Analisis Sastra mistik dan religi

Jumat, Juni 15, 2012

Dialog 1, sebab sastra mistik religi interpretasi keteladanan yang memerdekakan hamba ke jalan surga, (misal) ulasan syahwat yang coba dikenali sebagai bagian pendekatan tantangan memperbaiki diri lebih. Demikian pula ambisi diri ruang yang coba di netralisir dalam pesan sastra mistik religi. Menulis sastra religi mistik, secara sederhana "bila kau menulis senyum orang yang sebab teks sastra menguatkannya ke surga, sebagai inspirasi, masyaallah...". , Ini teks Sastra mengungkap religi mistik dengan sedikit pendekatan bahasa memakai gaya hermeneutik juga simbolik, gaya sastra demikian banyak di gunakan penulis semisal Rumi juga Hamka.

"Anak kandung jangan menangis, yang penangis lekas rabun. Orang penggamang mati jatuh
Orang pemarah tanggal iman dan penghiba orang lekas tua". B Hamka.

Dialog 2 : “Saya kira, kita tahu pula, bahwa Tuhan datang ke kesadaran kita itu sebagai teks, sebuah bentuk huruf. Tuhan sendiri kan tidak kita ketahui, kecuali yang kita ketahui melalui teks/huruf tentang Tuhan. (belajar, tanpa timbangan kausalitas, , dalam sastra segala sesuatu adalah teks atau seolah lumbung yang siap "kun fayakun..." atas keterwakilan atau simbol sesuatu apapun kebaikan yang terjelma dari para pekerja sastra religi, ya..sastra sebagai teks masih lebih terpercaya mewakili segalanya....dan kata Afrizal Malna "bahwa dunia ini adalah proyek raksasa atas teks sastra".

Kecerdasan Instalasi Sastra
...
.......Emas tak setara dengan loyang. Sutra tak sebangsa dengan benang....

Dialog 3 : Mistik mengungkap religi : “Tapi teks atau kata tidak berarti ukuran dalam bentuk tertulis saja atau mengalami premis. Tetapi kata dimensi religi kepijatan dalam pengembangan mediasi antara kita dan Tuhan yang menyentuh link kesadaran dalam teks keperilaku kesadaran (serupa dengan kitab2 samawi yang diturunkan dari langit, perihal ini bagi penulis di tandai dengan kesadaran kita tentang "Dia",. Dia/Tuhan. Berikut petikan teks kekalahan dalam hidup by Hamka

kesadaran yang terlambat, 
sedang air mata tiadalah ia memilih tempat untuk jatuh. 
Dan tak pula memilih waktu untuk turun. Dahulu diriku telah berduka, sekarang berduka cita. 
Dan kelak agaknya akan terus berduka hati.

Dialog 4 : Sastra religi pendekatan teks, dengan kekuatan meneladankan sesunting atau sekalimat kebijakan dan kebaikan pada reseptor, atau teks ke pembaca walaupun sesekali  obyek sumber metafora sebagai ungkapan juga berasal dari insting,  penyair misalnya. Perihal Mistik Religi > "Bukanlah selamanya ia dalam kemasan namun roh nya tampak berdialog dengan Tuhan", sebagai tampilan tapi adalah melalui teks dan mengenalkan bahkan menenerjemahkan kemudahan, keluarbiasaan dimensi psikis itu. 

 Kehidupan itu laksana lautan: " Orang yang tiada berhati-hati dalam
 mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia di-
gulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah 
samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi".

" Akhirat surga neraka juga bidadari, menempa sebagai pilihan, engkaukah yang istiqamah di sirah itu, atau duniawi sedang memberangus syahwatmu, jika demikian itu nyatalah kau terkalahkan, bahkan kau lupa bahwa kau kalah telak..!". segala demi sebuah sebab akan keterbahasan religi (da'wa) ke dalam bahasa, link berikut adalah analisis timbangan / neraca yang membangun sense  >

lukisan religi mistik : metafora keindahan dalam ciptaan tuhan yang
 mengenalkanmu keseimbangan antara alam hewan dan manusia dalam habitat hidup
Dialog 5 Premis Teks Mistik Sastra 
Masih samar tentara mistik religi ?, ungkapan berikut,“ penunjukan rasa dan sikap atas penerjemahan teks Tuhan itu dalam mistik dengan memberinya premis atau implementasi lebih pada rasa (syukur dan ketabahan yang indah juga melakukan perintah langit). Semisal tuhan itu : Ada, hidup terus menerus , mengawasi, tak tidur juga tidak lupa, termasuk ketika kata (pasukan lain )yang tiba-tiba datang memberi bantuan bagi mujahidin di Palestina. Riil peristiwa ini sebab Israel sendiripun mengakui keberadaan sosok berseragam putih tersebut. Hal ini yang kita sebut sebagai Tuhan sebagai bantuan atas segala kemaha-an dan iradahnya/kehendaknya (bukan sekedar berakhir pada ketertutupan /tanpa metafora pada kata tadi. (ketika Tuhan hadir dalam setiap napas kita. link terkait ..

