kumpulan Puisi paling "Hujan" 2
Selasa, Oktober 16, 2012
Seperjalan, lebat hujan meretas dalam loncatan antara bukit perkampungan dan belantara, hujan yang hanya tahu beranjak, lalu mengeos...pada sudut pandang yang baru, sesekali menghindari yang tak disukai-nya, padahal ia hujan mengenal tempat cinta duduk menunggu, dan menumpahkan
semua titik rindu nya,Uiihhh....tapi kau tahu bahwa, Ia hujan sering pula, tak sempat bicara lalu menabrak
segala-gala di bumi, jika malam di embunkanya kaca, dan ia menuliskan kaidah "kita
masih..di kelembaban ini menorehkan dingin tuk berdekapan. [Baca selengkapnya... :.kumpulan puisi paling jelek " celOteh HujAn"
Kumpulan Puisi Paling "Hujan" 2
Mengenal cerita hujan, serupa memahami pertahanan yang juga tanpa halangan, debur riciknya adalah Perasaan
yang memberi vitalitas,
juga bagi pikiran. hujan benar-benar hasrat, benar-benar cinta. dan terasuk tak terkalahkan.”

indah, betismu yang di telungkupi hujan (disitu cukup indah)
berlari kau ketempat teduh
" berhati-hatilah, setelah indah itu karena, beberapa kesenangan adalah cara gembira menunggu hujan lebih lebat.
Cumbu "hujan" yang mampir dipelukmu
sebuah kasih yang tiba-tiba datang mengurai senyummu sebentar lagi,
~1.
Ingatkah kau saat hujan membasahi seluruh perasaan kita ? : "itu memabukkan sayang....".
Ingatkah kau saat hujan membasahi seluruh perasaan kita ? : "itu memabukkan sayang....".
dan kita diam-diam berterima kasih padanya, aku hanya tahu bahwa saat seperti ini ku-selalu rindu padamu.
~2_
Sore ini gerimis dan kuharus segera pergi, aku berusaha lupa tentang rambutmu yang kututupi dari titik-titik hujan, bahkan aku berdiri disini dan tak ingin kau mengantarku, ini jarum-jarum hujan sayang...,jarum hujan yang mengajarkanmu selangkah demi selangkah tentang rahasia, " keterbukaan benih yang akan tumbuh dari tanah, jika saja hujan sore ini tak bercampur dengan airmatamu.
Sore ini gerimis dan kuharus segera pergi, aku berusaha lupa tentang rambutmu yang kututupi dari titik-titik hujan, bahkan aku berdiri disini dan tak ingin kau mengantarku, ini jarum-jarum hujan sayang...,jarum hujan yang mengajarkanmu selangkah demi selangkah tentang rahasia, " keterbukaan benih yang akan tumbuh dari tanah, jika saja hujan sore ini tak bercampur dengan airmatamu.
~ 3_
ah... mengenanmu aku tak berani berlama-lama sayang....,
seperti keberadaan hujan hari ini yang mungkin tak mengenalmu, juga aku.ketika hujan hari ini mengeras, "kita" tak perlu saling menjemput, kita benar-benar mengenal hujan sore ini kan..?: penuh tanda sebagai "kasih yang purba"
Berikut sebentuk kesetiaan dengan metafora kata puisi, sedang tangan adagium yang menempeli cerita dengan lekat. Untuk lebih jelas simak saja berikut ini, sebelumya maafkan keadaan teksnya benar-benar belum baik, dan dengannya kau boleh melupakan puisi ini bahkan membuangnya jika tak suka.
Puisi Aku tangan menepis hujan
(Mesti ada yang menjagamu, bahkan lebih dari itu..
Tanpa merayumu, Bahkan me-ninabobokkan-mu, sebab aku mengerti luka itu, dan
ia-mengiang jika mendung serta perih jika hujan, Terlebih jika petir bersahutan, ia luka berdenyut.
Sayang...Biar sajan hujan ini mendera
Ku kan selalu ada menjagamu, pun-jika hujan menghambar air matamu
Aku tetap cinta yang mengetuk dan menerjang badai
Sayang...dalam ekstrak cinta ini, akulah angin yang menyisih awan,
Demi tak hujan dan langit tampak terang,
Sayang..demi gerimis tak basahi rambutmu,
akulah tangan yang menepis hujan, jika ia hendak jatuh di rambutmu.
Demi Hujan Tak Basahi Rambut-mu
Aku bertaruh cepat dengan lari kabut, yang
hampir melemparmu dengan seganggam hujan
Sedetik sebelum ia menghambur
: aku loncatan bunga-bunga api menutup rambutmu. Titik hujan pun kesasar sayang…
Jangan memandangku ragu
aku memang brengsek untuk kau sebut pahlawan, tapi
tak ada lagi persembahan selain ini, selain….. hujan tak membasahi rambutmu
Demikianlah Puisi hujan dan gerimis yang senandung gelisahmu, baca juga puisi terkait atau buka Link:
Kumpulan Puisi Paling Hujan, atau Puisi Gila Sebab Hujan Tak Reda, atau bermesraan dengan Kumpulan puisi paling hujan , semoga dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis kembali puisi cinta, galau, puisi menyentuh hati atau puisi cerita kehidupan_"sebelum gerimis jatuh, aku loncatan bunga-bunga api menepis, agar hujan tak jatuh di rambutmu.
Tanpa merayumu, Bahkan me-ninabobokkan-mu, sebab aku mengerti luka itu, dan
ia-mengiang jika mendung serta perih jika hujan, Terlebih jika petir bersahutan, ia luka berdenyut.
Sayang...Biar sajan hujan ini mendera
Ku kan selalu ada menjagamu, pun-jika hujan menghambar air matamu
Aku tetap cinta yang mengetuk dan menerjang badai
Sayang...dalam ekstrak cinta ini, akulah angin yang menyisih awan,
Demi tak hujan dan langit tampak terang,
Sayang..demi gerimis tak basahi rambutmu,
akulah tangan yang menepis hujan, jika ia hendak jatuh di rambutmu.
Demi Hujan Tak Basahi Rambut-mu
Aku bertaruh cepat dengan lari kabut, yang
hampir melemparmu dengan seganggam hujan
Sedetik sebelum ia menghambur
: aku loncatan bunga-bunga api menutup rambutmu. Titik hujan pun kesasar sayang…
Jangan memandangku ragu
aku memang brengsek untuk kau sebut pahlawan, tapi
tak ada lagi persembahan selain ini, selain….. hujan tak membasahi rambutmu
Demikianlah Puisi hujan dan gerimis yang senandung gelisahmu, baca juga puisi terkait atau buka Link:
Kumpulan Puisi Paling Hujan, atau Puisi Gila Sebab Hujan Tak Reda, atau bermesraan dengan Kumpulan puisi paling hujan , semoga dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis kembali puisi cinta, galau, puisi menyentuh hati atau puisi cerita kehidupan_"sebelum gerimis jatuh, aku loncatan bunga-bunga api menepis, agar hujan tak jatuh di rambutmu.
0 comments