Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros ke Cikoang

Sabtu, Februari 04, 2012

Maulid Nabi dari " Khalwatiah Samman Maros ke Cikoang ulasan liputan keberbedaan peringatan Maulid dilaksanakan setiap tahun oleh aliran tarekat di Sulawesi Selatan, mengesan bahwa acara religi tersebut sungguh meriah dan dengan nuansa simbol dan fariatif warna. Maulid nabi kerap diperingati setiap tahun, sebagian besar masjid-masjid melaksanakan, kecuali komunitas jamaah masjid yang berpemahaman "Muhammadiyah"__ Trims telah kunjung di item "Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros ke Cikoang, semoga memberi manfaat, bagaimana Khalwatiah Samman Maros Sulsel peringati Maulid Nabi, simak.

Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros ke Cikoang  merupakan peringatan hari lahir Nabi besar Muhammad SAW dengan berbagai kegiatan keagamaan yang dipadu dengan unsur ritual budaya menjadi tradisi bagi umat Islam di Indonesia, dan seribu jamaah tarikat Khalwatiah Samman di Patte`ne hari ini mulai berbenah untuk puncak acara besok di Desa Temmappaduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan penyandingan dengan haul (wafatnya) ke-42 Syekh Muhammad Saleh Puang Turu (1862-1967 M), salah seorang penyebar tarikat tersebut di Sulsel.


Jamaah Mancanegara
Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros

AROMA Islami sudah tercium ketika memasuki Dusun Pattene, Kelurahan Temmappadua, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, kemarin. Aktivitas keagamaan, seperti zikir, mengaji dan beberapa aktivitas menjadi warna tersendiri di dusun itu.

Dusun yang selalunya sunyi senyap tersebut, tiba-tiba seakan tersihir menjadi sebuah kota besar dengan tingkat keramaian yang tidak main-main. Maklum, jemaah yang datang untuk mengikuti peringatan maulid tersebut, bukan saja berasal dari Makassar atau se Sulsel. Tapi lebih dari itu, ratusan jemaah ini justru berasal dari luar Sulsel, seperti Kalimantan, Sultra, Jawa dan beberapa provinsi di bagian timur Indonesia.

Yang paling mengharukan, ada pula beberapa jemaah yang datang dari luar Indonesia, seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Rasa panas, penat dan sesak tidak menjadi penghalang bagi jamaah Khalwatiah Samman untuk tetap khusuk melantunkan zikir.

Semalaman dalam Lantunan Asma Allah
Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros

Sehari sebelum puncak acara yang jatuh pada 5 Februari 2012 (besok), seluruh jamaah Khalwatiah Samman berkumpul di Masjid Pattene. Setelah melakukan salat Magrib berjamaah, tanpa diperintah jemaah tetap melantunkan asma Allah dan meminta keselamatan bagi Nabi Muhammad SAW bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Indah benar alunan zikir itu, sampai-sampai keramaian di luar masjid berupa pasar dadakan yang tadinya ribut berhenti sejenak. Yang terdengar hanya alunan zikir, pujian kepada Allah dan permohonan keselamatan. Setelah semalaman berzikir bersama, keesokan harinya adalah puncak acara perayaan Maulid.

Terharapkan kepada seluruh umat Islam yang ada di Sulsel untuk tetap menjaga nilai-nilai silaturrahmi dengan cara menerapkan dan mengaplikasikan ajaran dan sekaligus akhlak Nabi Muhammad SAW. "Perbedaan adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah bagaimana kita (umat Islam) tetap mengikuti petunjuk dan ajaran Islam berdasar Alquran dan Hadits dan juga berusaha mengikuti akhlak Rasulullah,"dan sekedar untuk diketahui, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW menjadi agenda tetap bagi jemaah Khalwatiah Samman di Kabupaten Maros.


Sejarah Tarekat Khalwatiah Samman
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tiap tahun pula sejarah Tarekat Khalwatiah Samman dipaparkan. Di Sulsel terdapat dua kelompok tarekat yang sangat populer, yaitu Tarekat Khalwatiah Syekh Yusuf dan Tarekat Khalwatiah Samman. Tarekat Khalwatiah Syekh Yusuf muncul sejak abad ke-17, dibawa dan dikembangkan oleh Syekh Yusuf al-Maqassariy (1626-1699) dan Abdul Bashir Tuang Rappang (1723). Sementara Khalwatiah Samman masuk ke wilayah ini pada awal abad ke-19, dibawa oleh Abdullah al-Munir, seorang bangsawan Bugis dari Bone.

