PA Bulusaraung tanggap HUT kemerdekaan | ESAI

Jumat, Agustus 17, 2018

Benarkah kita telah benar-benar merdeka : merupakan tema bincang ringan malam setelah
sore tadi bersama ribuan pecinta alam Upacara HUT ke-73 RI di Puncak Bulusaraung. Malam
santai ngopi bersam sekelompok mahasiswa menekur pandangan akan kemerdekaan sesungguhnya,
: bahasan  formal, ber-isi namun tanpa pakaian resmi juga tanpa mandi,

Nuansa perasaan keterpurukan dan kisruh semisal cerita lama saat terjadi penandatanganan Naskah Proklamasi, "dan Sukarno-Hatta ingin naskah Proklamasi ditandatangani oleh semua yang hadir, namun Sukarni menentang dan mengusulkan Sukarno-Hatta saja yang menandatanganinya". Komandan upacara menganalogi teks "Proklamasi atas di merdeka-kannya Indonesia Soekarno Hatta". Simak dialog kemerdekaan era kini tanggap HUT Kemerdekaan.













PA Bulusaraung tanggap HUT kemerdekaan | ESAI
Dialog kebangsaat hari ini sesungguhnya adalah jerit bangsa Indonesia, rakyat Indonesia, meremang bangsa Indonesia atas kooptasi kepentingan asing menandaskan Indonesia belum merdeka, terjajah neokolonialisme,  Ekonomi Terpuruk,   juga penjajahan atas nama HAM. tercbaca Satu Lagi Bukti Kegagalan pemimpin.

di kemerdekaan  atau se olah-olah MERDEKA ?.
*Katerangan judul "seolah-olah  MERDEKA" memakai tanda tanya (?).

Salah satu sektor yang berkembang cukup signifikan adalah sektor teknologi informasi. Lalu bagaimanakah kemerdekaan di era canggih seperti saat ini?, dan mengapa terpuruk ?: tanggap 
|I|
Kita makhluk sosial berinteraksi dengan orang lain lewat penyampaian pendapat antara satu manusia dengan manusia yang lain, karena  kita memiliki cara pandang yang berbeda dalam memandang dan menilai sesuatu hal maka " Kemerdekaanlah atas pikiran, lisan dan tulisan

|II|
Negara milik seluruh rakyat Indonesia, ia ada karena perjuangan rakyat, bukan berdasar atas kekuasaan belaka, jika keputusan : rakayat suka, rakyat iyakan, ok

|III|
Mengutip ucapan tokoh (jari search gogel) tapi  " semua Undang-undang yang disusun DPR telah disusupi kepentingan asing.

|IV|
Kemerdekaan pers harusnya milik rakyat, bagaimana mungkin ?, adakah pers lembaganya dicipta rakyat dan untuk rakyat lalu didengar dan tidak di tolak keinginannya tanpa perantaraan anggota parlemen ?_ (dialog tak selesai...)

Bulusaraung Hari ini 17 Agustustus 2018 dan malam yang menelaah hidup dari jarak waktu kemerdekaan tahun 1945, dialog PA Bulusaraung tanggap HUT kemerdekaan, di akhir  susur  puisi berikut.

Puisi| Atas Nama Kemerdekaan__ *sangbaco

Setiap tahun kemerdekaan selalu tumbuh, seolah memecah mimpi buruk, anak-anak hilang was-was, sedang negeri tampak menggali-gali, dan  membuka jalan jalan sendiri-sendiri,
Kemerdekaan ? dan kita benar-benar tak di sini juga di sana
Sapalah kemerdekaan sebelum melupakan catatan bahkan melupakan bahasa-bahasa.

kemerdekaan dan aku benar-benar tak di sini, terpacak kisah-kisah lama dan deretan musim yang luruh tertinggal dan mengeras,
Tapi di kemerdekaan,  perubahan begitu mendadak
    kertas-kertas ditulis, digambari dan mencari-cari jauhnya sebab kepemilikan, sedang
   : sedang alamat tak kau temukan_

Akhirnya dialog malam ditutup, sedang  Hut kemerdekaan tetap sakti meski indonesia baca "rakyat terpuruk" , atau sebab lain mungkin karena perihal lucu dan culung ketika itu, dimana Adam Malik dalam Riwayat dan Perjuangan sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sukarno mengusulkan supaya naskah Proklamasi ditandatangani besok siang dan diumumkan di depan anggota PPKI. dan Usul ini ditolak keras oleh Sukarni dan Chaerul Saleh_

~~~~~
sangbaco 17|08|18
PA Bulusaraung tanggap HUT kemerdekaan | ESAI

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images