Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan

Rabu, Oktober 24, 2012

Puisi sedih dalam tangis hujan, tertulis begitu saja, tanpa memintamu mengindahkannya, kesedihan  yang resap pada dinding hatimu saat kau termangu, maka kata bahasa laksana air mata yang  yang meruncing, setelahnya adalah sajak yang tak selesai,  kesaksian yang membatu nan  terendap bagai derai-derai air mata, Kisah hujan dalam tangisnya berkepanjangan adalah tetas getir yang jatuh satu-satu, ia telah sampai pada pinta yang memaksamu mengulurkan tangan atas perih yang menampung luka, "uh dingin dan tak apapun kecuali badai sepanjang jalan".

Hujan adalah ruang teks yang maha luas, sesekali ter-tafsirkan sebagai tangis dan di kali lain sebagai keyakinan, ya seperti biasa siapapun bebas menafsirkannya. Suatu hari,  ia rindu hujan dan seenaknya saja melambai-lambai lagit untuk di guyur. Kata hujan "aku milik diriku sendiri,  pun ketika terjatuh di jalan atau di hatimu kau bebas membuangnya atau memungutnya. Simak Kumpulan puisi sedih dalam tangis hujan, semoga  menghibur sedih, sepimu.



Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan

Deras Hujanmu
Mengenal hujan ini, berarti meratapi sisa diam kita, kalau-kalau masih tersimpan luka kemarin yang belum diterjemah
    aku.., menulusuri bening matamu, lengkung alismu juga rambutmu yang kau biarkan tergerai,
   dalam diam ini, kita melewatkan satu hal : rindu yang tak kita mengerti mengapa ia tumbuh, dan hingga
   kita bukan apapun kecuali puisi paling sepi, apakah ini masih hujan sebelumnya ? kau tak menjawabnya

Memunguti sisa diam kita, pada deras hujan ini, tik..tik...tiknya, kusangka pelukan darimu, begini deras hujan ini sayang…sebegitu pula diam ini sangat kita kenali
___
kaimuddin Mbck. Maros-Sidoarjo



Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan

Sore ini gerimis dan ku-harus segera pergi, pun-aku berusaha  lupa tentang
rambutmu yang kututupi dari titik-titik hujan, bahkan aku berdiri di sini dan tak ingin kau mengantarku, ini jarum-jarum hujan sayang, jarum hujan yang mengajarkanmu selangkah demi selangkah tentang rahasia, juga tentang  "keterbukaan benih yang akan tumbuh dari tanah, jika saja hujan sore ini tak bercampur dengan airmatamu".sore gerimis aku pergi dan benih baru akan tumbuh untukmu.

Hujan yang benar-benar penjara, hujan yang menarik dengan paksa pada
kenangan yang meluapkan. Segala-gala tak ngerti hujan,
Sesak tangis hujan-mu : tak seruang-pun terbuka. Kecuali seseorang di
sana, menunggu dan coba menjagamu agar kau tetap hangat juga tak pernah merasa sendirian.

Berulang malam mengelana, pada detik dingin nan basah
aku tertusuk hujanmu ?,  yah.., malam  pada akhirnya adalah : "asing, dan kesepian panjang"      

Kumpulan Puisi Sedih ketika seluruh bayangan kekasihnya lenyap di telan kabut, hujan adalah alamat tentang kata "kita" yang tak henti memeras Tangis ini, memeras Hujan ini pada gigil yang ke sekian kali, Aku di sini seperti hujan kemarin itu, berdiri di batu pusaramu. damailah....pada hujan gejolak alam terlebih taqdir selalu lebih kuat lebih laju, aku-pun tak cukup hanya dengan tangis ini ?.

"menandai hujan sore itu"
Mendung di bukit sentani papua
di sini kau dahulu terlihat tanganmu melambai aku
batu datar tempatmu duduk, adalah aku kini di detik perhentian waktu, 
aku atau kau yang berdiri kaku penuh dingin, ?

sebelum gigil sebuah senandung elegi didendangkan-nya.
     : apakah terdengar rintih di rahimmu ? di rahim "kita"
       sebab waktu demikian tua, purba dan kisah akan terhapus setelah hujan sore ini.

Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan
Puisi Perih

Ketika rindu berlayar dalam simfoni ambisi diri, muara pun asing dan tak tahu jalan pulang.
dik, aku mencari pada jejakmu yang basah, tapi suara-suara ini, selalu mengalahkan impian kita.

Hendak kuteguhkan kesendirian ini, tapi tubuh sendiri adalah
pintu-pintu di depan jalanmu kau mengecap saja keringatku yang hitam, dan akupun meraihmu sangat dalam_ketika itu, nafas kita adalah guncangan yang saling meledakkan diri…"ini tubuh tercerai berai",  Ada yang menafsirmu juga membacaku sebagai kunci dan kita terlahir kembali serupa air mata.


