Musik Tradisi Mappadendang
Rabu, September 19, 2012Sungai dari luapan air Bantimurung lalu ke seberang pada Desa Minasa Baji, maka ditempat ini isyaratkan sinyalemen masa lalu yang menjadi penanda batas antara kerajaan simbang sebelah selatan timur, sedang daerah sebelah sungai arah utara barat adalah kerajaan Lau yang ditandai pada Desa Minasa Baji dusun Sege-segeri, usai padi dipetik dengan cara diketam oleh sebuah alat pemetik khusus dengan sifat memotong, secara jamak di istilahkan pakkatto (istilah bahasa Makassar) atau disebut “ani-ani”. Proses awal rangkaian tradisi dimulai dengan pembacaan doa oleh panrita (bahasa Bugis yang berarti tokoh agama), dengan tujuan menyampaikan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen, yang di-aminkan oleh pelaku budaya tradisi "Mappadendang". Musik tradisipun di gelar... (baca : manusia terbang poppo dari sulawesi selatan)
Tradisi Budaya Mappadendang Desa Minasa Baji'
Budaya tradisi mappadendang atau senandung dari bunyi lesung yang di ketuk seolah menumbuk padi, merupakan iImplementasi dari luapan perasaan bahagia atau bersenang-senang sebab keberhasilan panen padi, dengan perangkat utama adalah lesung berupa sebuah wadah yang berbentuk serupa perahu, cekung sebagai tempat menempa atau untuk menumbuk padi. lihat gambar berikut.dan alat penempa.
keterangan gambar : pelaku yang menggunakan alu pendek adalah pemimpin tradisi ini dengan istilah bahasa Bugis Makassar di sebut paddeko |
Pelaku tradisi Mappadendang menggunakan pakaian adat tradisional beserta songkok pamiring, prosesi tradisi dalam ritme ketukan di komandoi oleh “pappadekko” dalam istilah bahasa Bugis, dan pengiring lain yang terkomando melakukan ketukan disebut dengan “padendang”. Keterangan : Paddekko pemimpin yang melakukan hentakan ketukan tidak mengenai padi mengindikasikan pengaturan irama cepat dan lambat dan dengan efek bunyi yang diketuknya dengan menggunakan alu atau alat pengetuk lebih pendek seolah pemukul bola pada olahraga kasti dan pada bagian atas lesung atau disebut dengan istilah bahasa Makassar “bungasa’ “, (keterangan: hanya bagian atas pada lesung) dengan demikian irama yang dihasilkan dalam pengatur tempo ini terasa khas. Sedang yang mappadendang pada bagian “assung-assung” bentuk pemukulnya lebih panjang atau dengan terjemahan ketukan dilakukan pada bagian kedalaman (sebuah bentuk yang wadahnya seolah perahu)
keterangan gambar : perubahan komposisi yang dilakukan oleh pelaku tradisi mappadendang dengan gerak-gerak terstruktur seolah pencak silat dengan antang seolah pedang digerakkan atas bawah juga dengan putaran |
Musik Lesung Irama Unik dan Langka
Lesung dengan bentuknya yang cekung ke dalam adalah perangkat yang memproduksi bunyi/ instrumen musik. Adapun arti maddengka adalah tumbukan pada padi dengan menggunakan alu/ antang dengan mengikuti format irama tertentu. Sumber mengatakan bahwa terdapat 2 (dua) ketukan yang terjadi dalam format tersebut, yaitu jenis ketukan Attannang (bahasa Makassar terjemahan: berjalan labil) dan ketukan Appalari (Bahasa Makassar terjemah : ketukan yang mengatur tempo, cepat atau lambat). Lesung sendiri sebenarnya, merupakan batang kayu besar yang dibuang bagian dalamnya.
Adapun gabah yang akan diolah ditaruh di dalam lubang tersebut, kemudian padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu, semacam tongkat tebal yang juga dari kayu, penumbukan berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam. Setelah zaman kian maju, membersihkan padi dengan lesung ditinggalkan, karena di nilai kurang dapat memperoleh hasil yang banyak. Kini lesung tetap di lestarikan sebagai aplikasi kesenian tradisional.
______________________
Lacak jejak tradisi (etnik) dalam catatan dan gambar oleh Kaimuddin Mbck dalam Tradisi Mappadendang Kabupaten Maros
1 comments
mantappna tulisannya sang baco, saya suka infonya....lain dari yang lain...by orang yang senang membaca tulisan2 sang baco...keren..
BalasHapus