catatan malam lebaran
Jumat, September 02, 2011Bulan Mei malam lebaran itu, dan aku serasa perahu kecil yang hanyut, sungguh banyak mintaku pada Tuhan_ lebih bahwa tak punya baju baru, juga kota yang masih asing bagiku.
Buka puasa dan sekaleng sprite dalam lemari es kaca, sungguh sedari siang tadi tampak gagah, aku membebaskannya dari kungkungan lemari pendingin dan membiarkan ia menyengat antara sendi dan lorong tenggorokan, diamdiam sesuatu mengalir sangat deras,
Malam lebaran aku menyamarkan sunyi dan membiarkan seluruh lagu elegi serasa merdu, uh adzan Isya bergema, tapi..... aku tetap seorang diri pada kota kecil ini dengan sungai yang panjang hingga ke-muara, kembali aku perahu sepi yang mengarung, dan tak menoleh selain pada rakit sebelah itu tempat dimana kau pernah duduk dan memercik air padaku, pikirku
uh...sebegini sepi memanggil tanpa letih, sedang aku telah hamil..kau memenuh di perutku..
sms dan telpon-an seolah jauh |
Malam lebaran yang sunyi, bahasa bukan lagi mengandung pengertian, bahasaku mengajakmu mengenal hutan liar, tak ada lagi cinta dan kasih sayang itu serupa kawah yang kita muntahkan, karena rindunya adalah lejit panah yang hampir menancap tampa arah.
malam lebaran dan berat embun itu jatuh dari langit, dingin ini tentu pecahan lembab yg sekian lama terpenjara langit, perciknya menghentak-hentak daun jendela, kulihat kau mulai gelisah, penantianmu terkurung dalam badai es, seperti sakarat.
______
Catatan "Malam lebaran yang entah..., dan kita tak saling pamitan terlebih untuk menunggu"
2 comments
i love you nakana mata keboka
BalasHapusbagussss
BalasHapus