Tarekat Khalwatiah Samman didirikan oleh Muhammad al-Samman (1775) di Medinah. Pada 1825, Abdullah al-Munir membawanya ke Sulsel, dan dikembangkan oleh putranya, Muhammad Fudail (1859) di kabupaten Barru.

Penyebarannya lebih lanjut dilakukan oleh Abd Razak (1902) di Kabupaten Maros, serta oleh keturunannya hingga sekarang. Saat ini, H A Sajaruddin Malik menjadi pimpinan Khalwatiah Samman yang bertempat di Maros. Kini, Khalwatiah Samman merupakan tarekat yang paling populer dan paling banyak pengikutnya di Sulsel. Tak mengherankan memang, bila saban tahunnya Maros tumpah dengan ribuan jemaah yang tak terdata.

Sebagaimana perkembangan Khalwatiah Syekh Yusuf, Tarekat Samman disambut baik oleh para bangsawan Bugis dan Makassar, serta para penguasa setempat. Selain itu, pendekatan sosial keagamaan turut dipergunakan dengan tetap mempertahankan ritual tradisional.

Bai'at, zikir, dan wahdat al-wujud
Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros 

Ajaran Tarekat Khalwatiah Samman dapat digeneralisasikan ke dalam tiga unsur utama, yakni bai'at, zikir, dan wahdat al-wujud. Dalam Tarekat Khalwatiah Samman, bai'at merupakan unsur penting karena prosesi ini menandai seseorang masuk ke dalamnya. Prosesi pembaiatan itu disebut 'mattarima barakka' atau 'annariama barakka' yang secara harfiah berarti menerima berkah.

Bai'at ini dilakukan dengan membentangkan tangan di atas tangan seorang syekh bagi perorangan maupun kelompok, kemudian syekh membacakan surat al-Fath. Menurut Samman, seseorang yang akan memasuki dunia tarekat membutuhkan seorang syekh sebagai pembimbing, sebagaimana seorang Nabi membimbing umatnya. Melalui bai'at, maka ia sudah terikat sumpah dan janji untuk mengikuti dan mengamalkan setiap ajaran tarekat Khalwatiah Samman.

"Zikir merupakan unsur penting dalam tarekat, karena tanpa ini media untuk memanggil Tuhan dan melakukan penajaman spiritual tidak tersedia. Zikir dalam Khalwatiah Samman dilakukan dengan mengucapkan lafal-lafal yang diajarkan oleh khalifah, sehingga proses ini disebut juga dengan ratib, yang berarti pujian atau doa kepada Tuhan yang dilakukan secara berulang-ulang," ujar Sajaruddin Malik.

Di lingkungan Samman, zikir lebih afdal dilakukan secara keras, biasanya dinamai dengan 'sikkiri tellu ratu' atau zikir yang terdiri atas tigaratus kali bacaan atau lebih, meski dapat juga di lakukan dalam hati terutama untuk 'sikkiri seppulo' (zikir sepuluh).(*)
____
Maudu' Lompoa Cikoang

Maulid Akbar Cikoang atau biasa disebut Maudu’ Lompoa Cikoang (dalam bahasa Makassar) merupakan perpaduan dari unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan yang digelar setiap tahun di Bulan Rabiul Awal berdasarkan Kalender Hijriyah yakni untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 
Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat Cikoang sebagai turunan anak cucu Nabi Muhammad SAW yang datang menyebarkan ajaran agama Islam di Cikoang dan sampai saat ini dikenal dengan nama keluarga Sayyek. Kagiatan Maudu Lompoa Cikoang adalah pesta keagamaan masyarakat Cikoang yang sarat dengan nilai-nilai budaya yang terus dilestarikan turun-temurun. Pelaksanaan Maudu Lompoa mempunyai ritual-ritual dan prosesi adat yang dilaksanakan selama 40 hari sebelum puncak acara pesta. 

Prosesi Ritual Maudu Lompoa
Atraktif Maulid Nabi Muhammad di Cikoang Sul-Sel

Antara lain ; A’je’ne’-je’ne’ Sappara : Prosesi awal yang wajib dilakukan oleh masyarakat Cikoang yang akan melakukan Maudu Lompoa. Proses ini hanya dilakukan pada tanggal 10 Bulan Syafar setiap tahunnya, dalam proses mandi ini dipimpin oleh ‘Anrong Guru’ yang diikuti oleh ribuan warganya dengan tujuan atau dipercaya dapat membersihkan jiwa dan raga dari najis. 

Annyongko Jangang : Proses menangkap dan mengurung ayam yang akan digunakan dalam acara Maudu Lompoa. Proses mengurung ayam ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan bertujuan untuk menghindari atau membersihkan ayam dari kotoran-kotoran yang mengandung najis baik makanannya maupun tempatnya. 


