapnya nasi, tak ditelan, tapi.......mulutnya terus menganga ".........ibu,takut kematian nak, "katanya Tatapan itu adalah milikmu dik aku pulang , meski lebaran ini hujannya begitu deras, begitu jarum, tak mengapa……,- -tusukan hujan ini mengembalikan tiap jeda kenangan kita pada ibu. Dipintu rumah kita aku berdiri,dik , tapi ...kujawab apa jika ibu bertanya tentangmu?” , ”kujawab apa jika ibu bertanya tentangmu, dik?” Akupun mengetuk…, berkali-kali mengetuk. “kukira ibu sedang tidur”. tapi, sebuah suara dari kamar ibu. ”….mengapa sendiri? masuklah dari jendela yang terbuka itu, tapi didalam rumah hujan lebih deras nak dan aku..... belum berbuka puasa, selimuti tubuhku ya..” Aku bergerak kearah jendela yang dimaksud, pada lubang itu* : sebuah cincin di jari nya yang sering kita cium, oh.. mengapa tubuh itu terapung dengan perut bengkak, itu ... rambutnya tergerai diseret-seret air, tangannya memegang erat piring yang kosong, dengan mata legam tak berkedip. Ia telah kaku tak bergerak ”tidak...tidak.., semoga .....ini semu” Pulang…..pulanglah dik, Kukira ibu, menyimpan rahasia dalam kerinduanya.
0 comments