Puisi : Jangan Berkedip

Selasa, November 13, 2012

Mata yang bulat mirip mata dalam lukisan gadis yunani, indah jika dia melek, tapi lebih indah melihat matanya berkedip, semisal dengan bunga yang tiba-tiba mekar. sekedipan mata saja beberapa kalimat indah menjadi puisi, tak ngerti dengan cahaya mata itu, melupakannya tak mungkin. sebab aku mengesan dalam kedipan pertama itu. Aku ingin melihatnya mengerjap ke-dua kali, uh..dan sepotong teks.
 "Bulan bertengger di bulu matamu, jangan..... berkedip : senyumku tenggelam abadi.."

ulsan puisi tak berkedip
adalah tafsir yang menemu jalan hidupnya sendiri dalam imajinasi,  teks atau syair dalam "jangan berkedip", perihal yang sangat sederhana tapi mungkin indah.

 Dunia yang saling saling kait dengan teks menghidupi antara realitas keseharian dan imajinasi yang diciptakan melalui pergulatan dan penjelajahan berbahasa. Kedua entitas berbeda ini hadir secara bersamaan dan harmonis menjalin ”dunia kisah tersendiri” yang kaya dengan kejutan segar.

"Jangan berkedip...," maka berlaku juga dalam cara kerja kesadaran  menyerap dan memaknai dunia yang baru dikenalnya, termasuk ketika realitas diberangus zaman, juga kadang diapresiasi dengan penghargaan tinggi , dengan teks"ya…tidak ada lagi air mata untuk Jalan hidup yang penuh ketidak terdugaan. "

"jangan berkedip sebelum dunia bukan milikmu lagi..."
Masih tentang kedipan, terpikir bahwa kata "berkedip" , ketika ia diserahkan dengan ikhlas ke khalayak dari sang penyair_ maka teks itu jadi bebas imajinasi bagi reseptor, dan penyair tak punya hak memberi interpretasi,

Benar rumit jika puisi tak dibuatkan kolom sendiri, sebab sebuah puisi bisa bernasib malang di tangan redaktur karena dianggap tidak layak muat. Sebuah puisi bisa bernasib indah ketika ia dimuat dan. Sebuah puisi bisa pula bernasib tragis, ketika ia karena dianggap menghina agama atau kekuasaan. Nasib puisi sama halnya dengan nasib manusia. demikian sebuah ulasan yang aku lupa sumbernya maafkan.

Jangan berkedip , aku melihat matanya sembab,  ah, ia  perempuan yang baru saja merelakan dirinya sakit, dengan memihak kebenaran cinta, tampak ia  menangis namun memberi maaf, 

Teks diatas, penggalan kata tanpa terencana, sebab "mata mereka yang coba kutahu, bilangku "kapan ia datang lagi" sebab aku belum baca keseluruhan sejuk itu

Alih lain, coba teks dengan  irama yang tidak kita inginkan, "matanya belalak tak berkedip saat kau renang di dalamnya, mungkin ia tahu , jika kedipan baginya adalah jalan sesat yang tak mampu memvuatmu pulang",

ya..hari itu Competition berkedip, peserta diminta untuk mengunggah foto ’kedipan’ yang menunjukkan bulu mata cantik mereka ke wall Facebook fanpage My True Match, sedang 1 ’kedipan’ terbaik akan mendapatkan 1 buah iPad dari L’Oréal Paris di akhir periode. foto yang hanya memperlihatkan bagian mata dari wanita tersebut, demikian sensasi ya..?

Perjalananpun memanglah sangat teramat pendek. Aku sendiri masih sanggup untuk menghitung nafas detik yang berhembus dalam cahaya indah mata itu. jangan berkedip : aku ingin mengalun di situ

artis kedipan terbaik
Puisi Jangan Berkedip

Bulan bertengger di
 bulu matamu,  jangan..... berkedip, Ketika itu tatapanmu sihir 
–sejauh memandang  tumbuh 
lumut-lumut hijau
Senyumku tenggelam abadi,  sebelum .......... 
Kau ......kedipkan mata
jangan berkedip....help...


jangan berkedip ya...klik. (pengantar puisi paling "keparat")
ke tempat yang bisa ku jadikan renungan, aku bersyukur atas se-saat belalak mataku, 
ya detik itu detik sebelum kedipan kedua.

Mata merupakan tatapan yang senantiasa memberimu ruang, binarnya teduh, bahkan kaupun sunyi karenanya, dan hayalanmu mengerang dalam dua bola mata itu. kau terpenjara olehNya.

sebuah sajak dapat saja tak selesai sekira matamu berkedip. Sekali waktu tatapan Adam menghentikan rintik hujan, samar dilihatnya .... yang lama ia cari, Adam tak memaksa tatapannya berharap itu bukan lagi ilusi, dan tak terkira oleh Adam, saat tampak seseorang menengadahkan wajahnya memandang langit, seakan langit meng ingatkan bahwa kaulah Hawa dan dia adalah hajat terakhir mu.

maka kasih dalam pandangan pecinta itu sungguh mengerti bahwa dalam setiap tatap penuh makna " kalimat cinta itu tak pernah usai , sesaat tanpa kedipan itu mungkin akan menyimpan catatan panjang yang tanpa peduli apakah ia perih atau sedang tersenyum padamu. Jangan berkedip sebab keluasan yang tidak terbatas lebih luas dari dunia diluar dirimu.

kunjungi Link Terkait menarik berikut:  
_____
Kaimuddin mbck 2009, maros_dalam Puisi jangan berkedip

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images