Ulasan Kearifan dari Pengalaman Hati

Selasa, September 04, 2012

Menulis kata hati tawaran yang bukannya membantah tentang peran otak, akal, pikiran, hanya bukan bagian satu-satunya untuk kita bereaksi dan berperilaku atas reaksi tersebut. Bahkan sebenarnya akal adalah bagian kedua yang harus kita gunakan saat ingin memutuskan melakukan sesuatu. 


Hati adalah bagian terpenting yang harus kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, demi mendengarkan apa yang benar-benar membuat bahagia. 

 Pengetahuan itu sendiri hanya melihat dan menilik bukan menetapkan. Ia melukiskan fakta, objek dan fenomena yang dilihat dengan mata seorang yang mempunyai sifat pelupa, keliru, dan ataupun tidak mengetahui. kebenaran ilmiah pun, relatif dengan kandungan esensial yang sangat terbatas, Mari merelay sejenak dan Cobalah berbaikan dengan petunjuk di hati, sebagai alternatif yang harus diberi porsi.



Ulasan Kearifan dari Pengalaman Hati

Menulis Kata Hati, menghidupkan Kepekaan Bahasa kejiwaan, bila disadari masyarakat kita terdapat program yang membuat manusia seakan-akan selalu bertindak menggunakan otak saja. Sedari kecil kita diajarkan untuk berpikir menggunakan otak.

Bahkan hingga kini ketika berbuat salah kita sering dikira tidak berpikir pakai otak. Terdapat riset yang dilakukan oleh Heartmath Institute yang membuktikan bahwa sebenarnya hati kita memiliki kandungan magnetik 5.000 kali dan elektrik 100.000 kali lebih kuat dibandingkan otak. Sehingga hati lebih kuat mempengaruhi kita dalam berpikir dan bertindak positif. Kalau mau dipikirkan kembali waktu masih berupa janin yang tumbuh lebih dahulu adalah jiwa. Degup jantung yang muncul lebih dahulu sebelum akhirnya muncul perkembangan otak.

Pemahaman Kepekaan hati : Sebuah cara di mana kita lebih mendengarkan hati, perasaan, dan intuisi dalam memutuskan berbagai hal dalam hidup. Pada dasarnya heartfulness tetap berasal dari praktek mindfulness sebagai katalis.Tetap menyadari perasaan dan pikiran yang terjadi dalam hidup dari momen ke momen.

Heartfulness adalah sebuah cara di mana kita lebih mendengarkan hati, perasaan, dan intuisi dalam memutuskan berbagai hal dalam hidup.

Akan tetapi menerapkan kepekaan / maksud terdalam hati, dalam kehidupan sehari-hari sama saja dengan mendasari semua perilaku dan pikiran dalam setiap situasi dengan pertimbangan hati. Reaksi dan perilaku yang berdasarkan kata hati selalu memiliki intensi kebaikan untuk diri sendiri, orang di sekitar bahkan hingga lingkungan dan planet bumi.

Rahasia kekuatan bahasa dengan mendasari Kata hati dalam menguatkan Logika akal

Apapun yang berasal dari hati dan intuisi itu benar sedangkan yang berasal dari pikiran biasanya berasal dari logika dan ego. Hati menjadi “petunjuk atau kompas” dalam mengambil keputusan terhadap arah dan langkah kehidupan kita. Memutuskan dengan hati menggiring pada kehidupan yang lebih bahagia dan berdampak positif. Untuk mendengarkan kata hati pun dibutuhkan komunikasi yang intens dengan diri sendiri. Meditasi merupakan cara untuk melatih berkomunikasi dengan hati kita. Meski demikian, tetap dalam implementasi aktivitas sehari-hari kita harus menggunakan logika dan akal.

Hanya saja tidak ada ukuran yang pasti untuk mengetahui apakah sudah benar dalam penerapan heartfulness itu sendiri dalam hidup. Setiap orang punya perjalanannya masing-masing dan cara mereka menerapkannya pun tergantung dari pengalaman hidup.

Bagi diri saya sendiri, ketersambungan batin benar-benar saya rasakan ketika saya akhirnya mengikuti kata hati untuk meninggalkan kehidupan korporat. Setelah mengikuti kata hati, hidup saya bertransformasi ke arah yang lebih positif. Awalnya saya hanya bermeditasi untuk mendapatkan ketenangan dan fokus. Namun ternyata meditasi membawa saya pada pengalaman yang lebih dalam. Mengenalkan saya pada heartfulness yang membuat saya lebih mendengarkan kata hati dan intuisi.

Mendengarkan apa yang benar-benar membuat saya bahagia.

