Esai | Bahasa "Pelacur" Menjadi "PSK"

Kamis, Juli 02, 2020

Pelemahan Bahasa "Pelacur" Menjadi "PSK", ulasan terpuruk penggunaan kata, bahasa Indonesia. Analisis tertindasnya bahasa, gejolak melemahnya kemerdekaan berbahasa. Ini salah siapa ?. Panggil "PSK"demi kehalusan bahasa, dan bukan sebutan atau panggilan,"lonte" atau "sundal", jangan pula teriak  "koruptor.." untuk  menggantikan  kata "maling" atau "rampok".

Korupsi adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa asing menjadi bahasa Indonesia, yang kerap dipakai dalam penulisan esai dan digunakan pula dalam bahasa sehari-hari. Namun lama kelamaan kata Korupsi menjadi terlalu akrab di telinga kita, bahkan banyak pejabat yang tidak merasa malu, walau dikatakan koruptor. Miris!, itulah keadaan bahasa bangsa kita. Saking akrabnya kata korupsi, kita bahkan kurang merasakan apa arti dari kata tersebut.

Contoh -Seorang pegawai pajak ditangkap kpk karena diduga korupsi (rasanya biasa banget)
 -Seorang maling sandal ditangkap polisi (biasa namun ada yang berbeda) 

Penggunaan kata MALING, pasti lebih terasa’ dari pada KORUPTOR, karena kita adalah orang Indonesia. Bukan mengindahkan untuk penggunaan bahasa asing, namun bahasa asli Indonesia “MALING” sepertinya akan lebih memberi efek. Bila dikatakan Koruptor dan Maling, pastinya kesan yang paling cepat sampai adalah Maling .

 Sekira saja  pelaku koruptor "di kritingkan jarinya" sebagai tanda khas, maka hal tersebut bikin jera. Tapi hukum tak mungkin mengindahkan, pelaku korup di kriting-kan jarinya_ Sebab melodrama esai pelemahan bahasa ini terjadi dengan rekayasa, demikianlah drama yang terjadi di negeri kita, asyik di tonton meski pemeran utamannya adalah kisah,"hantu tapi manis". Untuk me-transparan-kan kesalahan bahkan kejahatan 
ayo teriakkan : "Lonte...., "Sundal......"Maling........"Rampok....

.
Sesi pelemahan bahasa 2 
Media menulis"Masyarakat Palestina telah berseteru  Yahudi"
padahal faktanya
"Masyarakat Palestina telah dibantai Yahudi"
(dan banyak kata juga istilah lainnya di-plesetkan maknanya)

Berkata "saya bungkam",  bukanlah kata diplomatik  juga dianggap tidak dialektika,  tapi berkatalah "kita bungkam", barulah terdengar dipaksakan tepat, peristiwa itu akan kita selesaikan dengan “tawar-menawar” padahal maksudnya adalah “sogok”, interna bahasa kita selalu meminta untuk terus bersopan-sopan, padahal  waktu anak muda dahulu, saya menyampaikan ungkapan cinta dengan polos berkata “adee…, seperti kurasa mauka di-kau, b-gemanami ini dgn perasaanku “, kalimat yang  tulus dengan  hasil yang baik, jitu.

Hari ini, kata “makian “ (misalnya ) dianggap tidak sopan, bahkan kata maki, memaki, dimaki-maki, seolah hilang dari pengucapan,  interesting bahasa tidak memperkenalkan makian/caci maki sebagai ekspresi lingua yang polos terlebih dianggap tulus, bahasa kita selalu sopan dan hilangnya ucapan teguran dengan makian melemahkan gugatan yang sifatnya teguran. Salah siapa berbahasa, tak mungkin salah pelacur ?!.

Ketika makian wajib dianggap berkonotasi kurang baik, maka kebebasan percakapan, kemerdekaan berbicara mengHILANGkan satu privasi ekspresi lisan yang dimiliki tiap orang._dipertemuan seminar ramai di kata“…salam sejahtera untuk kita semua…”, bingung dengan mutu dari kalimat tersebut, kenapa tak katakan “ aku akan merangkul anda semua untuk sejahtera bersama”_ Sebagaimana hal tersebut, pula hanya merupakan himbauan pribadi dari pembicara kepada audiens atau reseptor. 

Seperti pandangan Aristoteles tentang politik yang artinya “mahkluk /binatang politik” < kita takut mengatakan demikian,  padahal maksudnya : Dengan politik yang baik, disitulah terjadi pembeda manusia dengan  kebinatangan.

Penggunaan kalimat hari ini, selalu dilisankan dengan banyak perhitungan, jadilah semacam kalimat basa-basi saja, dunia pers juga demikian, dianggap berhasil ketika tak memaki pelaku kejahatan dalam teks berita, padahal, ia lebih layak di bom (misalnya). Kita terlalu SOPAN berbahasa, padahal laku (pelisanan) demikian merupakan tindakan berpura-pura, kamus menyebutnya "hipokrit"


Cyberspace telah meletuskan skandal miss universe dari japan dan Trinidad dua kontestan Miss Universe yang terlibat seni fotografer mesum.terdapat pula Satu website esai, mengklaim memiliki empat video, bersama dengan foto, dari dua gadis dan Wyatt
___________
Dan PSK, Koruptor ke-penghalusan bahasa adalah catatan Indonesia yang mengenalkan kelembutan bahasa di ramu dengan kekasaran zaman, lewat bahasa yang dengan terpaksa kita memilihnya, meski pada akhirnya semua akan terlambat untuk dimengerti, (hari bahasa sedunia tanggal 12 februari 2013, lusa ku-ngajak shering atas perihal ini ).