Jalan panjang perihkan
Senja sore itu terlihat murung,  setengah tubuh seperti ditelan gelombang, senja yang tak nikmat, kecuali : kecuali karena kata harus melahirkan puisi. dan meski tertulis begitu saja,  tanpa memintamu mengindahkannya, sebuah getir  yang hanya memintamu "menyayangnya"
Sore, hujan tak reda, mengantarmu sampai disini

Sore terakhir dan  hujan tak reda,
kota raja adalah jalan yang tertindih batu-batu hujan, menghantam bumi dengan bulir-bulir pasukan air yang sangat kasar, kita memicingkan mata dan saling melepas : pelukan.

Sore hujan tak reda, sejenak melupakan isarat yang menjadikan-mu selalu ada, aku hanya mengantarmu sampai disini*, tanpa hujan dari matamu

sayang….dalam diam ini,
kita melewatkan satu hal ?, " rindu yang tak kita mengerti mengapa ia  tumbuh, (dan)
hingga pada akhirnya kita  bukan apapun , kecuali  puisi paling sepi,
Apakah ini masih hujan , sebelumnya ?

Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan       

Memunguti sisa diam kita, pada deras hujan ini, tik..tik...tiknya,    menyampaikan ketenangan masa lalu itu, yang masih kusangka pelukan darimu, oh...(aku mimpi rupanya)