Puisi Religi Misti
Harapan Akan Kemerdekaan

Bebanku sarat, Tapi cinta Negara lebih berat, Biar kaki tinggal sekerat
Kulanjutkan juga biar lara… hingga kemerdekaan telah berurat
… bila persatuan telah kokoh erat, Bahagialah aku dikala tidur di jirat (di kubur)
Bercahaya mukaku di akhirat, Dari kanan aku menerima surat, ku menyerah kepada
 Engkau (wahai) tuahanku dengan tidak bersyarat.
*
 Sesak nafasku kala mendaki, keringat mengalir sampai ke kaki.
Kita masih hidup, udara masih kita hirup dan nafas belum redup.
Dua cahaya menembus kegelapan. Yaitu cahaya iman dan cahaya harapan.
Selama-lama mendaki, kita (juga) akan menurun ke padang datar. Ke pengharapn yang besar


Dialog 6 : Analisis Kaidah Sastra mistik dan religi
Pengertian itu tidak bisa disampaikan dalam bentuk konsep tetapi tawaran pada pemecahan persoalan, mereka juga kita kemudian berbeda dalam merumusnya. Yang kita hayati dalam gerak alami sebagai tangkapan dasar dari kata atau teks yang membentuk keindahan melaksanakan religi sebab penguatan kausalitas dunia dan akhirat, (* sebatas yang mungkin kita mengerti sebagai olahan pikiran kita. Kita tidak berlepas dari sejarah, asbabun nusul, asbabun wurud sebab jika tidakdemikian atau tanpa kekuatan history maka kita terjebak dalam alam pikiran sendiri, alam yang di dalamnya tersimpan lalai, tidur, juga ketergesa-gesaan, sebagai layak makna sama antara manusia dan hewan. Sedang tuhanpun ada dalam teladan perkembangan peradaban manusia"
____________
kaimuddin mbck, ya tulis-tulis saja cuma sedikit ngerres juga " Sastra, mistik dan religi

 
Oleh: Era Findo el-Faqih

Dari buku Di Bawah Lindungan Ka'bah
Telaah dan Renungan Sastra Mistik Religi
***
 Kejadian yang mendukakan hati dan menerawankan pikiran. Yaitu Iman tanpa ilmu bagaikan lentera tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri (dari buku yang lain).
Tali tempat bergantung telah putus dan tanah tempat berpijak telah terbang. Demikian terlambat padahal
Masa itu daun sedang rimbun, bunga sedang kembang dan buah sedang lebat.

Bukit putus rimba keluang, Di rendam jagung dihangusi,  Hukum putus badan terbuang
Terkenang kampung kutangisi :  Ilmu apakah yang saya dapatkan disini, negeri ini begitu sempit, dunia terbang akhiratku pergi. Padahal Amanah orang Makassar: " Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang. Hidupnya ialah untuk berjuang. Jikalau perahunya telah ia kayuh ketengah, ia tak boleh bersurut pulang. Meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah, biarlah layer robek. Itu lebih mulia (baginya) dari pada membalik haluan pulang.

Apalah artinya saya, memasang lilin di dekat kampu-lampu besar yang menyala-nyala. Menyinarkan terangnya diseluruh alam Indonesia. Tapi  Kalau berhembus angin selatan, Jangan lekas riang gembira
Kan bergoncang tali bubutan, pula jangan lekas berputus asa.
  
Dialog 7 : Analisis Religi Hikayat  Sastra Cinta Muda-mudi
Walaupun di dalam surat itu kita berusaha menghilangkan kata-kata yang rancu, namun tentulah pada akhirnya salah satu kata dalam surat itu terpaksa jua membawa arti lain. Sebab dalam perkara yang halus-halus anak perempuanlah yang amat dalam penyelidikannnya".

Cinta itu adalah jiwa. Antara cinta yang sejati dan jiwa tak dapat dipisahkan. Cinta pun merdeka sebagaimana jiwa. Cinta itu terkadang mustahil. Tetapi kemustahilan itulah yang kerap kali memupuk rasa cinta.

Seseorang yang terkena penyakit cinta, maka ia (seolah-olah) takut akan terkena cinta itu. Itulah dua sifat dari cinta. Cinta itulah yang merupakan (menyerupakan) dirinya menjadi sebuah ketakutan. Cinta itu kerap kali berupa putus harapan, takut, cemburu, iba hati dan kadang-kadang berani. (Namun) terkadang cinta itu hanya menurutkan perintah hati, bukan perintah otak.

Karam rasanya bumi ini saya pijakkan. Gelap tujuan yang akan saya tempuh. Seba  Cinta itu adalah perasaan  laksana setetes embun yang turun dari langit. Bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Ada kepada tanah yang tandus atau gersang, pula pada tanah yang subur. 
___
Adaptasi editor : kaimuddin mbck
sangbaco.web.id judul : Analisis Sastra mistik dan religi.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images