Angnganang Baku : Proses membuat tempat menyimpan makanan yang akan digunakan dalam Maudu Lompoa. Bakul tersebut dari daun lontar, proses ini tidak boleh dilakukan oleh wanita haid serta pembuatannya hanya boleh berlangsung dalam bulan Syafar. 



Anggalloi Ase : Proses menjemur padi. Dalam proses ini padi dijemur dalam lingkaran pagar untuk menghindarkan padi dari sentuhan najis yang dibawa oleh binatang. Proses ini hanya boleh berlangsung pada bulan Rabiul Awal. 



A’dengka Ase : Proses menumbuk padi hanya dilakukan pada bulan Rabiul Awal. Dalam proses ini tidak diperbolehkan menggunakan mesin melainkan hanya menggunakan lesung. 



Ammisa’ Kaluku : Proses mengupas kelapa, dimana kelapa yang akan dikupas harus kelapa yang utuh, dalam pengertian tidak cacat dan sebisa mungkin berasal dari kebun sendiri serta dipanjat sendiri. Dalam pengupasannya harus di tempat yang bersih dan terhindar dari najis. 

Ammolong Jangang : Proses penyembelihan ayam harus menggunakan pisau yang tajam serta wajib hukumnya menghadap ke Kiblat, tempat yang digunakan untuk menyembelih ayampun haruslah dikelilingi pagar agar terhindar dari najis. 

Pamatara Berasa : Proses memasak beras tetapi tidak sampai menjadi nasi siap saji (setengah matang) ini dimaksudkan agar beras/nasi tersebut tidak mudah basi. 

Ammonei Baku’ : Proses mengisi Bakul dengan nasi setengah matang, ayam goring, telur masak. Dalam mengisi bakul diharamkan bagi wanita haid, dan mengisinya dengan do’a-do’a tertentu. 

Anno’do’ Bayao : Proses menghias telur dengan warni-warni tertentu agar tampak menarik dan diberi pegangan dari bambu yang diruncingkan. Tujuan kegiatan ini agar telur dapat berdiri tegak di atas bakul sekaligus untuk memperindah penampakan bakul.

Puji-pujian dan rasa syukur
Peringatan Maulid Nabi di Cikoang Sul-Sel

A’Rate’ : Kegiatan A’rate’ adalah menyanyikan puji-pujian dalam bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab) yang bertujuan untuk mengucap syukur dan terima kasih kepada Allah SWT dan serta Nabi Muhammad SAW atas limpahan berkah dan rezeki yang diterimanya sekaligus sebagai do’a keselamatan. Proses ini dipimpin oleh Anrong Guru. 

Julung-Julung / Kandawari : Kedua tempat ini adalah tempat untuk menyimpan baku’ maudu bentuknya seperti perahu dan memiliki pula tiang, pula  telah dirateki yang mana diartikan sebagai perumpamaan kendaraan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra’ Mi’raj yang bernama Rafa Rafing. - Kandawari adalah tempat yang berbentuk segi empat yang juga mempunyai kaki. Sumber : Kantor Pariwisata Kabupaten Takalar 


Kaidah : terkait kelahiran nabi ini Rasulullah S.A.W, menandai peristiwa tentang tahun Gajah dalam almanak hijriyah, bahwa "baru kelahiran nabi saja Allah Swt, telah memberi Mekkah dengan kemenangan atas hancurnya pasukan bergajah Abrahah yang hendak menghancurkan Kabbah tersebut, "alam taro kaifa....> tidakkah engkau melihat bagaimana Tuhanmu bertindak ?, (tak ada apa dan siapapun...kecuali Allah yang bertindak, tindakan Allah menghancurkan pasukan Abrahah dengan sijjil/ batu dari neraka merupakan penunjukan kekuasaan Allah atas ke maha besarannya dan belum ada daya pembunuh secerdas itu* hingga zaman setua ini) Reaktualisasi Alqur'an surat al fiil,  :by kaimuddin mbck 

*secerdas itu : jika kena sijjil, tidak langsung mati tapi setiap persendian jatuh satu-satu, tetap hidup tapi dibuat tak ada harapan sama sekali , dalam periwayatan di katakan bahwa Abrahah sendiri mati dengan dada yang terbelah yang nampak hatinya terpecah-pecah..weiitss...sadis nih.._demikian Peringatan perayaan maulid nabi ini, kami ungkapkan dari berbagai sumber.
____

Artikel Religi dan Budaya Sulawesi Selatan
Sangbaco maros. 04|02|12
Content Maulid Nabi dari ~Khalwatiah Samman Maros ke Cikoang

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images