Begini deras hujan ini sayang…sebegitu pula diam ini sangat kita  kenali : dalam hujan ini, kumengenal diriku seperti mengenal kau,
             sebelumnya, (kau tak mungkin kembali) 

~~~
Sangbaco.wen.id ""bangkit sidoarjo"
kaimuddin Mbck. Maros-Sidoarjo.

ketika hujan hari ini  mengeras, isarat kau tak perlu  menjemputku kelak. kita benar-benar mengenal hujan sore itu, penuh tanda sebagai kasih yang purba.

Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan

PERIH
Maros_senin, 02|01|12

Sebilah doa menjinjing air keruh yang dengannya aku tetap menyematkan kasihku disitu dan belajar memanggilmu, walau malam hanya mengenalkan hitam dan garis-garis raut wajah kita pada kolam tempat bercermin. Dik perubahan begitu mendadak dan mengapit lengan anak-anak kita, mereka bermimpi akan keterbukaan dan kebebasan,  mereka lahir di sini mengendap.., mengerang dan tak jejakpun baginya. (orang bijak mengatakan "mengapa hidup begitu beresiko, sedang kita awalnya adalah makhluk bebas lalu mengenal aturan, perih kugenggam semangatku sedang pijak kaki di tanah retak2 ".( buat : Bapak Baharuddin Lopa, Munir dan Pejuang Sahid Palestina).

Hujan Perih : waktu yang terserap dingin hingga ke dasar yang tak terlihat, ya sore dan semakin perih  ketika hujan baru saja mendentum dingin sedang kau tak mengajak kepeluk musim ini. Hujan dan sangat sepi adalah dua kata yang menumbukkan perih kendatipun telah lama mengakrab-i ritme ini, sungguh ketika hujan begini aku sangat ingin memaksamu mengulurkan tangan.  tapi tak apapun, kecuali penjara terperih, yang menarikku dengan paksa pada kenangan yang meluapkan. Apakah kau mengingat hari itu...ketika hujan seperti ini dan... aku memakaikan-mu jaketku yang kumal ?, (mengenang hari itu) : ku pesan 2 cangkir kopi dengan gula cream aku merayakan hujan ini, tanpamu..

Perih di Pusaramu : bertahan pada dingin dan daun kemuning melingkupi pusara, angin seolah iringan suara lirih yang mengenalkan peraduan akhir, (dipusaramu) Istirahatlah dengan damai, makna telah terlewati dan tak ada yang kehilangan kesejatian ,  memang kita tak memiliki apa-apa kecuali hujan yang mengabarkan pada kemarau pada tanah bahwa seorang sahabat berbaring dekat kamboja ini, dan Hujan akhir itu adalah perih: yang denganya aku menatap punggungmu terakhir kali, dari jarak itu perih bukanlah peristiwa biasa sebab anak-anak kita pun meremang di persimpangan jalan itu...?.


Kumpulan Puisi Sedih |Tangis Hujan
.
 Dengung Perih adalah penyaksian terpuruk berulang-ulang, dan matamu dalam setiap inci nya adalah gelisah dan sayatan yang memerihkan. tak apapun disini selain mendung yang melukis dirinya sendiri dengan tinta hitam, seperti linu yang mengerang di ruang jenuh, ada yang tak pernah mau tahu bahwa sepotong harapan harus sampai padamu , tapi ia jatuh  pada patahan dahaan dan daun-daun kering_Kedipkan matamu nak!, mungkin masih ada kehidupan lain selain disini...seberapa kali perih mendengung...dan tak pernah cukup air matamu mewakili perih

 ____

akupun adalah waktu perih yang semakin menua dan kita memijak di padang ini penuh nyeri di ulu hati. Tanpa me........link terkait (baca selengkapnya di dalam perih)

KUMPULAN PUISI SEDIH |TANGIS HUJAN
SORE HUJAN TAK REDA, ANTARMU SAMPAI DISINI
SENIN, DESEMBER 26, 2011.

sekali itu,  sore sedang hujan tak reda dan kita biarkan sesuatu semaunya terjadi. ya sebuah sore yang mengekal dalam ingatan dan puisi.

1. Sore dan hujan yang kita biarkan, maka : Sore yang manis dan begitu saja masuk ketenggorokan juga sore yang mengajakku kekamar mandi, sore yang menyimpan senja di matamu. Sore...yang mengajak bergegas melupakan  hujan yang tak reda. SEBAB Jika terus di sini maka waktu dari tetes kata akan melupakan kita tentang hari-hari, melupakan menyebut apapun, bahkan membiarkan mengalir sebagai pesan yang entah sampai padamu atau tidak, dan ketukan seterusnya adalah warna cuaca gelap seperti biasa, seperti sore itu kau berpayung dan pergi dgn kostum sma-mu kuyup, uh...( kutatap punggungmu terakhir kali yang ditemaramkan kabut, aku tak melupakan itu..., CUKUP....!!!, aku benci sore itu_sore taon 2000,

2. Sore cerah seperti hari ini, lebih baik bahkan kita masih merasa perjaka dan perawan, sore yang melupakan segala sunyi, sore yang menandai cerah baju dan rambutmu yang segimbal...dipaksa lunglai oleh pita. (jadul taon 2000 an) ya dan sore yang lebih sering mengentalkan temu, haha..ha.., dan "baju seragam sekolah milikku yang selalu lusuh jika usai mengantarmu", bilangmu...haha..ha..

3. Sore ketika kita saling beringsut pergi,  Aku pecinta biasa yang mengantarmu sampai disini, meski tak kupungkiri matamu lebih kilau dari jingga, juga lekuk pelangi indah keningmu saat kau tertidur. Oh perempuan silam....kau sungguh sialan..."ijinkan aku untuk mencintaimu berkali-kali

Puisi Sedih 1
Apakah kau mengingat hari itu...ketika hujan seperti ini dan aku memakaikan-mu jaketku yang kumal ?, 2 cangkir kopi dengan gula cream dan kita  merayakan hujan ini. ....?.__ Lihat selengkapnya di > Tangis Hujan : (catatan perih

Puisi Sedih 2
ia hanya menyusun cerita tentang tentang sebuah,“ bunga yang basah sendirian sedang...."Lihat selengkapnya di >

Puisi Sedih 3
menyulam harapan berkali kali dan menandai malam yang mendampar kita kemana saja, katamu, “kita insan malam, terusir.. , serupa asap rokok yang kita hempas bersama”kita ,hitam hempas bajingan, jejaki kita melapuk sa..., Lihat selengkapnya di >

Puisi Sedih 4
Mengenal luka kemarin yang belum kita terjemahkan, aku.....,  menulusuri bening matamu, lengkung alismu, jika saja tersimpan ledak yang mungkin mencairkan beLihat selengkapnya di >

Puisi Sedih 5 
kuingat kembali bentangan namamu, hujan telah reda karenanya, meski sunyi belum bisa kuungkap sebagai  cerita “kelahiran kembali”, yah... kita jauh yang tertusuk...Lihat selengkapnya di >.

Puisi Sedih 6
oh..alangkah indahnya sepi, dalam tanah kerontang tumbuh bukitbukit baru seakan mendaki langit telaga jiwa, terus belajar tentang “sepi”, meskipun sepi juga cara sederhana .......bunuh diri....... Lihat selengkapnya di >. 

Puisi Sedih 7
saat kacanya buram karena lembab dan....kau-datang memebersihkanya penuh rindu. uh... kau pergi la.Lihat selengkapnya di >.kau pergi lagi.

Puisi Sedih 8
kertas-kertas lalu ditulis atau digambari dan mencari-cari jauhnya sebab kepemilikandari jelmamu sungai yang mengalir sedang laut tak kau temu......Lihat selengkapnya di >.~1782011_

Puisi Sedih 9
 kenangan yang tertinggal, pada pelukan dan tangisan selamat tinggal, sekali waktu  sepi itu menjelma angin membelai rambutmu dan kau seperti tersirap dalam keheningan seolah kau mengenal ini sebelumn....Lihat selengkapnya di >
_____________________________________________________
Setelah kemarau yang retakkan tanah-tanah, hujan sekali waktu tiba-tiba berdenyut lalu menarik ulang peristiwa-nya, ia pun menceritakan banyak hal termasuk dingin  yang "mengeratkan kasihmu padanya". ya hujan tak selalu tangis, sesekali ia rindu mampir menyentuhmu...hal yang mungkin saja membelai kegelisahanmu, dan kau tiba-tiba takjub.  


Catatan Original by : http://www.sangbaco.web.id/
Teman...Saudaraku..., jika mo Copy cantumkanlah linknya ya..sebab keridhaan, juga etika penulisan, wassalam by : kaimuddin mbck

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images