Dialog | Kebohongan Panca Indra dan Ilmu Pengetahuan

Kamis, September 22, 2011

Dialog | Kebohongan Panca Indra dan Ilmu Pengetahuan,  materi kampus dasar filsafat agama yang kami shearing-kan dalam diskusi sesama peserta didik dan di tengarai oleh dosen bimbingan.  Percaya pada panca indera ?, jawabnya "ya", sebelum belajar makna dalam filsafat dan kontemplasi,  berikut diskusi kami terharapkan menjadi warna-warni akan tanggapan fenomenal kebohongan panca indra. " tampaknya  bayangan gunung itu tidak bergerak, bukan disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit demi sedikit sehingga ia sebenarnya tak pernah berhenti bergerak, maaf kami membenturkanmu sejenak. Akan tetapi, pertanyaan besar muncul, apa sebenarnya yang ingin diketahui ? Pertanyaan iini  sebenarnya amat sederhana, karena telah terjawab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam realita. Namun, saat masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu, tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah tersebut akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit dan dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit. Simak saja keboHongan paNca InDera dan iLmu penGetAhuan.





















Dialog | Kebohongan Panca Indra dan Ilmu Pengetahuan

Rangkuman diskusi :
Dalam hal ini, ilmu tidak lagi menjadi satu aktivitas otak seperti menerima, mengolah, dan merekam apa yang ada dalam benak, tetapi ia berubah menjadi objek. Parapemikir menyebut ilmu ini dengan epistemologi atau teori pengetahuan.

Ilmu pengetahuan hanya melihat dan menilik; bukan menetapkan. Ia melukiskan fakta-fakta, objek-objek dan fenomena-fenomena yang dilihat dengan mata seorang yang mempunyai sifat pelupa, keliru, dan ataupun tidak mengetahui. Karenanya, jelas pulalah bahwa apa yang dikatakan orang sebagai sesuatu yang benar (kebenaran ilmiah) sebenarnya hanya merupakan satu hal yang relatif dan mengandung arti yang sangat terbatas. Berikut obyek telaah dalam dialog |kebohongan Panca Indra dan Ilmu Pengetahuan

~Tak ada kata "kekal", apa yang dianggap salah di masa silam dapat diakui kebenaran abad modern_
Bagaimana kita dapat mempercayai panca indera, dimana mata merupakan indera terkuat, sedangkan bila ia melihat ke satu bayangan dilihatnya berhenti tak bergerak sehingga dikatakanlah bahwa bayangan tak bergerak. Tetapi dengan pengalaman dan pandangan mata, setelah beberapa saat, diketahui bahwa bayangan tadi tak bergerak, bukan disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit demi sedikit sehingga ia sebenarnya tak pernah berhenti. Sebut saja Ke-bohongan panca indera.

~Panca indra menyatakan bahwa sepotong baja adalah padat, padahal sinar U memperlihatkan bahwa ia berpori.

~Tembok Besar China dapat dilihat dari luar angkasa tetapi tidak seunik dari yang digembor-gemborkan. Dari orbit bumi yang rendah, banyak objek artifisial dapat terlihat di bumi, tidak hanya Tembok Besar China. Jalan raya, kapal di lautan, bendungan, rel kereta api, kota, persawahan, dan beberapa gedung_Seperti yang telah diklaim bahwa Tembok Besar China adalah objek buatan manusia yang terlihat di Bulan, Astronot Apollo telah melaporkan bahwa mereka tidak melihat objek buatan manusia apa-pun dari bulan.

~Memandang kepada bintang, ia melihatnya kecil bagaikan uang dinar, akan tetapi alat membuktikan bahwa bintang lebih besar daripada bumi.

~Meteor Panas di film Hollywood.
Saat meteor mendarat di bumi, biasanya meteor tersebut tidak panas seperti kebanyakan meteor di film Hollywood. Biasanya hanya hangat. Kecepatan meteor cukup untuk melumerkan permukaan terluarnya, tetapi material yang lumer dengan cepat terpisah, dan interior dari meteor tidak mempunyai waktu untuk memanas karena batu merupakan konduktor panas yang buruk.

~Satu hukum aksioma tentang Teori bumi datar di suatu masa misalnya, dibatalkan oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan pula oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. Mungkin tidak sedikit orang yang yakin-bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah --terutama menurut Ilmu Pasti-- adalah "benar", sedangkan kenyataannya belum tentu demikian.

~Dahulu ilmu pengetahuan menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa planet hanya tujuh (sebagaimana pendapat ahli-ahli Falak ketika itu) dengan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada tujuh langit. Teori tujuh planet tersebut ternyata salah. Karena planet-planet yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya saja berjumlah 10 planet, disamping jutaan bintang yang tampaknya memenuhi langit, kesepuluh planet itu hanya laksana setetes air dalam lautan bila dibandingkan dengan banyaknya bintang di seluruh angkasa raya.

~Segala undang-undang ilmiah yang diketahui hanya menyatakan saling bergantinya "psychological states" (keadaan-keadaan jiwa) yang ditentukan pada diri kita oleh sebab-sebab tertentu (mengambil sebab dari musabab atau dari ma'lul kepada 'illah). Ini menunjukkan bahwa segala undang-undang ilmiah pada hakikatnya relatif dan subjektif.

~Air bewarna biru dikarenakan hanya refleksi dari langit, banyak yang percaya bahwa danau dan laut berwarna biru “Hanya” karena mereka merefleksikan langit biru. Sebenarnya air tampak biru karena mereka benar2 biru; molekul air meng-absorbsi/menyerap cahaya, dan mereka menyerap frekuensi warna merah lebih banyak dibandingkan frekuensi biru, sehingga frekuensi biru tampak dipermukaan. Efek nya kecil, jadi warna biru menjadi terlihat lebih jelas saat mengamati layer air yang cukup padat atau dalam. Di air asin atau mata air mineral, warna dari peluruhan mineral dapat terlihat.

~Misalnya, bapak kaum sophis, Georgias, yang pernah mengutip ungkapan, "Segala sesuatu tidak ada. Jika ada, tidak dapat diketahui. Atau, jika dapat diketahui, tidak bisa diinformasikan”. Mereka mempunyai beberapa alasan yang cukup kuat ketika berpendapat bahwa pengetahuan sesuatu yang tidak ada atau tidak dapat dipercaya. Pyrrho—salah seorang dari mereka—menyebutkan bahwa manusia saat hendak mengetahui sesuatu pasti menggunakan dua alat, yaitu indra dan akal. Indra yang merupakan alat pengetahuan yang paling dasar mempunyai banyak kesalahan, baik indra penglihat, pendengar, peraba, pencium, dan perasa.

~Instalasi akhir ke-boHongan paNca InDera, banyak buku pelajaran mengklaim bahwa electricity (elektron) berjalan melalui arus kabel pada kecepatan cahaya. Faktanya adalah energi dari elektrik lah yang mengalir secara cepat (yang tetap lebih lambat dari kecepatan cahaya). Elektron, yang mempunyai massa, dapat bergerak pada kecepatan cahaya dengan menggunakan teori relativitas. Kecepatan dari muatan listrik dalam arus elektrik sangat lambat, sekitar beberapa centimeter per jam. Di tempat dimana arus elektrik dapat terlihat, seperti di dalam electrophoresis, pergerakan lambat dari pembawa muatan dapat dilihat langsung.
___________________
Sangbaco.web.id
keboHongan paNca InDera dan iLmu penGetAhuan

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images