naskah drama I Nyunyi’ dan Kampung Labuaja
Selasa, September 25, 2012Naskah drama ini pada awalnya adalah paupau rikadong (bahasa Bugis terjemah : cerita-cerita menghibur sebelum tidur/ semacam cerita rakyat, yang diadaptasi menjadi naskah drama dari buku "Kearifan Budaya Lokal" ditulis oleh : Kaimuddin Mbck. kupersembahkan pada anak-anakku tercinta di SMA Negeri 6 Bontoa dan SMA Pergis Kab.Maros, sebagai bahan untuk paket pentas apresiasi seni.
(I Nyunyi masuk
melenggang sambil membawa cucian melintasi panggung, suara I Nyunyi terdengar
lirih lalu seperti tercekik ),
Suara dari
backstage :Sebuah tempat di pertengahan kampung antara Camba dan Bantimurung,
tersebutlah sebuah sungai yang terkenal dengan keganasan buayanya. Orang-orang
kampong yang mandi dan mencuci juga juga yang Cuma melintas pinggir sungai selalu
berhati-hati. banyak sudah manusia yang hilang begitu saja tanpa meninggalkan
jejak sama sekali. Kini I Nyunyi’ tiba-tiba hilang saat sedang mencuci di tepi
sungai itu. Anehnya, walaupun warga sudah berhari-hari mencarinya dengan
menyusuri tepi sungai, tapi tidak juga menemukannya. ia sirna bagaikan ditelan
bumi.
Tapi di
sebuah tempat di dasar sungai tampak seorang gadis tergolek lemas. Dan diantara
terdapat 3 gadis yang sedang mematung, dan Mantang nama gadis yang terikat dengan badan penuh luka, seseorang
yang masih terbaring adalah I Nyunyi’.
I Nyunyi’ :Mmaa…..Mmaa….ma !, (posisi terbagun)
“Ayah, Ibu, aku ada di mana?”, (Betapa terkejutnya ia ketika menyadari
bahwa dirinya berada dalam sebuah gua. Yang lebih mengejutkannya lagi, ketika
ia melihat dinding-dinding gua itu dipenuhi oleh harta benda yang tak ternilai
harganya. Ada permata, emas, intan, maupun pakaian indah-indah yang memancarkan
sinar berkilauan diterpa cahaya obor yang menempel di dinding-dinding gua).
Mantang :
perhatikan semuami itu na silau matamu, itu liat he….(sambil menunjuk pada
ketiga gadis yang mematung itu)
I Nyunyi; :“Wah, sungguh banyak perhiasan di tempat
ini. Tapi, milik siapa ya?”, (mendengar suara orang sedang menuju ketempat
tersebut I Nyunyi berpura-pura pingsan)
Suara dari
backstage : “Hai, Gadis –gadis rupawan!
Tidak usah takut. Benda-benda ini adalah milikku.”, (masuk seekor buaya besar merangkak di sudut gua.
Dan mendekati I Nyunyi dan memeriksa, yakin bahwa ia masih pingsan SB mengambil
dupa yang berasap lalu meniupkan mantera kepada ketiga gadis yang mematung
tersebut dan segera siuman, giliran I Nyunyi yang hendak di asapi mantera, tapi
Mantang mulutnnya juga terus berkomat-kamit dan mengirimkan tiupan pada I
Nyunyi)
I Nyunyi’ : “Anda siapa? Wujud anda separuh buaya…
Sang Buaya :
“Tenang, Gadis cantik! Wujudku memang
buaya, tapi sebenarnya aku adalah manusia seperti kamu. Wujudku dapat berubah
menjadi manusia ketika purnama tiba.,”
Mantang
: lalu kau menggodaku dan itu tak cukup tampan bagiku, kau tetaplah
buaya….buaya darat….!(mantang menerima tamparan dari SB)
Sang Buaya :
“Dulu, aku terkena kutukan karena
perbuatanku yang sangat jahat. Namaku dulu adalah so’ngala, perampok ulung di
Sungai ini. Aku selalu merampas harta benda setiap saudagar yang berlayar di
sungai ini. Semua hasil rampokanku kusimpan dalam gua ini,”
I Nyunyi’ : “Lalu, bagaimana jika Anda lapar? Dari mana
Anda memperoleh makanan?” tanya.
