Kegilaan yang me-janjikan "Apresiasi Puisi"

Jumat, Juli 12, 2013

Janji apresiasi puisi dipenuhi kemudian oleh KSM (komunitas sastra maros), kegilaan pun terjadi sebab panggung apresiasi telah mereka gelar dengan item "Janji-janji gila", tema yang meminjam laku ws Rendra atas pandangannya terhadap parlemen yang gila jika anti orasi kebenaran.
Season lain di buka oleh mc dengan teks katanya,"kegilaan dapat terjadi saat menempias pada jalan setapak di matamu yang penuh bunga, dan lebih gila lagi tatkala di sudut matamu aku ingin berlama -lama bahkan memilih untuk sendirian, dimatamu tak apapun selain aku telah berkubang, bahkan menyelam disalah satu lengang ruang di ceruk matamu. Ucapnya " Uh.. itu tadi sangat takhayul tapi asyik, aku menerima bahwa tatapan sekalipun itu adalah metafora penuh amuk dan gempa". Tambahnya. (Baca : Kumpulan Puisi Cinta dlm Rindu Kekasih
ekspresi Kegilaan bahasa tubuh yang me-janjikan "Apresiasi Puisi"

Kegilaan yang me
janjikan "apresiasi puisi"

*betapa dulu kau gila sebelum janji kebenaran itu kau temu....,", Sebuah teks sederhana,jauh dari kesewenang-wenangan, pemaksaan kehendak, arogansi atau bentuk-bentuk penghakiman lainnnya, kebenaran seakan nilai tertinggi dan gila jika tak menemukannya.

Tapi iapun juga dapat dianggap gila dalam apresiasi,
kata "kebenaran", merupakan tekad yang baik, janji terhadap keinginan pada hal yang baik, seperti tak terduganya kita yang tiba-tiba mengandung makna kemudian hamil ..lalu melahirkan..dan merawatnya buah cinta itu penuh kasih..,adalah teks yang gila ketika segala hendak di metaforakan.

*betapa dulu kau dahaga sebelum bertemu kebenaran!, "dahaga" tak sesuatu pun, segala-gala luput dalam genggaman, setelahnya tak ada lagi apa-apa selain melepasnya, kemudian kebenaran membiarkan ia tumbuh sebagai perwakilan "kasih cinta", pun kemudian kita tidak mengharapkan hal-hal yang berlebihan dari apresiasi, semua sepertinya bebas, semua dengan segala kepasrahan berusah mengembalikanya kepada reseptor sastra atau lebih jauh menyerahkan kebenaran teks pada Sang Pencipta, hidup menjanjikan kebenaran kemudian gila untuk apapun pencapaian yang baik"_

*Kegilaan puisi
yang menjanjikan cinta...

Terbayang sebuah apresiasi penghargaan terhadap nilai, menjadi gila adalah ketak wajaran, tapi menggila sastra menemu tubuhnya tak basi dan membosankan.

Kegilaan itu lebih dari keaneka ragaman, juga sebab menjanjikan maka telisiknya adalah menggerayangi kesadaran, kita memang satu tapi dalam kegilaan segala tampak beragam termasuk anak kembar tetanggaku, mereka seolah satu tapi beda. ia seolah gila tapi ternyata sufi. dan seorang lain yang seakan luput dari masalah hidup, ternyata ia : gila.

Kegilaan yang menjanjikan, adalah kremasi yang menolak nilai meskipun hasil berjamaah, ia bukan hasil kesepakatan secara umum, ia langit yang kita sangka, padahal hanya gumpalan awan sebagaimana jarak pandang kita. kegilaan lah yang menjangkau langit dengan kata syair puisi, dan ia mengingatkan bahwa tidak ada langit yang ada adalah batas pandang, hingga kegilaan menjelaskan bahwa langit yang kau sangka itu sesungguhnya bergerak kian jauh dari bumi (masy fisikawan menyebutnya : anromeda)

Dalam kegilaan, minimal kau merasa takjub tanpa kata yang harus mewakili, atau kau sendirian bergelinding dengan nyanyian didengdang kan, tanpa terdengar rintih di rahimmu, bahwa kau akan melahirkan kasih dan terus merawatnya. ia gila jika rindunya tak sampai padamu.

Kegilaan yang menjanjikan tak akan menjadi karya balada yang manis, atau roman bertendens, pula tak luar biasa menjadi kekasih setia. tapi kegilaan bisa berupa tawa jenaka darimu dengan kelihatan gigimu yang tanggal satu, sangat lucu, tapi aku menerimanya bahkan aku terus mencari separuh gigi itu.

Dalam kegilaan itu : berusahalah temui cintamu, dan bunuhlah dia dalam dekapan kasih sayangmu. kegilaan yang menjanjikan adalah cinta yang kita terima tanpa tendensi apapun, rasa yang segalanya dan kau cukup mengambil apa adanya", dan tanpa alpa itu... gila.

Malam dan gigil gila di Malino
tak sesuatupun dari kebekuan ini kecuali aku hanya menulis namamu pada kaca yang berembun itu, sebab sedemikian gila beku ini, ia mematahkan bayanganmu dan tak terkecuali aku butuh selimut

Beku yang gila dan tak sekilaspun kau di balik jendela, sedang aku tumbuh bersama "sunyi", dan angin tempatku menitip pesan, pada apa lagi menitip pesan atau roh salju Malino  yang berkelindang dan sampai padamu, uh, gila...

Apresiasi gila adalah Catatan yang mengajakmu pada alam rahasia, mungkin aneh atau ke pahaman asing dan ganjil , tapi apakah kemudian reseptor (pembaca /pendengar) lebih tertarik setelah ini, atau LEBIH PUSING jika teks tersebut telah diolah oleh pikiran lalu menjadi sebuah bentuk kalimat?, atau jangan-jangan, teks biasa dengan membuatnya jadi asing dan ganjil bikin-mu menyadari hal-hal sekitarmu, entahlah...?, tapi sungguh teks itu selain gila ia adalah milik dirinya sendiri

"hujan tatapanmu itu ? " sungguh, tak sederhana sayang....
Setelah peristiwa tadi, aku tak membenarkan hal apapun,jika selalu dianggap sederhana,
sebab sangat ingin ku-menceritakan pada alam, langit bahkan pada mama

Puisi Setatap darimu
setatap saja, kauajakan pulang ke
kursi-kursi taman yangmeratapi sendiri

Tak setatap pun ?, maka ada yang menunggu hidup dan
mati, hanya untukmenulis atau mengukir senyum yang
hendak dilihatnya ke dua kali itu

subuhbenar ia menunggumu, dan embun yang membekuknya tak di-
hirau, ia disini: bersimpuh kaku pada senyum yang pernah dilihatnya_


Kegilaan yang me-janjikan "Apresiasi Puisi dingin Malino"

Apresiasi Sastra gila, kata refleksi yang sedang coba bunuh kemandekan teks, kalimat harus lahir dengan cara asing dan dalam dalam ketakberaturan selalu ada yang baru, selalu ada intervensi untuk kegilaan baru demi kehidupan teks

sangbaco |kaimuddin mbck
Baca : catatan tuk shearing saja dgn rekan-rekan sastra kampus, stkip yapim maros (himabas),sedang"kegilaan adalah teks yang men-janjikan ".

You Might Also Like

1 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images