Syair Tong Sampah Kehidupan

Selasa, Agustus 18, 2020

Syair dalam teks sastra sedang di simpang kehidupan, di jalur benkok-kah atau kembali harus di luruskan ?, sebelum kemerdekaan di tegakkan?. Inilah syair Tanggapan atas nama 17 Agustus : "kisah kehidupan bagai benang semraut, jika bacaan tak jelas akan berakhir di tong sampah", kata syair Persia dalam bahasa kehidupan_

Aku berdiri di sini pada hari ketika hujan sangat deras, aku tong sampah, tubuhku penuh air. Ya.. kau tak perlu iba, kelak kaupun mengenal hujan deras itu sebagai tanda keperihan, atau diam-diam tapi kau telah kehilangan, dan tong sampah akan simpan segala-mu, juga saat kau akan tumpah seluruh tangismu.

Syair, catatan, Puisi apapun substansial-nya, maka tong sampah, merupakan tempat seenaknya menyimpan segala ungkapan pikiran hingga perasaan. Mengapa tong sampah menjadi tempat ?. Sebab syair tak siapapaun mau menerimanya, juga ketika keadaan dimana kita merasa tidak beruntung, hawa liar dari ke-inginan dilema dan kita merasa belenggu kehidupan yang teramat mencengkram dimana-dimana. setiap sudut hanya ada sedih dan marah, seolah kita merasa hidup hanya sendiri saja.

syair tong sampah kehidupan dalam catatan puisi dan esai
Tong sampah "aku, kau dalam jerat ketakberdayaan”_. apakah itu tentang jerit-jerat kata, kalimat saling-silang segala jadi tak mengapa, jadi tak bersalah, juga termasuk esai dan puisi ini, 

aku mula belajar dari sesuatu yang bukan apa-apa ini dan tanpa percaya diri kusebut saja, "kumpulan puisi dan syair dalam tong Sampah habitat kehidupan-ku".

Sebab menyusun kata-kata menjadi puisi juga syair bukan hal yang gampang, yang ngerepotin sebab merasa telah cakap bekal cipta karya ?.

Sebaris pandangan tentang mudahnya atau gampangnya syair dan puisi adalah terjemahan dari "menenun dunia dalam pandangan kehidupan secara pribadi dan untuk diri sendiri, dan bukan untuk sebuah nilai estetika berlaku secara umum", ini puisi dari diri yang lemah tanpa kompetensi, juga tanpa percaya diri berlebihan. 

Namun jika penasaran, mari mengenal teks- bodoh, ulasan sederhana dari kumpulan catatan berkubang di tong sampah ini.

Tong sampah tempat syair puisiku : maka luka kemarin bagai tertutup kabut lebih sering tak ter-terjemahkan, aku.., menulusuri bening matamu, lengkung alismu juga rambutmu yang kau biarkan tergerai, jika saja tersimpan ledak yang mungkin mencairkan beku "kita", dan henti emisi jiwa kita, waktu demikian singkat, tidakkah cinta mesti di beri kans lebih ?. Maafka aku dek, jika tidak aku buang diriku dalam tong sampah..!.

Baca Link Terkair :
(perihal Tong sampah dengan tumpukan mayat, dan kubangan kehidupan di lumpur Lapindo)

Syair sampah Kehidupan zaman edan

Sebab teks apa adanya maka di tong sampah tempat puisi belia ini,  malu-maluin dan menuliskan apa-adanya dan tanpa melewatkan banyak hal pengalaman, termasuk rindu yang tak ia mengerti, mengapa ia tumbuh hingga pada akhirnya peristiwa bukan apapun kecuali syair, puisi atau teks paling sepi yang tersimpan dalam tong sampah, uh.., selalu begini-begini saja, padahal cinta selalu ingin bebaskan dirinya dalam kehidupan, termasuk bahagiakanmu.

Habitat tong sampah : Jika kau mengira aku adalah orang yang lantang bersuara mempertanyakan berbagai kecurangan, ketidakadilan dan ketimpangan. Buanglah anggapan bodohmu itu!, aku hanya orang bodoh yang cuma bisa memendam luka, aku hanya orang idiot yang tidak tahu cara melawan bahkan lupa cara bertahan. Benar, aku memang hanyalah sampah, tidak berguna, bahkan jika didaur ulang pun juga tidak bernilai atas kehidupan.

Aku sampah yang hanya bisa mengganggu pemandangan indahmu, sampah yang hanya merusak mimpi-mimpi besarmu, hiduplah lebih baik, di sini kepengecutan sedang berlangsung.

Rintih, jerit bahkan kekerasan bisa meletup, tapi inilah negeri bayang2 hitam dan di endapkan saja di tong sampah, juga karenanya tak merasa perlu memberi batas mutlak tentang “luar” dan “asing”. Kecuali ketika yang “luar” dan “asing” itu menegaskan diri dengan senjata dan pemaksaan. Dan kita melawan. Sungguh lembut dan penuh tata krama.uh...

Akhir dari kematian teks berpesan, bahwa " syair atau Puisi cinta dalam tong sampah, jangan biarkan keluyuran, dan ketika anda menemukannya sedang tercecer tanpa risau sama sekali, simpanlah di tempat sampah minimal ia tak kesasar lagi, karena tong sampah bagi puisi-puisiku juga membuatnya bertemu dengan ke-akuan habitatnya". ok teman , ma kasih dah mo baca…wassalam
___________
Sangbaco.web.id_ Tumalia Maros_
Tempat | rumah cinta syair puisi dalam tong sampah kehidupan

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images