Uji Perahu Pinisi di Relief Borobudur

Jumat, Februari 01, 2013

Uji Perahu layar pinisi ke Vihara Borobudur ulasan Lacak jejak perahu layar pinisi Bugis Makassar dan hubungannya dengan peradaban dunia, maka tak disini kecuali karena : Borobudur Writer and Cultural Festival tahun 2012 ini, dengan tajuk: Musyawarah Agung Penulis 2012. Arus musyawarah antarku menandai salah satu relief diantara 1460 relief lainnya di Candi Borobudur, juga mengesan tentang dialog yang tak selesai perihal keberadaan atau asal-muasal Gajah Mada, apakah dari Jawa, Sumatra, atau Bali?. Akhirnya trims kunjungannya di jejak relief Perahu layar pinisi di Borobudur, semoga bermanfaat













.

Uji Perahu Pinisi dlm Relief Vihara Borobudur

Siang dan temu penulis nusantara dalam bincang bentangan ratusan relief, se-item menguatlah "relief perahu layar", yang dalam pemetaan oleh Bernard, H. Russell. "Research Methods in Anthropology", menurutnya salah satu relief tersebut peristiwa yang menelisik tentang "semangat bahari masyarakat Macassary". 

Menegas bahwa relief tersebut kausalitas pinisi atau bukan ?, hanya persandingan pinisi dengan relief tersebut kurang sepadan menurut penulis, sebab relief tersebut lebih mirip konstruksinya dengan perahu paddewakkang Bugis, sebuah perahu layar pertama sebelum pinisi. 

Pinisi simbol semangat bahari Bugis Makassar
  Spirit bahari seolah menarik ulur ketangkasan seorang pelaut. Dalam kamus budaya Bugis  menguat idiom  Passompe (terj; perantau atau pengembara lautan) passompe mengarung hingga ke madagaskar, afrika dan negara-negara kepulauan lainnya, mereka membawa budak-budak yang banyak hasil rampasan perang sebagai perompak, juga singgah di siam pada awal pra kemerdekaan negara tersebut untuk mengajari duel(silat) dan strategi perang gerilya melawan penjajah Thailand |Mc Rickleps.
Sedang Bernard Vlekke, dalam bukunya : Nusantara, Sejarah Indonesia, melukiskan keberadaan armada perompak Bugis yang banyak berkeliaran di perairan Indonesia. Mereka bercokol di dekat Samarinda, dan menolong sultan-sultan Kalimantan di pantai barat dalam perang-perang internal antar-mereka, kiprah lanun Bugis dengan serangan sporadis kerap menjadi momok menakutkan bagi perusahaan dagang Belanda : VOC.

Passompe dalam lubuk riwayat menetaskan arsip pembuatan meriam dengan huruf lontara, hal ini adalah catatan paling lengkap dari peran huruf tulis yang kemudian diterjemahkan kedalam banyak bahasa dunia, seolah-olah meriam itu adalah buatan Bugis Makassar padahal  cipta ini milik Bizantium Perancis(*).
 
Sekaitan dengan relief ini anggapan semangat bahari Bugis Makasar ini di relief candi Borobudur" dalam "perahu bercadik", oleh arkeologi Bernard, H. Russell. 1994 "adalah serupa naskah kuno kesejarahan menasak sebagai naskah  historiografi tradisional, tetapi hasil tulisan atau naskah tersebut tentu sedikit banyaknya dipengaruhi oleh alam pikiran penulis bahwa itu simbol bahari Sriwijaya yang menguasai perairan Nusantara pada kurun abad ke-7 hingga ke-13. (pendapat sementara.

Meminjam Pendapat Bernard, H. Russell  relief kapal layar tersebut merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta. catatan terkait tak menamakan candi tapi vihara. Menurutnya penyebutan “candi” pada Borobudur berawal dari kekeliruan budaya Inggris dan Belanda yang tidak memiliki kosakata padanan untuk kata “vihara”. Jadi “vihara” diterjemahkan dengan kata “temple”, dan pada saatnya –karena orang Indonesia belajar sejarah dari Belanda dan literatur Inggris– menerjemahkan kata “temple” ke dalam kata “candi”. 

Telaah ulasan Bernard, H. Russell, dalam semangat bahari pada vihara Borobudur mereferentasikan pelaut yang tertempa pula dengan perihal mistik dan sakral meselaras dengan kecakapan dan kesadaran histiografi di banyak referensi sejarah terkait pengembaraan masy suku di Prov Sulsel, nampak dimana-mana kekuatan tersebut bisa bekerja secara otomatis, atau diperlukan orang-orang tertentu untuk mengembangkan atau menggerakannya.




"klasifikasi magis
 kecakapan kecakapan
meng-alam, bagian dari
peradaban
 Nusantara kita
baik itu mozaik
 fozil makhluk hidup
 maupun benda-benda
mati tumbuh bersama dengan
 pengertian dan kearifan 





Melawan Badai dan Laso angin, kata punggawa pinisi memerintah "semua bersegera telanjang, laso angin kali ini bersifat perempuan pemalu" serempak seluruh crew perahu telanjang, dengan hasil laso angi tersebut tidak menabrak perahu, dan peristiwa lain ketika mereka mepoke/ melempar lembing runcing pada laso angin.

Tempa mistik ilmu bahari sekausalitas dampingan sebab sastra tertua dan terpanjang di dunia yaitu La Galigo yang memaparkan bahwa Sawerigading pembuat perahu dengan pohon purba yang bernama welerenge', dengan pecahan akibat karam yang kemudian terdampar di Ara (belakangan keterang  Ara sebagai daerah dikuatkan penelitian menguatkan indindikasi bahwa daerah tersebut adalah Bulukumba Sulawesi Selatan, sebagai daerah kini yang terkenal "panrita lopi" atau pakar pembuat perahu pinisi.__Wassalam
____
Referensi dan catatan kaki
*Meriam pertama diketahui dibuat oleh Ctesibius dari Alexandria pada abad ke-3 SM. Hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai temuan primitif ini, dikarenakan sebagian besar karya Ctesibius hilang. Namun tercatat oleh Philo dari Bizantium bahwa meriam Ctesibius menembak menggunakan tekanan udara. Salah satu meriam pertama yang digunakan dalam pertempuran adalah tombak api, tabung yang diisi dengan bubuk mesiu, dipasang pada ujung tombak, dan digunakan seperti pelontar api. Serpihan juga kadang-kadang dimasukkan ke dalam tabung tersebut, agar terlempar bersama api. Pada akhirnya, kertas dan bambu yang membentuk laras tombak api mulai diganti dengan logam. Gambaran senjata api paling tua yang diketahui adalah sebuah patung di sebuah goa di Sichuan, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-12. Patung ini menggambarkan seseorang membawa meriam berbentuk vas yang menembakkan api dan bola meriam. Senjata api tertua, yang diperkirakan dibuat pada 1288, memiliki diameter laras sebesar 2,5 cm; senjata api kedua tertua, tahun 1332, memiliki diameter 10,5 cm.

sangbaco 01`213
Content Adaptasi tinjauan pustaka dan Observasi musy masy penulis by Jogja, se-item
uji perahu layar pinisi di vihara candi borobudur_trims dah mampir

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images