Setelah berada dalam kehidupan korporat lebih dari 25 tahun, saya mengalami momen hidup dimana saya merasa hampa. Banyak faktor dalam hidup yang membuat saya menjadi pribadi yang “dingin”, perfeksionis dan penuh dengan ambisi untuk mencapai sukses. Pada satu titik tertentu saya pun akhirnya menanyakan kembali apa yang benar-benar membuat saya bahagia. Apakah karier yang saya geluti atau brand mobil mewah tempat saya bekerja atau hal lain? Logika dan ego saya pun berkata untuk tetap mempertahankan “kenyamanan” tersebut. Sampai setelah sering bermeditasi, ternyata hati saya berkata lain. Karir dan kesuksesan bukan segala-galanya, suara hati membimbing saya untuk meninggalkan dunia korporat

Cipta Dialog dalam hati : Di satu sisi terdapat suara dari ego yang mempertanyakan ketidakpastian saat meninggalkan pekerjaan. Tapi suara hati berkata untuk jangan takut dan saya akan baik-baik saja. Benar saja. Ketika saya mengikuti “panggilan” itu, meninggalkan posisi eksekutif saya dan menjadi fasilitator meditasi di The Golden Space Indonesia, saya merasa ruang yang kosong itu telah terisi. 

Kegiatan saya untuk membantu individu-individu menemukan kembali diri mereka yang memberikan kebahagiaan, dan saya bukan hanya baik-baik saja tetapi saya merasa tumbuh menjadi pribadi yang tanpa batas. Saya menyadari bahwa tidak ada yang tidak dapat saya lakukan untuk menciptakan kehidupan spiritual serta kesuksesan yang saya inginkan di dunia ini. Saat ini saya memperkenalkan mindfulness dan heartfulness ke dunia korporat.

Demikianlah saya merasa lebih kuat dan berani dalam menjalani kehidupan. Saya percaya bahwa banyak pikiran dari otak memberikan kekhawatiran, ketakutan, dan berkata bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, bahwa kita akan gagal. Sebaliknya dengan hati kita akan lebih kuat dan berani ketika mengikuti suaranya dan percaya bahwa prinsip menggunakan hati akan menggiring kita pada situasi dan kehidupan tanpa batas.

Pikiran dari otak memberikan kekhawatiran dan ketakutan. Sebaliknya dengan hati kita akan lebih kuat dan berani ketika mengikuti suaranya

Fitrah, dalam timbangan kata hati : semoga marah dan luka tidak semakin dalam, sebab tanpa penglihatan esensi hidup. Maka kebenaran hati mengikuti fitrah : menggerakan sesorang untuk menetapi kebajikan, ketika diam ia mencerna, menikmati, dan di luar sana terlalu banyak yang dibenar-benarkan...obyek yang realitas atau realitas yang obyektif dalam menetapkan perbedaan antara keduanya tidak terlalu memuaskan, malah mungkin bisa dikatakan tidak akan pernah memuaskan semua pihak; tapi perlukah usaha itu dilakukan ?, Tulislah kata hatimu sebagaimana kau mengembangkan senyum-mu, haha..ha...

Kata hatilah yang menulis Peristiwa jadi abadi

: Setelah membaca kehidupan hal yang dipahami pula era masy lampau bugis makassar ketika mengarsipkan catatan tentang pembuatan meriam, juga bahwa keberadaan relief di candi borobudur (7 keajaiban dunia) adalah asalmuasal dari teks kitab yang di reliefkan. Aku menulis untuk berkaca (merelay ulang peristiwa sehingga tak masuk di dalam lubang yang keduakali < hal di cela oleh Islam) atau untuk merapikan masa lalu. Maka Belajar pada perubahan-perubahan yang terjadi adalah pandangan untuk menuliskan ulang,  tapi menuliskan kata hati masih catatan penting sebagai pendidikan kearifan: ditemu"Filosofi Kebenaran usai pengendapan peristiwa",

Menulis ulang peristiwa hati Membaca tulisan lama kemudian me-permak ulang, menambahkan dan menguatkan ini dan itu. Libatkan respon hati, dan teks itu kemudian tak hancur dan  rusak, semisal dengan menuliskan ulang peristiwa hati /fitrah TAK TERHALANGI

Menulis berita, laporan perjalanan, sejarah, biografi, dan tesis, sebuah informasi yang berupa fakta tetapi se-fakta apapun 
pengalaman batin takkan pernah mampu kita urai secara menyeluruh kebenarannya. Pun Karakter inilah yang membedakan tulisan kata hati dari produk laboratorium, karya jurnalistik, telaah sejarah, atau penyusunan biografi, kukira yang terpenting adalah mengendapkan peristiwa hati sejenak, lalu... menuliskannya dengan ragu-ragu, haha...kenapa ? : kata tak selalu tetap mewakilinya.



