Rindu Tinggal Kenangan dalam Pelukan Dingin

Sabtu, Juli 21, 2018

Puisi Sejuta dingin tanpa pelukan :catatan yang mengumpulkan segala rindu pada seseorang, juga kemelut cinta yang tak diduga kapan tibanya, dan masih ulasan kesetiaan kalau kalau ia kembali atas nama cinta, puisi yang terus memupuk rindunya agar ia dapat bersahabat dengan musim dingin ini, yang tak lain adalah pelukan. sungguh "Gila" hasrat juga rindu-nya seolah luapan teks yang mencipta telaga sepi. Bagaimana maksud seutuhnya Puisi Sejuta dingin tanpa Pelukan ?. Simak saja berikut ini, sebelumya maafkan rani, keadaan teksnya benar-benar belum baik, dan dengannya kau boleh melupakan puisi ini bahkan membuangnya jika tak suka, 














Puisi Rindu Sedingin Pelukan
(dalam rindu ini malam selalu terasa panjang, dan 
 butiran embun di daun jendela meranggaskan kopi dingin dan sekerat bolu kacang lembab)

Dingin malam berjejalan di langit raya
demikian gelap di luar jendela mengabukan harapan, 
Menggantung rindu pada pohon beku di luar jendela.

Sebelum matahari hampir menyibak gelap, dan
jemari fajar pagi mengetuk, kisah-kisah masih dituliskan, 
Tentang rindu malam yang dendangkan dongeng, atau pelukan
pagi yang tak sampai padamu, 

Romantisme subuh ini baru saja aku mencatatnya, tapi
dalam dingin ini penghayatan selalu itu-itu saja, bahwa
kepergian dan kepulangan sama saja", atau benar bahwa ada yang 
menjauh dari teks..menjauh dari catatan dan hendak saling melupakan.

Nun jauh di sana
Sungguh aku ingin memelukmu dan tak melepasmu lagi, 
Namun : kenangan tak selalu tumbuh rapi

Dingin : Sebelum hujan nan basah memberat di rambutmu, dan gigil yang selalu kau resahkan, akulah puisi yang tak selesai mampir di jendelamu, dan menenangkan rindu...(Selengkapnya
BACA : Hujan sepenuh dingin , 

Langit yang hitam menjatuhkan jutaan pensil padaku, apa yang akan
di gambar di tubuhku, apakah rindu yang meluncur dari......,  dingin matamu?

***
Puisi Sejuta Sepi 
Malam dingin menggetarkan
Salju bertumpuk di luar jendela
suhu dingin yang sangat ekstrem, 
dan aku titik kecil dari jarak petala langit 
Akhir detik jam dan Sampai juga aku di ujung sepi
dan malam adalah layar hitam di pelukku
Tanpa gambar, seolah kau tak pernah ada, hampa.

Puisi "Perahu Rindu dengan Layar Kedinginan"
Telah kubisikkan namamu pada angin, semoga saja hujan tak meresapkan dingin. Angin dan hujan, selalu sebab kenanganku pergi padamu, dan hasratku di belai pelukan.

Sebab puisi, roh aku yang dingin kulabukan di teluk matamu, aku tak mampu mencegah kata kata hatiku, ia menjelma bahasa melayarkan rindu, sebab puisi sejuta dingin dan seribuan pelukan catatan tumbuh bertunas-tunas.

Akhirnya, kisah rindu menyulam puisi berlembar-lembar, dan sepi mengumpulkan kertas menjadi origami, terciptalah perahu layar di laut kutub. Betapa arung nan dingin, ia tubuh gigil yang harus tiba di pelukanmu.
____

Halusinasi Pelukan
Sekalipun nafasku tak cukup panjang, kau akan lihat angin yang membawa daun-daun dari kepingan hatiku yang senja. Jika-pun tak cukup cukup daun-daun mewakili hembusan angin senja, tak cukup awan lembayung mewakili teduhnya cuaca, ada gemuruh tak ada hujan, siapakah yang dapat mewakili pelukan selain engkau?

***
Jemarimu yang lentik bagai anak-anak sungai, siapa pun ingin membangun
jembatan, jembatan rindu jembatan cinta, jembatan sepenuh pelukan : apa pun namanya.

***
Berat menanggung ransel rindu, kudaki tebing terjal dingin
hatimu,  pelukan ini hanyalah cara … memperkecil jarak yang kutempuh.

***
Dapatkah aku berhenti bicara tentangmu?
bahasa tubuhku tak pernah kehabisan cara, menggambar bayangmu.

***
Pada pekat dingi kabut kugambar garis partitur, barangkali akan terdengar olehmu sebuah musikalisasi puisi, barangkali akan terdengar olehmu dendang bait-bait syair dalam debar jantungku.

***
Puisi Sepeluk Cahaya Bulan
Mengingatmu, napasku menerbangkan selembar kertas, sebuah puisi
mengapung di udara, sekalipun tak menjelma kupu-kupu, siapa tahu itu akan sampai padamu.
Saat malam lelap sunyi, aku dingin mengumpulkan cahaya bulan yang menempel di kaca, dengan itu, jantungku berdebar seakan sedang kusentuh wajahmu.
***
Kau menjelaskan rindu, tanpa satu pun kata. Irama jantungmu di dadaku, mengganti seluruh suara hujan yang pernah jatuh di sajakku.

***
dengan Selembar puisi seperti uang kertas, yang merah lebih berharga, tetapi aku hanya bisa membeli rindu dan segelas bayangmu.
 
*Demikianlah Puisi Sejuta Dingin Tanpa pelukan, baca juga puisi terkait atau buka Link: Catatan perih tangis hujan, atau Kumpulan Puisi Sedih Tangis Hujan, atau bermesraan dengan Puisi Demi Gerimis Tak Basahi Rambutmu_ Puisi Puisi yang menegakkan harapan rindumu, dan menghibur sepimu, telah dipublikasikan sangbaco.web.id. Buat kamu Semoga rindu yang tinggal kenangan dan tanpa pelukan ini tak terjadi, sebab tak lain kecuali dingi , hampa.  dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis kembali puisi cinta, galau, puisi menyentuh hati atau puisi cerita kehidupan_"dalam dingin ini Sungguh aku ingin memelukmu dan tak melepasmu lagi, namun : kenangan tak selalu tumbuh rapi_kaimuddin mbck
____
Sangbaco Maros 21|07|18
Rindu Tinggal Kenangan dalam Pelukan Dingin 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images