Budaya Dendam Bugis Makassar dalam "Soppa"
Selasa, Mei 29, 2012Budaya dendam Bugis Makassar dalam "Soppa", terbetiknya cerita ini dari veteran Subhu Desang Dg Ngerang, bahwa dahulu jika seseorang menyimpan dendam maka ada yang melakukannya dengan cara demikian , katanya " ia yang dirasuki amarah itu akan membawa tombak ke rumah yang ia demdam pada waktu tengah malam, bahkan waktunya tidak terduga karena biasa pas seseorang sedang buang air kecil, tiba-tiba seseorang menombaknya dengan tombak pusaka".
Rumah panggung dan kolom rumah adalah tempat eksekusi soppa di Kabupaten. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pengantar__
Sebuah daerah yang menghibahkan diri pada ilalang yang tegak bagai tombak, ia menghampiri gulungan ombak, sakral malam ia tuntaskan dendamnay
Menandai peristiwa soppa hari itu, bersenandunglah teks berikut "cinampeppi wenniE...u pappurakki emmitai mata esso ri eleE", (Bhs.Bugis Terj : tunggulah, kedatangan malam.... dan kau bagai tak melihat matahari di esoknya), sebuah ancaman dan waktu hidup terlalu singkat karenanya.
Manusia adalah pengada, ungkap Climacus, yang memiliki kesadaran (consciousness). Bukan hanya kesadaran terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, tetapi juga kesadaran terhadap diri sendiri (self-consciousness). Dengan kata lain, kesadaran untuk menentukan hidupnya: ”bagaimana seharusnya hidup” dan ”bagaimana semestinya mati”.tapi mengapa "budaya dendam Bugis Makassar dalam "Soppa", adalah sebuah pilihan dari keduanya antara hidup juga kematian ?
Jika malam datang dan siang sebelumnya kau batukan dadaku dengan dendam, aku tak dimana-mana juga tak pada kota yang gelap, aku ruh yang bercerai berai menunggu "soppa" atau melakukan "massoppa" dalam budaya dendam Bugis Makassar dalam "Soppa"di bawah kolom rumahmu, apakah kau mengenal ini sebelumnya?, sebab tak ada jejak bahkan sesuatupun yang mampu meraba atau menandai, hanya ususmu saja yang terburai atau lembing tersebut mengena pahamu dan tembus hingga keperut, malam malam gelap.....bayangan kecil dengan pundak memanggul lembing, bayangan yang pergi meninggalkan korbannya usai membalaskan dendam
0 comments