Kisah | dlm teks binder tua

Rabu, Juli 18, 2018

Kisah binder tua yang terendam banjir,
dengan ruparupa peristiwa di dalamnya,  tanpa gembok, dengan
besi pengait yang berkarat, binder tua merupa  lembaran teks yang basah dan
lebam debu, siram air dan alih fungsi pengering rambut. Sebagian masih terbaca, hanya foto pajangan se-halaman penuh dengan gambar seolah di penyewaan komik sudah tak jelas. Kecuali halaman tengah fotomu di telepon umum masih jelas dengan wajah dan ponimu dikepit bandol pada rambut-mu dengan hiasan bunga matahati mekar, "aku ingat hari itu ", kau memakai rok SMA.

Tampak halaman pertama dalam binder tua itu bertuliskan "Aku mencintaimu tanpa alasan
: karena aku tahu sebuah alasan pasti akan ada sebab dan akibat".



















Kisah di Telepon Umum

Uang receh andalan dan di telepon umum aku tekan nomormu tit..ti..ti.. berbunyi 237431, dalam suaramu-pun terdengar malu, seolah kau dikejut se isi rumah. Aku menelpon saja juga tanpa banyak bicara dan hanya bilang, "kebetulan saya di telepon umum", ya itu saja. Hanya napasmu yang terdengar di atur dengan baik lalu terdengar kata "iya". Dan telusup suara terdengar, entah itu ibumu atau.." dari mana, siapa menelponmu Tari..?". Akupun menyimpan gagang telepon ketakutan.

Terbaca bahwa banyak pula pengorbanan cinta. Keadaan strata yang begitu jelas di masa lampau, membuat cinta jadi rumit. Tapi mereka sungguh tak mau kehilangan cinta, seolah akan abadi dalam kisah cinta itu. Kadang mereka menyimpan surat cintanya di pohon pisang dengan kode bahwa : ia akan menemukannya dan membacanya.

Kisah cinta lampau mengesan dalam binder tua bahwa : kesejatian cinta yang tidak main-main, jika cinta mereka di tolak oleh orang tua, mereka "si lariang" artinya 2 pasangan itu akan kabur meninggalkan rumah, mungkin pergi merantau dan kembali setelah terdengar sinyal bahwa mereka di terima kembali, lalu menikah dengan resmi.

tulis ulang binder : cinta menjadi teks

Binder Tua Memori di Pameran Pembangunan

Pengantar : me-parkirkan sepeda lalu ke paggandeng kacang, dengan membelikanmu sebungkus kacang goreng yang di angkut dengan sepeda memakai 2 pelita bertenaga minyak tanah. Di sebuah stand "Sanggar Turi", Sambil mengunyah kacang..., kau terkesan dengan uang koin tahun tua dikemas pada  bingkai dengan foto serupa pajangan.

Halaman depanmu seolah tak membutuhkan apapun selain .?, "keadaan lucu-lucu saja membacanya , di lain halaman terjelaskan impuls sepi, sebuah catatan dengan rinai gerimis, tersirat sesuatu yang mungkin pernah berat untuk dilupakan, remang malam jejak lika-liku cinta untuk kekasihnya, sedang usia dewasa dan kemapanan tanda jalinan pelaminan ter-restui, entah...

halaman ke7 binder tua dengan teks yang samar
: sedang hujan dan dikejauhan kau berbalik,  tampak  pundakmu,
(sejak itu aku lesap dalam kertas ini,...mungkin terkubur... 

Binder tua catatan  kisah medio 2014 :  keadaan cinta yang berantakan, rupanya si penulis harus jatuh cinta juga patah hati berulang-ulang, sebegini kacau sedemikian itupula segalannya menjadi teks. patahpun maka ia akan membangun cinta itu kembali, sambil tak lupa membukannya dengan kata "Bismillahirrahmanirrahim". Demikian adanya.

Riwayatmu dulu dan binder tua ini " seseorang  tiba-tiba merasa banyak hal yang
tak dimengerti, juga banyak hal  yang abadi dalam rindu itu.__Wassalam

~~~~
Demikianlah pesan teks dari binder tua, dalam ketidak tahuan sapa pemiliknya,  ?sebuah pesan yang mengharu-biru : semoga kau berkesempatan membacanya,  mungkin mengingatkanmu tentang seseorang yang tak mengharap apapun selain meninggalkan kesan baik padamu...., ya...sebuah senarai teks yang panjang_ Tulis by Kaimuddin Mbck maros, tumpahan teks masa lalu itu dan banjir me-basahnya :  kassi 2014.

You Might Also Like

1 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images