Suara hantu dan dingin tengkukmu
Selasa, Oktober 09, 2012Menerawang ketika roh malam menyapamu , ia dari jarak pandang di dekatmu, dan keheningan langit nan gelap, sesuatu mengerang sangat dekat, kecuali matamu yang hanya sedetik pada lintasan lintasan cahaya saja, tak ada yang berubah kecuali sinyal yang perlahan-lahan menebalkan tengkukmu, kau tak berpikiran ia di dekatmu, namun desau angin di luar mengantarmu rinding seolah lembab udara dari liang yang sangat dingin, ia tamu malam begitu kelam kau di dekatnya dan tanganmu tak menggapai apapun seolah tertahan dengan jarijari tangan yang panjang,
tapi halus terdengar dengus nafasmu, apakah kau merasakan sesuatu yang menyentuh dan lalu menarik napasmu, tak di manapun ada yang tenang hitam di matamu, sebuah nganga mulut dengan gigi sepenuh runcing, pun tak memberimu hak bersuara kecuali sekali, ketika : ...cekik
Suara Hantu 2 : Waktu demikian merambah gelap di kebisuan malam
bintang redup di bingkai yang licin pekat, dan seseorang masih terus mencarimu : sekali ini disudut manakah engkau..?, seperti kemarin kau yang selalu tergolek menunggu...ia akan temani kesendirianmu, selalu begitu "dengan diam tapi kau setuju bahwa ia ada, tanpa suara tanpa orang lain dan kau....ia telusup kedalam jiwamu, ia "ada" disetiap lintasan pikiranmu sendiri, dan di lintasan pandanganmu, kau melihatnya di sana, sudut -sudut itu seakan bergerak meremang, kursi seolah membentuk bayangan sendiri tempat sering duduk dan kau tak melihatnya, ah kau masih selalu begitu tak tau keberadaannya di dekatmu, padahal tangannya dapat saja menjangkau bahkan memegang tengkuk juga lehermu, resapkanlah desau angin di luar jendela ia telah datang sebelum itu, semakin hening ketika lehermu berkilatan di cengkramannya...
Melayang layang di balik kelambu, sesaat kau tertidur dan tak mencurigai sedikitpun ketutupan matamu bahwa aku dekat, akhirnya kuhadir pula di foto wajahmu tepak ketika ku di punggungmu, sekali itu kau mengajakku berkisah dalam mimpi dan kita saling melemparkan tulang-tulang yang berserakan yang entah darimana, sesuatu terjadi kau memotret dirimu sendiri dan kau tak meragukan aku ada di belakangmu, kecupan bunga kamboja untukmu dengan nafasmu nan hangat lepas, seperti ketika malam aku tinggalkan batu nisan dan bebas menuju tempatmu ...tempat tatapanmu jatuh dan ku selalu ada disitu. Fajar tak pernah tiba, waktu bertuah tak pernah selesai mendandanimu ...tentu dengan gaun putih simpananku dan kemenyan pengharum tubuh, lihatlah ....atau pejamkan matamu dan bulu-bulu disetiap tubuhmu meremang aku hantu di dingin tengkukmu
aku dapat saja jadi kendaraan hawa nafsumu, kau saja yang terlambat: dia.... mereka...meniru caraku untuk terburu-buru, aku setan yang pantang menggodamu untuk kau saling bermusuh, haha..ha.., namun tak benar jika aku TAK DILINTAS pikiran dan pandanganmu, aku meremang dan menuai dingin di tengkukmu yang menebal, ya...masih di lingkaran ini saja diatas lemari itu lalu disudut ruangan dan tengkukmu. jangan melupakan tengah malam ketika hendak ke toilet dan kau ragu....dan menyesalkan kesendirianmu pada malam-malam yang dingin, teruslah ke-toilet dan jangan was-was atas peralihan terang dan gelap yang kau lalui, terlebih jangan mencurigai jika kau dalam toilet lalu mati lampu sebab tanpa itupun aku "... ada".
_________________
Huahaha..ha...ha...aku desah suara hantu dari dingin tengkukmu
0 comments