Sang Buaya :
“Kalau aku butuh makanan, harta itu aku
jual sedikit di pasar desa di tepi Sungai “samangki” saat bulan purnama tiba,
tidak seorang penduduk pun yang tahu bahwa aku adalah buaya jadi-jadian. Mereka
juga tidak tahu kalau aku telah membangun terowongan di balik gua ini.
Terowongan itu menghubungkan gua ini dengan desa tersebut,”( I Nyunyi’ :
(manggut-manggut seolah mengerti sesuatu )ada
pa….mengapa….
Sang Buaya :
“Hai, Gadis Cantik! Siapa namamu?”,
I Nyunyi’: “Namaku I Nyunyi’. Aku tinggal di sebuah
dusun di tepi Sungai ini,” “Wahai,
Buaya! Bolehkah aku bertanya kepadamu?”
Sang Buaya :
“Ada apa gerangan, Nyunyi? Katakanlah!”,
(sang buaya mendekatkan mukannya ke wajah I Nyunyi)
Mantang
:jangan…, jangan tatap matanya…!(kembali
menerima tamparan)
I Nyunyi’:“Mengapa Anda menculikku dan tidak memakanku
sekalian?”,
Sang Buaya :
“Ketahuilah, Nyunyi! aku membawamu ke
tempat ini dan tidak memangsamu, karena aku suka kepadamu, kamu adalah gadis
cantik nan rupawan dan lemah lembut, maukah engkau tinggal bersamaku di dalam
gua ini?”. (mendengar pertanyaan buaya itu, I Nyunyi’ jadi gugup. Sejenak,
ia terdiam dan termenung)
Mantang :
Uh…gombal murahan, tidak bisakah kau
berkata “aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu…mesti kau takkan pernah
tahu…”, dasar buaya darat (kembali menerima tamparan yang lebih keras)
I Nyunyi : “Ma… maaf, Buaya! Aku tidak bisa tinggal
bersamamu, ambokku pasti akan mencariku”,
Sang Buaya :
“Jika Engkau bersedia tinggal bersamaku,
aku akan memberikan semua harta benda yang ada di dalam gua ini, akan tetapi,
jika kamu menolak, maka… aku akan memangsamu,” ( I Nyunyi’ terkejut
mendengar ancaman Buaya itu. Namun, hal itu tidak membuatnya putus asa. Sejenak
ia berpikir mencari jalan agar dirinya bisa selamat dari terkaman Buaya
itu (music sedih mengiringi).
I Nyunyi : “Baiklah, Buaya! Aku bersedia untuk tinggal
bersamamu di sini,” jawab I Nyunyi’ setuju”. (mantang sibuk bergerak > layar tertutup)
Season 2
Keterangan
adegan dan suara dari back Stage : ”Akhirnya, I Nyunyi’ pun tinggal bersama
Buaya Perompak itu di dalam gua. Setiap hari Buaya itu memberinya perhiasan
yang indah dan mewah. Tubuhnya yang molek ditutupi oleh pakaian yang terbuat
dari kain sutra. Tangan dan lehernya dipenuhi oleh perhiasan emas yang
berpermata intan.
(Sang Buaya
bertepuk tangan dan ketiga gadis yang tersihir itu melukakn tarian persembahan
untuk SB, Pada suatu hari, Buaya Perompak itu sedikit lengah. Ia tertidur pulas
dan meninggalkan pintu gua dalam keadaan terbuka. Melihat keadaan itu, I
Nyunyi’ pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
I Nyunyi : “Wah, ini kesempatan baik untuk keluar dari
sini,” (lalu melirik pada Mantang) Ditengah kesantaian tersebut I Nyunyi
mengambilkan minuman U/ SB yang sebelumnya telah mengambil sebuah bubuk racun
dari mantang , SB pun entah tertidur atau pingsan…..)
___________________________S e l
e s a i____________________________
Pilihan naskah drama lainnya :
*I Nyunyi pun
menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya kepada kedua orangtuanya dan
seluruh warga di kampungnya. Sejak itu, warga pun semakin berhati-hati untuk
mandi dan mencuci di tepi sungai tersebut. Sebab penculikan I Nyunyi’ tersebar
ke seluruh daerah maka dikenallah tempat tinggal I Nyunyi’ tersebut dengan
kampung bernama “Labuaja”. demikian kelengkapan naskah drama
0 comments