Begitu lebay sistim kita, mungkin hukum kita memproduksi bahasa, “Mengapropriasi istilah-istilah demikian ‘kualat’ dan bajingan, tentu tidak bisa dilarang, tetapi ia harus diletakan pada sebuah konteks yang tepat, agar tidak malah menciptakan pengaburan peristiwa, bahkan bisa jadi fitnah, jika kau tanya mengapa ?, maka jawabnya”, itu bukan pelemahan, "tapi musim ini cuaca semakin beku sayang.., PSK-ku tampak menggigil ", teks yang asyik.

Pelemahan bahasa (tidak menohok) atas PSK Koruptor dan dusta adalah istilah yang memanjakan, demikian abu-abu, memenuhi kata-kata bahasa,"Indonesia kita hari ini", tak terkecuali aspek megalomania bahasa. 

" bangunlah lonteku,  desing peluru dan luka kian me-nganga, kuharap membawamu bersandar di pundakku, kita akan terus berlari dan menafsirkan kebebasan untuk teriak melanglang langit, "sebebas-bebasnya..." __ hanya ini yang kita punya. jangan tergesa-gesa, waktu belum benar-benar penuh menegaskan kita sebagai 2 orang bajingan di zaman antah berantah ini. sebagaimana "aku mencintaimu tanpa kelamin 

Teriaklah atau memekik-lah,"pencuri....maling...rampok ...!, dan bukan dengan teriakan "koruptor...!!", juga gema-kanlah dengan lengkingan , "pelacur...., sundal atau lonte ......!, dan bukan dengan teriakan, "PSK...!!". 

Teriakkan lagi," perampok uang rakyat" sungguh memekak telinga birokrasi, bahkan seluruh keluarganya termasuk anak istrinya mengerang, jika demikian plural istilah ini maka : harga diri juga jazad seolah seluruhnya adalah KEMALUAN. Bukan PSK atas wanita-wanita yang merendahkan diri dengan menjajakan diri seolah kacang goreng saja, dulu mereka disebut lonte atau pelacur. sebutan ini meskipun untuk orang yang melakukannya sudah merupakan hukuman yang berat bagi dirinya. PSK ?, mereka terima atas nama keterpaksa-an karena keadaan : "oh psk-ka-ku...", hemm...bahasa demikian memanjakan ya...?


Zaman telah berubah: maling...pencuri disebut koruptor, kata-kata cemooh bukan saja tidak bikin malu lagi, orang yang melakukannya ataupun keluarganya, malahan mereka pamer hasil "bawah meja" pelemahan bahasa memanjakan dengan trend, Ya...karena kata koruptor dalam bahasa sudah tidak merupakan hukuman lagi seperti jika diteriak maling atau pencuri. Fenomena keluarga terinfeksi koruptor tidak lagi malu.
Berselang maraknya hal ini 4 besar negara terkorup, dengan pelayanan publik terburuk, mahasiswa demo. benar atau salahkah demo mereka, atau perlu style demo baru?,


"Lonte" berubah menjadi "PSK", atau tempelan bahasa lain yang marak menjadi istilah semacam tukang pijat atau teman kencan sementara, atau nama2 keren yang menyelubungi pekerjaan sebenarnya sebagai pelacur, sungguh membanggakan dengan istilah pelemahan keadaan peristiwa oleh bahasa. Dengan perubahan kata ini maka pekerjaan yang semula dianggap hina seperti pencuri menjadi koruptor menjadikan hal2 biasa. bahasa ini bisa diterima masyarakat seolah-olah hal yang biasa saja, tidak melanggar norma susila. dalam  Pelemahan Bahasa "Pelacur" Menjadi "PSK"


KISAH KASIH PSK

*Perempuan itu menyulam waktu dan rindu di 
ketinggian langit biru, 
betapa jauh menerjemahkan diarinya,
 bahasaku patah
Sebaris kesedihan yang menyiratkan luka 
baginya,"malam memanglah persekutuan sunyi dan rasa sakit".

Rasa takut seperti bahasa maut di urat leher, 
Dialah perempuan jalang yang mengadu pada jerit.
perempuan yang menulis suara malam dan isi hatinya.
Sekali saja perempuan jalang itu tersenyum, ketika
 : menerjemahkan  wajahnya yang mirip "Indonesia"
(Di ke-esokan harinya ia .......... "entah dimana ?"
__________________
Sangbaco.web.id
Esai | Bahasa "Pelacur" Menjadi "PSK"

You Might Also Like

6 comments

  1. Dusta dan Koruptor adalah hal yang tak dapat kuterima namun PSK sih ,,,, Boleehh ajjaaaaa..

    BalasHapus
  2. perempuanku yang dihiananti oleh sang pejantan...

    BalasHapus
  3. tidak tepat ya..kalo bilang "PSK Kita" ?, hihi..hi..

    BalasHapus
  4. bagaikan seekor bebek yang berkotek ditengah hari bolong..
    begitupun para betina yang menjerit akibat ulah sang petarung..
    ibarat musang berdusta di tengah musuhnya..
    begitupun akhlah, moral etika, bikin karakter seseorang berbeda..
    anjing menggonggong tanda ada sesuatu..
    kuda menjerit karna naluri..
    seorang biadab tak pernah akan mengaku..
    hingga saatnya azab, takutlah ia kembali..

    BalasHapus
  5. terima kasih atas apresiasi teman-teman

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images