Melakukan bukan hanya '
kesadaran akal' namun juga 'kesadaran batin', menyampaikan hal secara jujur dan secara sadar bahwa hal tersebut menyebabkan keadaannya semakin baik, (terkait do-coding dan in-coding < istilah ku dengar waktu kuliah dulu), sebab dirimu kebaikanmu adalah juga bagian dari diriku (sungguh kita satu tubuh) dalam rujuk fitrah

(Menulis untuk diri sendiri dengan
rasa bebas untuk meluahkan apa yang terbuku
dalam hati biasannya orang lain juga membacanya dengan hati pula)

juga melalui pengalaman-pengalaman terbaik dan indah meskipun untuk diri sendiri, aku sering tak lupa memandang ke bawah dengan memberi judul " ya...tulis-tulis saja", agar merasa dimanapun aku ...maka kau tak luput ku serempet.

Bantahan Akal Otak : jika kata hati bukan kebenaran, tapi cerita ini telah mengingatkan tentang panjangnya tembok china, ".....Seperti yang telah diklaim bahwa Tembok Besar China adalah objek buatan manusia yang terlihat di Bulan, Astronot Apollo telah melaporkan bahwa mereka TIDAK melihat objek buatan manusia apa-pun dari bulan ?, Segala undang-undang ilmiah yang diketahui hanya menyatakan saling bergantinya "psychological states" (keadaan-keadaan jiwa) yang ditentukan pada diri kita oleh sebab-sebab tertentu (mengambil sebab dari musabab atau dari ma'lul kepada 'illah).

Ini menunjukkan bahwa segala undang-undang ilmiah pada hakikatnya relatif dan subjektif, kubilang saja bahwa "Air bewarna biru yang kau lihat itu dikarenakan hanya refleksi dari langit", haha..ha..., banyak hal...tapi, tuliskanlah dengan jujur... sebagai bekal terbaik berupa kearifan adalah pendidikan hati, sebab hati pula yang menandainya

Dalam kitab Al-Firasah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, kata hati yang di identikkan dan diterjemahkan menjadi 'Keajaiban Firasat', satu peristiwa yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i yang patut kita renungkan, yakni bagaimana seorang pelaku dosa seketika diampuni oleh Allah dan rasul-Nya.

penulis: Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.
firasat (mukasyafah)
Pernah ada seorang wanita yang telah diperkosa oleh seorang laki-laki di kegelapan malam menjelang masuknya waktu Subuh. Tak lama berselang, melintas pula laki-laki lain dan mendapati wanita itu tengah meminta pertolongan, hingga ia pun berusaha menolongnya. Pemerkosa wanita tadi telah kabur.

Pada saat lelaki itu hendak mendekati, melintas pula sekelompok laki-laki lain dan mendengar wanita itu minta tolong kepada mereka. Kemudian, mereka menangkap lelaki yang hendak menolong wanita itu, sedangkan lelaki yang memperkosa wanita itu terlewatkan oleh mereka.

Maka, dibawalah laki-laki itu kepada Rasulullah dan mengabarkan kepada Beliau bahwa ia telah memperkosa wanita tersebut. Dan, mereka mengabarkan bahwa laki-laki itu ditangkapnya dengan susah payah.

Tetapi, lelaki itu menyangkal seraya berkata, "Justru aku hendak menolongnya, tetapi mereka salah orang. Mereka akhirnya mengejar dan menangkapku. Wanita itu berkata, "Dusta, dialah yang telah memperkosaku."

Rasulullah kemudian berkata, "Bawalah ia dan rajamlah." Tetapi, datang seorang lelaki lain dan berkata, "Jangan rajam ia, rajamlah aku. Karena, akulah yang telah melakukan pemerkosaan terhadapnya." Lalu, ia mengakui dan menceritakan semua perbuatannya. (refleksi sikap atas pengalaman didik hati).

Kemudian, Rasulullah berkata kepada wanita yang diperkosa, "Engkau telah diampuni." Kepada orang yang hendak menolong, Beliau hanya menasihatinya. Kemudian, Umar RA berkata, "Rajamlah orang yang telah berbuat zina." Akan tetapi, Rasulullah menolaknya dan berkata, "Tidak perlu, karena ia telah bertobat." (sifat pemaaf rasulullah juga merupakan ungkapan kata hati

Ketenangan Batin dengan tobat hati : Imam Ahmad meriwayatkan, "Lalu mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, rajamlah ia'!" Beliau menjawab, "Ia telah melakukan tobat, yang seandainya penduduk Madinah melakukannya, pasti Allah akan menerima tobat mereka."

Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang bertobat dan pasti akan mengampuni dosa orang-orang yang mau bertobat. Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba mukmin yang terjerumus dosa, tetapi bertobat." (HR Ahmad).

Siapa pun di antara anak Adam pasti pernah melakukan perbuatan dosa, baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, mari kita membiasakan diri untuk senantiasa bertobat kepada Allah,SWT, dengan hati bersungguh-sungguh agar dosa-dosa kita diampuni oleh-Nya. Wallahu a'lam.

__________
kaimuddin mbck dalam Ulasan Kearifan Dari pengalaman hati.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images